tag:blogger.com,1999:blog-12941447578154189692024-02-18T18:16:38.118-08:00ABU ILA AL-HILIRI ON-LINEHIDUP HANYA SEKALI DAN BELUM TENTU LAMA, TIDAK ADA YANG MENJAMIN BESOK LUSA MASIH HIDUP, MARI KITA SELALU SHALAT BERJAMAAH DI MASJID SEBELUM DISHALATKAN.
MINTA MAAFLAH..,MAAFKALAH SAUDARAMU, MINTA MAAFLAH DAN MAAFKANLAH SAUDARAMUAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/05996752163407622320noreply@blogger.comBlogger45125tag:blogger.com,1999:blog-1294144757815418969.post-31346126648516263932016-07-23T07:58:00.000-07:002017-04-11T08:07:46.983-07:00*Ada seorang tukang TAHU...*<div dir="ltr" style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Setiap<span style="font-size: 12.8px;"> hari ia menjual dagangannya ke pasar. Untuk sampai ke pasar, dia harus naik angkot langganannya. Dan untuk sampai ke jalan raya, ia harus melewati pematang sawah.</span></div>
<div style="font-size: 12.8px; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.8px;">Setiap pagi ia selalu berdoa kepada *Allah* agar dagangannya laris. Begitulah setiap hari, sebelum berangkat berdoa terlebih dahulu dan pulang sore hari. Dagangannya selalu laris manis...</span></div>
<br />
<div dir="ltr" style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.8px;">Suatu hari, ketika ia melewati sawah menuju jalan raya utk naik angkot langganannya, entah kenapa tiba2 ia terpeleset ke sawah...,</span><br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.8px;">Semua dagangannya jatuh hancur berantakan! Jangankan untung, modal pun buntung!!!! Mengeluh ia kepada *Allah*, bahkan *"menyalahkan"* *Allah*, mengapa ia diberi cobaan seperti ini ????</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.8px;">Padahal ia selalu berdoa setiap pagi. Akhirnya ia pun pulang tidak jadi berdagang. Tapi dua jam kemudian ia mendengar kabar, bahwa angkot langganannya yg setiap hari ia naiki, pagi itu jatuh kedalam jurang. Semua penumpangnya tewas!! Hanya ia satu2nya calon penumpang yg *selamat*, "gara2" tahunya jatuh ke sawah, sehingga ia tdk jadi berdagang dan membawa pulang tahu2nya yg sdh rusak tadi.</span></div>
<br />
<div dir="ltr" style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.8px;">sorenya ada seorg peternak bebek mencari dia dan hendak membeli tahu utk makanan bebek namun anehnya peternak bebek itu mencari tahu yg rusak krn hanya utk campuran makanan bebek saja...</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.8px;">spontan bapak itu nangis bahagia krn tahunya yg remek dibeli semua oleh peternak bebek itu...</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.8px;">*_Ayyuhannaas_*... *_Doa tdk harus dikabulkan sesuai permintaan_* *_tapi terkadang diganti oleh ALLAH SWT dgn sesuatu yg jauh lebih baik daripada yg diminta_* </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.8px;">*_Maha Tahu kebutuhan kita, dibandingkan diri kita sendiri_*</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.8px;">*_Karena itu janganlah jemu berdoa, juga jangan menggerutu apalagi mengutuk!_*</span></div>
<br />
<div dir="ltr" style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px; text-align: justify;">
*_Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu_* </div>
<div dir="ltr" style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px; text-align: justify;">
*ALLAH SWT mengetahui sedang manusia tdk mengetahui*</div>
<div dir="ltr" style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px; text-align: justify;">
*_Jika ALLAH SWT menjawab doamu Ia sedang menambahkan imanmu, Jika Ia menundanya, Ia sedang menambahkan kesabaranmu_*</div>
<div dir="ltr" style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px; text-align: justify;">
*_Jika Ia tdk menjawab doamu, *_Ia sedang mempersiapkan yg terbaik untukmu_*</div>
<div dir="ltr" style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px; text-align: justify;">
Selalulah bersangka baik atas semua hal</div>
<div dir="ltr" style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.8px;">*Semoga ada manfaatnya*</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.8px;">*Aamiin*</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05996752163407622320noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1294144757815418969.post-23295049228340014052016-07-20T23:44:00.000-07:002016-07-20T23:46:16.633-07:00ISTIGFAR<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.32px; margin-bottom: 6px;">
<h2>
ISTIGHFAR*<br /><span class="_4ay8" style="font-size: 16px; line-height: 12px; vertical-align: middle;">➖</span><span class="_4ay8" style="font-size: 16px; line-height: 12px; vertical-align: middle;">➖</span><span class="_4ay8" style="font-size: 16px; line-height: 12px; vertical-align: middle;">➖</span><span class="_4ay8" style="font-size: 16px; line-height: 12px; vertical-align: middle;">➖</span><span class="_4ay8" style="font-size: 16px; line-height: 12px; vertical-align: middle;">➖</span>Imam Ahmad bin Hambali Rahimakumullah (murid Imam Syafi'i) dikenal juga sebagai Imam Hambali.<br />Dimasa akhir hidup beliau bercerita,_"satu waktu (ketika saya sudah usia tua) saya tidak tau kenapa ingin sekali menuju satu kota di Irak,"_ . Padahal tidak ada janji sama orang dan tidak ada hajat.<br />Akhirnya Imam Ahmad pergi sendiri menuju ke kota Bashrah. Beliau bercerita, _"Begitu tiba disana waktu magrib..ikut shaIat magrib, beres shalat magrib baca quran smbl nunggu isya', ikut shalat berjamaah isya di masjid, hati saya merasa tenang, kemudian saya ingin istirahat."_<br />Begitu selesai shalat dan jamaah bubar, Imam Ahmad ingin tidur di masjid, tiba-tiba marbot masjid datang menemui imam Ahmad sambil bertanya, "_kamu mau ngapain disini, syaikh."_<br />(kata "syaikh" bisa dipakai untuk 3 panggilan, bisa untuk orang tua, orang kaya ataupun orang yang berilmu.<br />Panggilan Syaikh dikisah ini panggilan sebagai orang tua, karena marbot tahunya sebagai orang tua).<br />Marbot tidak tau kalau beliau adalah Imam Ahmad. Dan Imam Ahmad pun tidak memperkenalkan siapa dirinya.<br />Di Irak, semua orang kenal siapa Imam Ahmad, seorang ulama besar dan ahli hadits, sejuta hadits dihafalnya, sangat shalih dan zuhud. Zaman itu tidak ada foto sehingga orang tidak tau wajahnya, cuma namanya sudah terkenal.<br />Imam Ahmad menjawab, _"saya ingin istirahat, saya musafir."_<br />Kata marbot, _"tidak boleh, tidak boleh tidur di masjid."_<br />Imam Ahmad bercerita, _"saya didorong-dorong oleh orang itu disuruh keluar dari masjid.<br />Setelah keluar masjid,<br />dikunci pintu masjid.<br />Lalu saya ingin tidur di teras masjid."_<br />Ketika sudah berbaring di teras masjid marbotnya datang lagi, marah-marah kepada Imam Ahmad. _"Mau ngapain lagi syaikh?"_ Kata marbot.<br />_"Mau tidur, saya musafir"_ kata Imam Ahmad.<br />Lalu marbot berkata, _"di dalam masjid tdk boleh, di teras masjid juga tdk boleh."_ Imam Ahmad diusir. Imam Ahmad bercerita, _"saya didorong-dorong sampai jalanan."_<br />Disamping masjid ada penjual roti (rumah kecil sekaligus untuk membuat dan menjual roti). Penjual roti ini sedang membuat adonan, sambil melihat kejadian Imam Ahmad didorong-dorong oleh marbot tadi.<br />Ketika imam Ahmad sampai di jalanan, penjual roti itu memanggil dari jauh, "mari syaikh, anda boleh nginap di tempat saya, saya punya tempat, meskipun kecil".<br />Kata Imam Ahmad, _"baik."_ Imam Ahmad masuk ke rumahnya, duduk di belakang penjual roti yang sedang membuat roti (dengan tetap tidak memperkenalkan siapa dirinya, hanya bilang sebagai musafir).<br />Penjual roti ini punya perilaku khas, kalau Imam Ahmad mengajak bicara, dijawabnya.<br />Kalau tidak, dia terus membuat adonan roti sambil melafalkan istighfar, _"Astaghfirullah wa atubu ilaik"_,<br />Saat memberi garam, _Astaghfirullah_, memecah telur_Astaghfirullah_ , mencampur gandum _Astaghfirullah_ . Dia senantiasa mendawamkan istighfar. Sebuah kebiasaan mulia. Imam Ahmad memperhatikan terus.<br />Lalu imam Ahmad bertanya, _"sudah berapa lama kamu lakukan ini?"_<br />
Orang itu menjawab, _"sudah lama sekali syaikh, saya menjual roti sudah 30 tahun, jadi semenjak itu saya lakukan."_<br />Imam Ahmad bertanya, _"maa tsamarotu fi'luk?", "apa hasil dari perbuatanmu ini?"_<br />Orang itu menjawab, _"(lantaran wasilah istighfar) tidak ada hajat yang saya minta , kecuali pasti dikabulkan Allah. semua yang saya minta ya Allah...., langsung diwujudkan."_<br />(Nabi Muhammad SAW. pernah bersabda, _"siapa yang menjaga istighfar, maka Allah akan menjadikan jalan keluar baginya dari semua masalah dan Allah akan berikan rizki dari jalan yang tidak disangka-sangkanya."_ )<br />Lalu orang itu melanjutkan, _"semua dikabulkan Allah kecuali satu, masih satu yang belum Allah beri."_<br />Imam Ahmad penasaran lantas bertanya, _"apa itu?"_<br />Kata orang itu, _"saya minta kepada Allah supaya dipertemukan dengan Imam Ahmad."_<br />Seketika itu juga Imam Ahmad bertakbir, _"Allahu Akbar..! Allah telah mendatangkan saya jauh dari Bagdad pergi ke Bashrah dan bahkan sampai didorong-dorong oleh marbot masjid itu sampai ke jalanan, ternyata karena Istighfarmu.. "_<br />Penjual roti itu terperanjat, memuji Allah, ternyata yang didepannya adalah Imam Ahmad...<br />Ia pun langsung memeluk dan mencium tangan Imam Ahmad...<br />(Sumber: Kitab Manakib Imam Ahmad)<br />*****<br />Saudara/ri-ku tercinta..... marilah kita hiasi lisan kita dengan "Istighfar" kapanpun dan dimanapun kita berada...</h2>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05996752163407622320noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1294144757815418969.post-60429994424009869982015-04-22T01:01:00.000-07:002015-04-22T01:01:53.151-07:00<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzS4oHrUXaFTKFgji0jQktQRMJcmZQ6Ku8GbgZJl0bITgx9cYdp4YBU1Js5rNwx3qgsnF5sUht-mnebjTeW_tPV8PNJW3I4CZOnYzRNeIDjUwUJ_a8B_3kpkirc0oZ7wBsmsTTGHeuN6kC/s1600/1401358801642.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzS4oHrUXaFTKFgji0jQktQRMJcmZQ6Ku8GbgZJl0bITgx9cYdp4YBU1Js5rNwx3qgsnF5sUht-mnebjTeW_tPV8PNJW3I4CZOnYzRNeIDjUwUJ_a8B_3kpkirc0oZ7wBsmsTTGHeuN6kC/s1600/1401358801642.jpg" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVspmqtMvLnwUN9Rw5_sWw_XLL8G1PY1J9HcgZdQIWHXHuhq0-mBrckMY5w32-2XF0BvC-W7_Q-aF4ZIqit4AKHud6QxYOD_ge2X_vbmgPsjIabzFFhdNDrF1B6SBS32KNu9qaT0Tz72La/s1600/1408889352086.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVspmqtMvLnwUN9Rw5_sWw_XLL8G1PY1J9HcgZdQIWHXHuhq0-mBrckMY5w32-2XF0BvC-W7_Q-aF4ZIqit4AKHud6QxYOD_ge2X_vbmgPsjIabzFFhdNDrF1B6SBS32KNu9qaT0Tz72La/s1600/1408889352086.jpg" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkROfJOiZ_Y1OQFZXXknAKqJQl1o8Jjstd1QemxLYeUUmg3nX7teNvS1-OdaabQnjj6-O8gEHT4SIev9RTRN45Dk9WtUEmYedSLHVDTJHXgdPe7enf4FC6YicO-yszw7tCeoo3IC2w1lhc/s1600/1399176573149.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkROfJOiZ_Y1OQFZXXknAKqJQl1o8Jjstd1QemxLYeUUmg3nX7teNvS1-OdaabQnjj6-O8gEHT4SIev9RTRN45Dk9WtUEmYedSLHVDTJHXgdPe7enf4FC6YicO-yszw7tCeoo3IC2w1lhc/s1600/1399176573149.jpg" height="150" width="200" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsqrE6d9S_yNSiyI0ZxbB4a0Nax0miCgVvW4cxpktaI9Sfwt9EbAAri2XqQek6XLvM0sgjtUhAUA4MzObgZWJSsfHg8Bs9aGrEw4eu6-0mQcoIEqZBdXa1K7v-YW3U1HIPa5BnCCgVqV6I/s1600/1406111163519.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsqrE6d9S_yNSiyI0ZxbB4a0Nax0miCgVvW4cxpktaI9Sfwt9EbAAri2XqQek6XLvM0sgjtUhAUA4MzObgZWJSsfHg8Bs9aGrEw4eu6-0mQcoIEqZBdXa1K7v-YW3U1HIPa5BnCCgVqV6I/s1600/1406111163519.jpg" height="200" width="150" /></a></div>
<br />
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05996752163407622320noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1294144757815418969.post-89742576297068207412015-02-08T08:12:00.000-08:002015-02-08T08:12:07.423-08:00<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_h62Cq7gE2-4kZNCirh6gzHwKRANrd0e2OdGnwbgk8Bu1xnS8moVoH2_0-7MejccxyzNqPvdi53QllpDoVOxJW15soQqvHIXmKAPNjhg7KTIfbyDvEPUV_kNNeY4OM1H_yTSLEGqR-lRl/s1600/foto1232.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_h62Cq7gE2-4kZNCirh6gzHwKRANrd0e2OdGnwbgk8Bu1xnS8moVoH2_0-7MejccxyzNqPvdi53QllpDoVOxJW15soQqvHIXmKAPNjhg7KTIfbyDvEPUV_kNNeY4OM1H_yTSLEGqR-lRl/s1600/foto1232.jpg" height="320" width="240" /></a></div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-HiBPS3uJKKjdghtVCO_ABtN_fwa-hhZfreKkOvziUGwpxBlEscyJ8ufXb0CNvXZ3jYztyG9ocwheYOS_c4wrDYWpiTI9S5TbMGjFQBybuoeSEky_WQMRA9P3fUXMmE-O_Q1KCGZReQIc/s1600/1402211121523.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-HiBPS3uJKKjdghtVCO_ABtN_fwa-hhZfreKkOvziUGwpxBlEscyJ8ufXb0CNvXZ3jYztyG9ocwheYOS_c4wrDYWpiTI9S5TbMGjFQBybuoeSEky_WQMRA9P3fUXMmE-O_Q1KCGZReQIc/s1600/1402211121523.jpg" height="320" width="240" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgegmYDYO__xoovG9mcEhTxJiWVDyBjs8ZbuAV7jDh3x1q5zZ7z4xA52my4PAwnmRXAl-Ux670n0IiXrjC3IYPTfKr_n5A54IUi4qJr6t1l1yWYj2rKcAEdxlLIw1CMhro9AKoH6prBsPAM/s1600/1416651319127.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgegmYDYO__xoovG9mcEhTxJiWVDyBjs8ZbuAV7jDh3x1q5zZ7z4xA52my4PAwnmRXAl-Ux670n0IiXrjC3IYPTfKr_n5A54IUi4qJr6t1l1yWYj2rKcAEdxlLIw1CMhro9AKoH6prBsPAM/s1600/1416651319127.jpg" height="320" width="240" /></a><br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfa2yTWnz2JuyUtRY34QgiDql3XpjXUaXjZfaeX8BycCaZx86WbVQXrVnHJaOG3YHZDh4H4KT5_tFauCPgxGI_tBxAmGwSUguPCOpxFBDkN67Ruob_YYQy3yXu0-JFV0cQmCYL-XM_IQiE/s1600/1400762752187.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfa2yTWnz2JuyUtRY34QgiDql3XpjXUaXjZfaeX8BycCaZx86WbVQXrVnHJaOG3YHZDh4H4KT5_tFauCPgxGI_tBxAmGwSUguPCOpxFBDkN67Ruob_YYQy3yXu0-JFV0cQmCYL-XM_IQiE/s1600/1400762752187.jpg" height="320" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Add caption</td></tr>
</tbody></table>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxghj39XFovqyLTjrjQ79tey92VHtFTAlt32i9lHibWiSYo-9X3bgHpNhUyoH2UQDJIlE-UTolXxb1stb2gOvjKVoPxALXxetGHLoMyd46hunZYnv_KFv9yDFGVQvRJvlzP7T-YKuZL_sJ/s1600/1410660313861.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxghj39XFovqyLTjrjQ79tey92VHtFTAlt32i9lHibWiSYo-9X3bgHpNhUyoH2UQDJIlE-UTolXxb1stb2gOvjKVoPxALXxetGHLoMyd46hunZYnv_KFv9yDFGVQvRJvlzP7T-YKuZL_sJ/s1600/1410660313861.jpg" height="320" width="240" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Add caption</td></tr>
</tbody></table>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05996752163407622320noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1294144757815418969.post-7092970580134277742014-11-26T08:53:00.005-08:002015-02-10T23:12:03.752-08:00<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgA5Uta8shznDT1rY74SRRD7PhqNkACCCBWAAV7E9NvPTN-EdoMH2wWoSVe8iT_O5nGpxzvdMmXoHmDA2a3ZTvijfaaV1IcRCbvHlWuayoCmLGkpxOoBH12KepRCaFMQRoU3WIHfc7w3Wye/s1600/IMG0608A.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgA5Uta8shznDT1rY74SRRD7PhqNkACCCBWAAV7E9NvPTN-EdoMH2wWoSVe8iT_O5nGpxzvdMmXoHmDA2a3ZTvijfaaV1IcRCbvHlWuayoCmLGkpxOoBH12KepRCaFMQRoU3WIHfc7w3Wye/s1600/IMG0608A.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFbj_UN4B31NU8nwHl4MI2TvNEYbCrNRh-nVGXJPuzPu85cBJ3xgsigFfCRsog03ptRz7p4PtO6iui50CkHPvCTKR8yS3otKLl5MhCpfiUjkgVJkgGL9by7CeX3IGi4byUngWb1-J5CMj6/s1600/IMG0651A.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFbj_UN4B31NU8nwHl4MI2TvNEYbCrNRh-nVGXJPuzPu85cBJ3xgsigFfCRsog03ptRz7p4PtO6iui50CkHPvCTKR8yS3otKLl5MhCpfiUjkgVJkgGL9by7CeX3IGi4byUngWb1-J5CMj6/s1600/IMG0651A.jpg" height="150" width="200" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYJQ__DFqgFUXVjGHoXXb9Ue_QIkhGfLpi9dfHEMwiDIdj2y81N9hyphenhyphenn8h5FZxa1oXb2-HzfMjX0c4_trskAzbjLb6GicNOA4UBv6gsJKnOKk6RerLR0mHmHetfJWpES_ZVXEw74adzExZO/s1600/1399176573149.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYJQ__DFqgFUXVjGHoXXb9Ue_QIkhGfLpi9dfHEMwiDIdj2y81N9hyphenhyphenn8h5FZxa1oXb2-HzfMjX0c4_trskAzbjLb6GicNOA4UBv6gsJKnOKk6RerLR0mHmHetfJWpES_ZVXEw74adzExZO/s1600/1399176573149.jpg" height="150" width="200" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhD6fxGv092ru4pHBli7gcDMkdv5fv4TZCNnxSDO3YiIKuihjLlS3fFZZyACM7UkgG4HTe6HlSPJWiuP9fNtP_ycqxS8FMKwIsZ6_eAZzoR4MPYZiZjKUzXPCk6V-vBBBiTr15_zKJ0-v8q/s1600/foto1038+-+Copy.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhD6fxGv092ru4pHBli7gcDMkdv5fv4TZCNnxSDO3YiIKuihjLlS3fFZZyACM7UkgG4HTe6HlSPJWiuP9fNtP_ycqxS8FMKwIsZ6_eAZzoR4MPYZiZjKUzXPCk6V-vBBBiTr15_zKJ0-v8q/s1600/foto1038+-+Copy.jpg" height="320" width="240" /></a></div>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05996752163407622320noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1294144757815418969.post-6959946753097177782014-01-08T20:09:00.001-08:002014-01-08T20:14:38.469-08:00PAHALA TETAP MENGALIR DI ALAM KUBUR<!--[if !mso]>
<style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style>
<![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:DocumentProperties>
<o:Version>12.00</o:Version>
</o:DocumentProperties>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<o:shapedefaults v:ext="edit" spidmax="1027"/>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<o:shapelayout v:ext="edit">
<o:idmap v:ext="edit" data="1"/>
</o:shapelayout></xml><![endif]-->
<br />
<div class="judul">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1294144757815418969" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1294144757815418969" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"></a><br /></div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Salah satu anugerah Allah yang besar terhadap
hamba-Nya adalah dengan memberikan kepada mereka pintu kebaikan dan kebajikan.
Jika seorang hamba melakukan amalan kebaikan dan kebajikan, maka ia mendapat
pahala kebaikan di dalam kehidupan dunia, dan juga pahala baginya setelah
kematian. Bagi penghuni kubur, amalan mereka telah terputus. Amalan yang telah
dilakukan selama hidupnya akan dihisab dan diberi pahala. Sementara ada pula
yang mendapatkan taufik di dalam kuburnya karena kebaikan dan pahala terus
mengalir kepadanya. Dia sudah tak lagi beramal, namun pahala baginya tidak
pernah terhenti, derajatnya diangkat, kebaikannya semakin tumbuh dan pahalanya
semakin berlipat ganda, padahal ia telah terbaring di dalam kuburnya. Alangkah
bahagianya orang yang demikian itu. </div>
<div style="text-align: justify;">
Nabi telah mengabarkan bahwa ada tujuh perkara
yang pahalanya akan tetap mengalir kepada manusia di dalam kuburnya setelah ia
meninggal. Dari Anas,ia berkata, Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam
bersabda,</div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA"><br />
سَبعٌ يَجرِي لِلعَبدِ أَجرُهُنَّ وَهُوَ فِي قَبرِهِ بَعدَ مَوتِهِ مَن عَلَّمَ
عِلْماً أَو أَجرَى نَهراً أو حَفَرَ بِئراً أَو غَرَسَ نَخلاً أَو بَنَى مَسجِداً
أَو وَرَّثَ مُصحَفاً أَو تَرَكَ وَلَداً يَستَغفِرُ لَهُ بَعدَ مَوتِهِ </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>“Ada tujuh hal yang pahalanya akan tetap
mengalir bagi seorang hamba padahal dia sudah terbaring dalam kuburnya setelah
wafatnya, Orang yang mengajarkan suatu ilmu, mengalirkan sungai, menggali
sumur, menanam kurma, membangun masjid, mewariskan mushaf atau meninggalkan
anak yang memohonkan ampun buatnya setelah dia meninggal.”</i> (HR. al-Bazzar,
dinilai hasan oleh syaikh al-Albani dalam <i>Shahihul Jami’</i>)</div>
<div style="text-align: justify;">
Berikut beberapa penjelasan mengenai hadits
tersebut, </div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1.Mengajarkan Ilmu,</b> yang dimaksud dengan
ilmu adalah, segala ilmu pengetahuan yang</div>
<a name='more'></a>bermanfaat yang bisa mengantarkan
seseorang mengetahui tentang agama mereka dan mengenalkan Tuhan dan sesembahan
mereka, ilmu yang bisa membimbing mereka ke jalan yang lurus, dengan ilmu
tersebut ia bisa membedakan antara petunjuk dan kesesatan, kebenaran dan
kebatilan, demikian pula, pengetahuan halal dan haram. Dari sini menunjukkan
besarnya kedudukan ulama pemberi nasihat serta dai yang ikhlas yang mereka
hakikatnya pelita bagi seorang hamba dan tanda simbol ketinggian bagi sebuah
negara dan penopang umat dan sumber hikmah, kehidupan mereka adalah sebuah
kekayaan dan kematian mereka adalah sebuah bencana. Merekalah yang mengajari
orang-orang bodoh, mengingatkan orang-orang yang lalai dan menunjukkan
orang-orang yang tersesat. Tidak terbersit pada mereka kejelekan dan tidak
takut celaan. Ketika salah satu dari mereka meninggal, ilmunya akan tetap
tinggal dan terwariskan di antara manusia. Karangan dan ucapan mereka akan
senantiasa beredar. Para ulama tersebut terus mendapat aliran pahala yang
berlipat ganda, meskipun mereka berada di dalam kuburnya. <br />
<div style="text-align: justify;">
Dahulu orang-orang mengatakan, “Seorang alim
meninggal sementara kitabnya masih tetap ada.” Adapun saat ini, suara mereka
terekam dalam pita-pita kaset yang berisi pelajaran-pelajaran ilmiah, ceramah
dan khutbah yang penuh dengan manfaat. Sehingga manfaat ini akan dirasakan oleh
generasi setelahnya yang tidak hidup dan bertemu mereka. Dan orang-orang yang
mencetak buku-buku yang penuh manfaat dan menyebarkan karangan-karangan mereka
yang penuh faidah serta membagikan kaset-kaset ilmiah dan kaset dakwah, maka
bagi mereka pahala yang besar, <i>insyaallah.</i> </div>
<div style="text-align: justify;">
<b>2. Mengalirkan sungai,</b> Maksudnya adalah
membuat jalan air dari mata air dan sungai lainnya, agar air bisa mengalir
menuju tempat manusia dan sawah-sawah mereka. Sehingga, manusia bisa minum
dengan puas, tanaman tersirami, binatang ternak pun akan meminum air tersebut.
Berapa banyak kebaikan dari amal yang agung ini sebagai bentuk berbuat baik
kepada manusia dengan memudahkan mereka mendapatkan air yang mana merupakan
komponen terpenting dalam kehidupan. Termasuk di dalamnya adalah memanjangkan
pipa ke pemukiman penduduk, serta meletakan sumber air di jalan-jalan dan
tempat-tempat yang dibutuhkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><b>3.
Menggali sumur,</b> penjelasannya sama dengan yang tersebut di atas, dalam
hadits disebutkan dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi shallallohu 'alaihi
wasallam bersabda,<span dir="RTL" lang="AR-SA"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA"><br />
بَيْنَا رَجُلٌ بِطَرِيقٍ اشْتَدَّ عَلَيْهِ الْعَطَشُ فَوَجَدَ بِئْرًا فَنَزَلَ
فِيهَا فَشَرِبَ ثُمَّ خَرَجَ فَإِذَا كَلْبٌ يَلْهَثُ يَأْكُلُ الثَّرَى مِنْ
الْعَطَشِ ، فَقَالَ الرَّجُلُ: لَقَدْ بَلَغَ هَذَا الْكَلْبَ مِنْ الْعَطَشِ
مِثْلُ الَّذِي كَانَ بَلَغَ مِنِّي ، فَنَزَلَ الْبِئْرَ فَمَلَاء خُفَّهُ مَاءً
فَسَقَى الْكَلْبَ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ ، قَالُوا يَا رَسُولَ
اللَّه وَإِنَّ لَنَا فِي الْبَهَائِمِ لَأَجْرًا ؟ فَقَالَ فِي كُلِّ ذَاتِ
كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ </span></div>
<div style="tab-stops: 12.0cm; text-align: justify;">
<i>“Suatu ketika ada seorang
lelaki yang sangat kehausan di sebuah jalan, lalu dia menemukan sumur. Dia
turun ke sumur tersebut lalu meminum airnya lalu keluar. Tiba-tiba dia
mendapati seekor anjing yang menjulurkan lidahnya menjilat-jilat tanah karena
kehausan. Berkatalah lelaki tadi, “Anjing ini telah kehausan sebagaimana yang aku
rasakan tadi.” Lelaki tersebut kembali turun ke sumur dan mengisi sepatunya
dengan air, lalu diminumkan ke anjing tersebut. Maka, Allah bersyukur kepadanya
dan mengampuni dosa-dosanya.</i> Para sahabat bertanya, “Apakah kita bisa
mendapatkan pahala karena binatang? Rasulullah bersabda, <i>“Ya, berlaku baik
pada setiap yang bernyawa itu ada pahala.”</i> (HR. al-Bukhari dan Muslim) </div>
<div style="tab-stops: 12.0cm; text-align: justify;">
<b>4. Menanam pohon kurma,</b>
seperti sudah diketahui bersama, bahwa pohon kurma adalah pohon yang paling
utama dan sangat bermanfaat bagi manusia. Siapa yang menanam pohon kurma dan
bersedekah dengan buahnya kepada kaum muslimin, maka pahalanya akan terus
mengalir setiap kali ada orang yang memakan kurma tersebut, atau
memanfaatkannya baik itu manusia atau hewan. Hal ini berlaku pula pada segala
jenis pohon selain kurma yang bermanfaat bagi manusia. Penyebutan kurma adalah
karena keutamaan dan keistimewaannya. </div>
<div style="tab-stops: 12.0cm; text-align: justify;">
<b>5. Membangun masjid (tempat
yang paling dicintai Allah),</b> masjid adalah tempat yang diijinkan untuk
ditinggikan dan disebut nama-Nya di sana. Jika masjid dibangun, maka akan
didirikan shalat di dalamnya, dibacakan al-Qur’an di dalamnya, disebut nama
Allah, disebarkan ilmu dan sebagai tempat berkumpulnya kaum muslimin, serta
untuk kepentingan lain yang mengandung maslahat yang besar. Dan untuk orang
yang membangunnya ada pahala yang menunggu. Rasulullah berkata,<span dir="RTL" lang="AR-SA"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; tab-stops: 128.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span><br />
مَنْ بَنَى مَسْجِدًا يَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللَّهِ بَنَى اللَّهُ لَهُ مِثْلَهُ
فِي الْجَنَّةِ </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>“Barangsiapa yang membangun masjid karena
mengharap wajah Allah, maka Allah akan membangunkan sepertinya di Surga.” </i>(HR.
al-Bukhari dan Muslim) </div>
<div style="text-align: justify;">
<b>6. Mewariskan al-Qur’an,</b> itu dilakukan
dengan mencetak al-Quran atau membeli al-Qur’an kemudian mewakafkannya ke
masjid-masjid dan majelis-majelis ilmu yang dengannya kaum muslimin akan
memperoleh manfaat. Bagi yang mewakafkannya mendapat pahala yang besar setiap
kali mushaf tersebut dibaca, ditadabburi dan diamalkan oleh kaum muslimin. <br />
<br />
<b>7. Mendidik anak,</b> dengan memberikan pendidikan yang baik dan bersemangat
dalam membesarkan mereka di atas ketakwaan dan kebaikan, sehingga mereka
menjadi anak-anak yang baik dan shalih. Anak-anak tersebut akan mendoakan kedua
orangtuanya dengan kabaikan dan memohon kepada Allah agar memberikan kasih
sayang dan ampunan-Nya kepada mereka. Hal inilah yang akan menguntungkan orang
yang mati di dalam kuburnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Demikianlah
beberapa amalan yang akan tetap mengalirkan pahala meskipun yang mengamalkannya
telah meninggal dunia. <i>Wallahu a’lam.</i> <b>(Redaksi)</b> </div>
<div style="text-align: justify;">
[<b>Sumber:</b> Diterjemahkan secara bebas dari
makalah, <i>Sab’un Yajri Lil Abdi Ajruhuna Wa Huwa Fi Qabrihi Ba’da Mautihi,</i>
Syaikh Abdurrazak bin Abdul Muhsin al-Badr, dari situs <a href="http://www.al-badr.net/">http://www.al-badr.net</a>] <a href="http://www.alsofwah.or.id/">www.alsofwah.or.id</a> </div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05996752163407622320noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1294144757815418969.post-46567405822573848352013-12-19T14:29:00.000-08:002013-12-19T14:30:14.097-08:00Keutamaan anak Perempuan<div class="judul">
<br />
<span class="kalender"> </span></div>
<div align="justify">
<img align="left" border="0" height="100" src="http://alsofwah.or.id/images/perempuan.jpg" width="130" /></div>
<div align="justify">
Ketika sepasang suami istri mendambakan
kelahiran sang anak, banyak yang mendambakan agar yang lahir nanti
adalah seorang lelaki sebagai penerusnya kelak. Ketika Allah <i>Ta'ala</i>
menakdirkan bahwa mereka diberi amanat untuk mendidik anak perempuan,
sebagian mereka pun bersedih, kecewa bahkan marah kepada sang istri yang
tak kunjung melahirkan anak laki-laki. Mungkin bagi yang sudah punya 2
putri akan mendambakan bahwa yang ketiga adalah laki-laki, sehingga
ketika yang terlahir adalah perempuan lagi, ada raut kecewa terpancar
dari mereka.
<br />
<br />
Hakikatnya kekecewaan seperti ini serupa dengan kaum Jahiliyah yang Allah <i>Ta'ala</i> kabarkan dalam firman-Nya, artinya, <i>“Dan
apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak
perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia
menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita
yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan
menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah
(hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan
itu.”</i> (QS. an-Nahl; 58-59)
<br />
<br />
Lalu Allah <i>Ta'ala</i> mencela perbuatan kaum Jahiliyah ini dengan firman-Nya, artinya, <i>“dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh,” </i>(QS. at-Takwir: 8-9)
<br />
<br />
Rasulullah <i>Shalallahu 'alaihi Wasallam</i> pun bersabda, <i>“Sesungguhnya
Allah mengharamkan atas </i><br />
<a name='more'></a><i>kalian durhaka pada ibu, menolak untuk
memberikan hak orang lain dan menuntut apa yang bukan haknya, serta
mengubur anak perempuan hidup-hidup. Dan Allah membenci bagi kalian
banyak menyebar gosip, banyak bertanya, dan menyia-nyiakan harta.”</i> (HR. al-Bukhari, no. 5975 dan Muslim, no. 593)
<br />
<br />
Demikianlah perilaku kaum Jahiliyah yang sangat membenci anak
perempuan bahkan tega untuk menguburnya hidup-hidup. Dan yang sangat
disayangkan, banyak kaum muslimin yang hampir menyerupai mereka dalam
hal kebencian terhadap anak perempuan. Padahal kalau seandainya mereka
mengetahui ada pahala besar menanti mereka ketika dengan <i>legawa</i>
menerima kehadiran anak perempuan dan mendidiknya dengan benar, maka
niscaya tak ada lagi kesedihan yang memayungi mereka. Bahkan Imam Muslim
<i>Rahimahullah</i> meletakkan satu bab khusus dalam kitab <i>Shahih Muslim</i> dengan judul, “Keutamaan berbuat baik pada anak-anak perempuan”
<br />
<br />
Lalu apa keutamaan mendidik anak perempuan?
<br />
<br />
<b>Pertama; Anak perempuan adalah anugerah dari Allah <i>Ta'ala</i>.</b>
<br />
Allah <i>Ta'ala</i> berfirman, artinya, <i>“Kepunyaan Allah-lah
kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia
memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan
memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki, Atau Dia
menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang
dikehendaki-Nya, dan Dia membuat mandul siapa yang Dia kehendaki.
Sesungguhnya Dia Maha mengetahui lagi Maha Kuasa.”</i> (QS. asy-Syura: 49-50).
<br />
<br />
Az-Zuhaili <i>Rahimahullah</i>mengatakan bahwa Allah <i>Ta'ala</i> mendahulukan penyebutan anak-anak perempuan sebagai bentuk perhatian dan penjagaan Allah <i>Ta'ala</i>
kepada mereka karena kelemahan mereka dan sebagai bantahan kepada orang
Arab (Jahiliyyah) karena benci dengan anak perempuan. (lihat <i>Tafsir Al-Munir li Az-Zuhaili</i>, 25/101 (<i>Maktabah Syamilah</i>))
<br />
<br />
<b>Kedua; Menjadi sebab orangtua masuk Surga.</b>
<br />
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari ‘Aisyah <i>Radhiyallahu anha</i>, beliau <i>Radhiyallahu anha</i>
berkata, “Seorang wanita miskin datang kepadaku dengan membawa dua anak
perempuannya, lalu aku memberinya tiga buah kurma. Kemudian dia memberi
untuk anaknya masing-masing satu buah kurma, dan satu kurma ingin dia
masukkan ke mulutnya untuk dimakan sendiri. Namun kedua anaknya meminta
kurma tersebut. Maka si ibu pun membagi dua kurma yang semula hendak dia
makan untuk diberikan kepada kedua anaknya. Peristiwa itu membuatku
takjub sehingga aku ceritakan perbuatan wanita tadi kepada Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi Wasallam</i>. Maka Nabi <i>Shallallahu 'alaihi Wasallam</i> bersabda,</div>
<div align="justify" dir="rtl">
<br />
إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَوْجَبَ لَهَا بِهَا الْجَنَّةَ أَوْ أَعْتَقَهَا بِهَا مِنَ النَّارِ
</div>
<div align="justify">
<i>“Sesungguhnya Allah telah menetapkan baginya Surga dan membebaskannya dari Neraka.”” </i>(HR. Muslim, no.6863).
<br />
Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi Wasallam</i> bersabda, <i>“Barangsiapa yang memiliki tiga orang anak perempuan yang dia jaga, dia cukupi dan dia sayangi, maka pasti baginya Surga.”</i> Seseorang bertanya, “Dua juga, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, <i>“Dan dua juga.”</i> (<i>Shahih al-Adabul Mufrad,</i> no. 78/58)
<br />
Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi Wasallam</i> juga bersabda, </div>
<div align="justify" dir="rtl">
<br />
مَا مِن مُسلم تُدرِكُهُ ابنَتَان فَيُحْسِنُ صُحبتَهُمَا إِلاَّ أَدخلتَاهُ الجَنَّة
</div>
<div align="justify">
<i>“Tidaklah seorang muslim yang memiliki dua
anak perempuan yang telah dewasa, lalu dia berbuat baik pada keduanya,
kecuali mereka berdua akan memasukkannya ke dalam Surga.” </i> (<i>Shahih al-Adabul Mufrad,</i> no. 77/57)
<br />
<br />
<b>Ketiga; Menjadi penghalang siksa Neraka</b>
<br />
Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi Wasallam</i> bersabda,</div>
<div align="justify" dir="rtl">
<br />
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَكُونُ لَهُ ثَلاثُ بناتٍ فَيُنْفِقُ عَلَيْهِنَّ
حَتَّى يَبِنَّ أَوْ يَمُتْنَ إِلا كُنَّ لَهُ حِجَابًا مِنَ النَّار
فَقَالَتِ امْرَأَةٌ: أَوِ اثْنَتَانِ؟ قَالَ:وَثِنْتَانِ
</div>
<div align="justify">
<i>“Tidaklah seorang muslim memiliki tiga
orang putri kemudian menafkahinya sampai mereka menikah atau meninggal,
kecuali mereka akan menjadi penghalang dari Api Neraka.”</i> Kemudian ada seorang perempuan bertanya, “Atau dua juga?” Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi Wasallam</i> menjawab, <i>“Dua juga.”</i> (HR. at-Tabrani, berkata Syaikh al-Albani dalam <i>Shahih Targhib wa Tarhib,</i> no 1972, <i>“Hasan Lighairihi”</i>)
<br />
Dalam hadits lain dari ‘Uqbah bin ‘Amir <i>Radhiyallahu 'anhu</i>, bahwa Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi Wasallam</i> bersabda, </div>
<div align="justify" dir="rtl">
<br />
مَنْ كَانَ لَهُ ثَلَاثُ بَنَاتٍ فَصَبَرَ عَلَيْهِنَّ
فَأَطْعَمَهُنَّ وَسَقَاهُنَّ وَكَسَاهُنَّ مِنْ جِدَّتِهِ ، كُنَّ لَهُ
حِجَابًا مِنَ النَّارِ
</div>
<div align="justify">
<i>“Barangsiapa yang memiliki tiga orang anak
perempuan, lalu dia bersabar atas mereka, memberi mereka pakaian dari
hartanya, maka mereka menjadi penghalang baginya dari api neraka.”</i> (<i>Shahih al-Adabul Mufrad,</i> no. 76/56)
<br />
<br />
<b>Keempat; Berdampingan dengan Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi Wasallam</i> pada Hari Kiamat </b>
<br />
Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik <i>Radhiyallahu 'anhu</i>, dia berkata bahwa Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi Wasallam</i> bersabda, </div>
<div align="justify" dir="rtl">
<br />
مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تَبْلُغَا جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَا وَهُوَ وَضَمَّ أَصَابِعَهُ
</div>
<div align="justify">
<i>“Barangsiapa yang memelihara dua anak
perempuan hingga dewasa, dia akan datang pada hari kiamat dalam keadaan
aku dan dia (seperti ini).”</i> Beliau menggabungkan jari-jemarinya. (HR. Muslim. no. 6864)
<br />
<br />
Imam an-Nawawi <i>Rahimahullah</i> menjelaskan, “Yang dimaksud </div>
<div align="justify" dir="rtl">
<br />
(عَالَ)
</div>
<div align="justify">
adalah menunaikan hak-hak dengan menafkahi dan mendidik mereka serta memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang lainnya.” (<i>Syarhu Shahih Muslim li an-Nawawi,</i> 8/472)
<br />
<br />
<b>Kelima; Menyerupai Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi Wasallam</i></b>
<br />
Karena Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi Wasallam</i> memiliki empat orang anak perempuan yang lahir dari Khadijah <i>Radhiyallahu 'anha</i>. Mereka adalah, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, dan Fatimah. Bahkan Fatimah <i>Radhiyallahu 'anha</i> mendapat keutamaan besar dengan menjadi wanita terbaik penghuni Surga. Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi Wasallam</i> bersabda,</div>
<div align="justify" dir="rtl">
<br />
أَفْضَلُ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ: خَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ
وَفَاطِمَةُ بِنْتُ مُحَمَّدٍ، وَآسِيَةُ بِنْتُ مُزَاحِمٍ امْرَأَةُ
فِرْعَوْنَ، وَمَرْيَمُ ابْنَةُ عِمْرَانَ
</div>
<i>“Sebaik-baik wanita penghuni Surga adalah
Khadijah bintu Khuwailid, Fathimah bintu Muhammad, Asiyah bintu Muzahim
istri Fir’aun, dan Maryam bintu ‘Imran.”</i> (HR. Ahmad, no. 2668).
<br />
<br />
<b>Contoh kasih sayang dengan anak perempuan</b>
<br />
Sungguh contoh nyata ungkapan kasih sayang orangtua terhadap anak
perempuan adalah seperti yang langsung dicontohkan oleh Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi Wasallam</i>. ‘Aisyah <i>Radhiyallahu 'anha</i> mengisahkannya kepada kita, “Aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih mirip dengan Nabi <i>Shallallahu 'alaihi Wasallam</i> dalam cara bicara maupun duduk dari Fathimah.” ‘Aisyah berkata lagi, “Adalah Nabi <i>Shallallahu 'alaihi Wasallam</i> jika melihat Fathimah datang, beliau <i>Shallallahu 'alaihi Wasallam</i>
mengucapkan selamat datang padanya, lalu berdiri menyambutnya dan
menciumnya, kemudian beliau menggandeng tangannya sampai beliau dudukkan
Fathimah di tempat duduk beliau. Demikian pula ketika Nabi <i>Shallallahu 'alaihi Wasallam</i> datang padanya, maka Fathimah <i>Radhiyallahu 'anha</i> mengucapkan selamat datang pada beliau, kemudian berdiri menyambutnya, menggandeng tangannya, lalu menciumnya.” (<i>Shahih al-Adabul Mufrad,</i> no. 947/729)
<br />
<br />
Contoh lainnya seperti dilakukan oleh sahabat terbaik Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi Wasallam</i> Abu Bakar ash-Shiddiq <i>Radhiyallahu 'anhu</i>. kisahnya diceritakan oleh al-Bara’ bin ‘Azib <i>Radhiyallahu 'anhu</i>, “Aku pernah masuk bersama Abu Bakar <i>Radhiyallahu 'anhu</i> menemui keluarganya. Ternyata ‘Aisyah <i>Radhiyallahu 'anha</i> putrinya sedang terbaring sakit panas. Aku pun melihat Abu Bakar <i>Radhiyallahu 'anha</i> mencium pipi putrinya sambil bertanya, <i>‘Bagaimana keadaanmu, wahai putriku?’</i>”(HR. al-Bukhari, no. 3918)
<br />
<br />
Demikianlah keindahan dan pahala besar bagi yang memiliki anak
perempuan, semoga hadirnya tulisan ini bisa menjadi pencerah bagi
siapapun yang punya anak perempuan. <i>Wallahu a’lam</i> (<b>Redaksi</b>)
<br />
[<b>Sumber:</b> Diambil dari berbagai sumber]
: <a href="http://www.alsofwah.or.id/">www.alsofwah.or.id</a> Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05996752163407622320noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1294144757815418969.post-81242338255190223232013-12-19T14:24:00.001-08:002013-12-19T14:24:37.359-08:00Fatimah Sang Wanita Terbaik<div class="judul">
Fatimah Sang Wanita Terbaik<span class="kalender"> </span></div>
<img align="left" border="0" height="100" src="http://alsofwah.or.id/images/fatimah.jpg" width="130" /><br /><div align="justify">
Fathimah adalah putri Rasulullah <i>Shalallahu 'alaihi wa Salam</i>. Ibunya bernama Khadijah binti Khuwalid <i>Radhiyallahu anha</i>, ibu kaum mukminin.
<br />
<br />Fathimah dilahirkan tatkala kaum Quraisy tengah merenovasi Ka’bah lima tahun sebelum Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi wa Salam</i> diutus sebagai Nabi.
<br />
<br />Sejak masa kanak-kanak, dalam usia dini Fathimah <i>Radhiyallahu anha</i> telah memahami serangan yang dilancarkan oleh kaum Quraisy kepada ayahnya. Jika ayahnya bepergian, Fathimah <i>Radhiyallahu anha</i>
mengikuti dan menyertai ayahnya. Akhirnya, terjadilah sesuatu peristiwa
yang tak akan terlupakan. Suatu kali ayahnya sedang sujud di Masjidil
Haram, sedangkan di sekelilingnya ada kaum musyrikin Quraisy. Datanglah
Uqbah bin Abi Mu’ith membawa bangkai kambing. Dia melemparkannya ke
punggung Nabi <i>Shallallahu 'alaihi wa sallam</i>. Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi wa salam</i>
tidak dapat mengangkat kepalanya hingga Fathimah datang dan
menyingkirkan bangkai itu dan menyebutkan orang yang melakukannya. Saat
itulah Nabi <i>Shallallahu 'alaihi wasalam</i> menengadahkan kepala seraya berdoa, <i>“Ya
Allah, Engkau yang akan menghadapi pemuka Quraisy. Ya Allah, Engkau
yang akan menghadapi Abu Jahal dan Hisyam, Utbah bin Rabi’ah, Uqbah bin
Abi Mu’ith, dan Ubay bin Khalaf.” </i>(HR. Muslim).
<br />
<br /><i>Pembaca yang budiman…</i>
<br />
<br />Setelah tiba saatnya menikah, ia pun dinikahkan oleh ayahnya dengan Ali bin Abi Thalib <i>Radhiyallahu anhu</i> yang tidak lain adalah salah seorang keponakan beliau <i>Shallallahu 'alaihi wasalam</i> sendiri.
<br />
<br />Sejak pertama kali menginjakkan kaki di rumah suaminya, Fathimah <i>Radhiyallahu anha</i>
mengetahui </div>
<a name='more'></a>bahwa dia memiliki kewajiban yang besar terhadap suaminya.
Dia mengetahui kondisi ekonomi suaminya, mengetahui bagian dalamnya,
serta mengetahui beban dan tugas yang dituntut oleh kehidupan.
<br />
<br />Ummu Aiman <i>Radhiyallahu anha</i> menceritakan beberapa perabot yang dimiliki Fathimah <i>Radhiyallahu anha</i> serta perlengkapan yang dibawa Ali <i>Radhiyallahu anhu</i> untuk Fathimah <i>Radhiyallahu anha</i>. Dia berkata, perlengkapan Fathimah <i>Radhiyallahu anha</i>
hanya kain beludru, bantal kulit yang isinya berupa rumput kering,
penggilingan yang dijalankan dengan tangan, alat minum dan dua buah
wadah.
<br />
<br />Sang suami tidak mampu mengupah pelayan yang akan membantunya dalam melaksanakan pekerjaan yang berat. Karenanya, Ali <i>Radhiyallahu anha</i> berusaha untuk membantu istrinya mengerjakan beberapa pekerjaan rumah jika kondisinya memungkinkan.
<br />
<br />Fathimah <i>Radhiyallahu anha</i> pernah datang kepada ayahnya
ditemani sang suami dalam rangka meminta pembantu atas inisiatif
suaminya. Namun, usahanya nihil. Lalu, Fathimah dan suaminya pun pergi.
Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi wasalam</i> merasakan hatinya terpaut
dengan hati keduanya dan mengikuti keduanya kemana mereka pergi. Ketika
hari mulai gelap dan dunia dipenuhi dengan kegelapan yang menyeluruh,
Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi wasalam</i> pergi ke rumah mereka. Saat itu, mereka sudah beranjak ke peraduan. Saat mereka hendak menghampiri Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi wasalam</i>, beliau <i>Shallallahu 'alaihi wasalam</i> segera berkata, <i>“Tetaplah di tempatmu.”</i> Beliau <i>Shallallahu 'alaihi Wasalam</i> melanjutkan sabdanya dengan lembut, <i>‘Maukah aku beritahukan kepadamu sesuatu yang lebih baik daripada yang engkau pinta?’</i> Keduanya menjawab, ‘tentu saja, wahai Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi Wasalam</i>.’ Beliau <i>Shallallahu 'alaihi Wasalam</i> bersabda, <i>“Ada
beberapa kalimat yang diajarkan Jibril, yaitu membaca
tasbih(subhanallah) 10 kali, tahmid (alhamdulillah) 10 kali, dan takbir
(Allahu akbar) 10 kali setiap kali selesai shalat. Jika kamu beranjak ke
peraduan bacalah tasbih 33 kali, tahmid 33 kali, dan takbir 33 kali.”</i> (HR. al-Bukhari dan Muslim). Setelah itu, beliau beranjak pergi meninggalkan mereka berdua.
<br />
<br />Setelah lebih dari tiga dasawarsa, terdengarlah ucapan Ali <i>Radhiyallahu anhu</i> tentang sabda Rasulullah <i>Shalallahu 'alaihi Wasalam</i>, “Demi Allah, aku tidak pernah meninggalkannya semenjak beliau <i>Shallallahu 'alaihi Wasalam</i>
mengajarkannya. Salah seorang sahabatnya bertanya, “Tidak tertinggal
pula pada malam Perang Shiffin?” Ali menjawab dengan tegas, “Tidak pula
pada malam Perang Shiffin.” (<i>Thabaqat Ibnu Sa’ad,</i> VII:25)
<br /><i>Pembaca yang budiman…</i>
<br />Fathimah <i>Radhiyallahu anha</i> adalah seorang wanita yang utama.
Banyak hal yang menunjukannya sebagaimana tercermin dalam banyak riwayat
hadits, di antaranya,
<br />
<br /><b>a. Penghulu semua wanita di Surga</b>
<br />Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi Wasalam</i> pernah bersabda kepada Fathimah,<br />
<div align="justify" dir="rtl">
<br />أَمَا تَرْضَيْنَ أَنْ تَكُونِي سَيِّدَةَ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ أَوْ نِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ
</div>
<div align="justify">
<i>“Tidakkah engkau ridha akan menjadi penghulu para wanita Surga atau (penghulu) para wanita mukminin (orang-orang yang beriman).”</i> (HR.al-Bukhari).
<br />
<br /><b>b. Membuat Fathimah marah, telah membuat marah Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi Wasalam</i></b>
<br />Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi Wasalam</i> bersabda,</div>
<div align="justify" dir="rtl">
<br />فَاطِمَةُ بَضْعَةٌ مِنِّي فَمَنْ أَغْضَبَهَا أَغْضَبَنِي
</div>
<div align="justify">
<i>“Fathimah adalah bagian dariku. Maka barangsiapa yang menjadikannya marah berarti telah membangkitkan kemarahanku.”</i> (HR. al-Bukhari).
<br />
<br /><b>c. Menyakiti Fathimah, menyakiti Nabi <i>Shallallahu 'alaihi Wasalam</i></b>
<br />Rasulullah <i>Shalallahu 'alaihi Wasalam</i> bersabda, </div>
<div align="justify" dir="rtl">
<br />فَإِنَّمَا هِيَ بَضْعَةٌ مِنِّي يُرِيبُنِي مَا أَرَابَهَا وَيُؤْذِينِي مَا آذَاهَا
</div>
<div align="justify">
<i>“Sesungguhnya dia (Fathimah) adalah bagian
dari diriku, aku merasa senang dengan apa saja yang menyenangkannya dan
aku merasa tersakiti atas semua yang menyakitinya.”</i> (HR.al-Bukhari).
<br />
<br /><b>d. Allah marah karena marahnya Fathimah</b>
<br />Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi Wasalam</i> pernah bersabda kepada Fathimah,</div>
<div align="justify" dir="rtl">
<br />إِنَّ اللَّهَ يَغْضَبُ لِغَضَبِكِ وَيَرْضَى لِرَضَاكِ
</div>
<div align="justify">
<i>“Sesungguhnya Allah marah karena marahmu dan Allah ridha karena ridhamu.”</i> (HR.ath-Thabrani di dalam <i>al-Mu’jam al-Kabir</i>)
<br />
<br /><b>e. Anak putri Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi Wasalam</i> yang paling utama</b>
<br />Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi Wasalam</i> bersabda, </div>
<div align="justify" dir="rtl">
<br />هِيَ أَفْضَلُ بَنَاتِي أُصِيبَتْ فِيَّ
</div>
<div align="justify">
<i>“Dia (yakni: Fathimah) adalah putriku yang paling utama di antara yang lainnya, ia ikut merasakan penderitaanku.”</i> (HR. al-Hakim di dalam <i>al-Mustadrak</i>)
<br />
<br /><b>f. Termasuk wanita penduduk Surga terbaik</b>
<br />Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi Wasalam</i> bersabda, </div>
<div align="justify" dir="rtl">
<br />أَفْضَلُ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ: خَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ
وَفَاطِمَةُ بِنْتُ مُحَمَّدٍ وَمَرْيَمُ ابْنَةُ عِمْرَانَ وَآسِيَةُ
بِنْتُ مُزَاحِمٍ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ
</div>
<i>“Wanita-wanita penghuni Surga terbaik, yaitu; Khadijah bintu Khuwailid, Fathimah bintu Muhammad <i>Shallallahu 'alaihi Wasalam</i>, Maryam bintu ‘Imran, dan Asiyah bintu Muzahim Istri Fir’aun.”</i> (HR. Ibnu Hibban dan lainnya).
<br />
<br /><b>Wafatnya Fathimah </b>
<br />Saat sakit Fathimah bertambah parah ia mengadukan ihwal fisiknya kepada Asma binti Umais (istri dari khalifah Abu Bakar <i>Radhiyallahu anhu</i>). Fathimah <i>Radhiyallahu anha</i>
berkata, “Dapatkah engkau menutupiku dengan sesuatu?” Asma berkata,
“Aku pernah melihat orang Habsyi membuat dipan untuk wanita, lalu
diikatkan sebuah tandu ke kaki dipan tersebut. Aku menyuruh orang-orang
membuatkan tandu untuk Fathimah sebelum dia wafat.” Fathimah meliriknya,
lalu berkata, “Kalian telah menutupiku. Semoga Allah <i>Ta'ala</i>menutupi
kalian.” Sebelum wafat, Fathimah berkata “Hai Ibu, curahkanlah air ke
tubuhku dengan baik.” Asma lalu menuangkan air. Fathimah mandi dengan
sebaik-baiknya. Dia berkata, “Bawakanlah pakaianku yang baru-baru.” Asma
membawakannya, lalu dia mengenakannya. Fathimah berkata, “Hai ibu,
sebentar lagi ruhku dicabut dan aku sudah mandi. Karenanya, tidak boleh
ada seorang pun yang membuka kafanku.” (<i>Tabaqat ibnu Sa’ad,</i> VIII:27)
<br />
<br />Wafatnya Fathimah, semoga Allah <i>Ta'ala</i> melimpahkan rahmat kepadanya, pada malam selasa tanggal 3 Ramadhan tahun 11 Hijrah dalam usia kurang lebih 29 tahun (<i>al-Isti’aab,</i> IV:1899). <i>Wallahu a’lam.</i>
<br />(<b>Redaksi</b>)
<br />
<br /><b>Sumber:</b>
<br /><i>Rijalun wa Nisa’un Anzalallahu Fiihim Qur’aana,</i> Dr. Abdurrahman Umairah.
<br /><i>Fadhail Fathimah az-Zahra,</i> Abu Abdillah Muhammad bin Abdullah, yang dikenal dengan “Ibnul Bayyi’ al-Hakim an Naisaburiy (wafat tahun: 405 H).
<br />Dan sumber lainnya.
<a href="http://www.alsofwah.or.id/">www.alsofwah.or.id</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05996752163407622320noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1294144757815418969.post-86635145361523429812013-11-23T02:21:00.000-08:002013-11-23T02:21:16.261-08:001 TAMPARAN UNTUK 3 PERTANYAAN<!--[if !mso]>
<style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
b\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style>
<![endif]--><br />
<!--[if pub]><xml>
<b:Publication type="OplPub" oty="68" oh="256">
<b:OhPrintBlock priv="30E">281</b:OhPrintBlock>
<b:DptlPageDimensions type="OplPt" priv="1211">
<b:Xl priv="104">7772400</b:Xl>
<b:Yl priv="204">10058400</b:Yl>
</b:DptlPageDimensions>
<b:OhGallery priv="180E">259</b:OhGallery>
<b:OhFancyBorders priv="190E">261</b:OhFancyBorders>
<b:OhCaptions priv="1A0E">257</b:OhCaptions>
<b:OhQuillDoc priv="200E">276</b:OhQuillDoc>
<b:OhMailMergeData priv="210E">262</b:OhMailMergeData>
<b:OhColorScheme priv="220E">279</b:OhColorScheme>
<b:DwNextUniqueOid priv="2304">1</b:DwNextUniqueOid>
<b:IdentGUID priv="2A07">0``````````````````````</b:IdentGUID>
<b:DpgSpecial priv="2C03">5</b:DpgSpecial>
<b:CTimesEdited priv="3C04">1</b:CTimesEdited>
<b:NuDefaultUnitsEx priv="4104">0</b:NuDefaultUnitsEx>
<b:OhImpositionEngine priv="440E">285</b:OhImpositionEngine>
</b:Publication>
<b:PrinterInfo type="OplPrb" oty="75" oh="281">
<b:OhColorSepBlock priv="30E">282</b:OhColorSepBlock>
<b:OpmOutsidePrintMode priv="B04">1</b:OpmOutsidePrintMode>
<b:FInitComplete priv="1400">False</b:FInitComplete>
<b:DpiX priv="2203">0</b:DpiX>
<b:DpiY priv="2303">0</b:DpiY>
<b:DxlOverlap priv="2404">0</b:DxlOverlap>
<b:DylOverlap priv="2504">0</b:DylOverlap>
</b:PrinterInfo>
<b:ColorSeperationInfo type="OplCsb" oty="79" oh="282">
<b:Plates type="OplCsp" priv="214">
<b:OplCsp type="OplCsp" priv="11">
<b:EcpPlate type="OplEcp" priv="213">
<b:Color priv="104">-1</b:Color>
</b:EcpPlate>
</b:OplCsp>
</b:Plates>
<b:DzlOverprintMost priv="304">304800</b:DzlOverprintMost>
<b:CprOverprintMin priv="404">243</b:CprOverprintMin>
<b:FKeepawayTrap priv="700">True</b:FKeepawayTrap>
<b:CprTrapMin1 priv="904">128</b:CprTrapMin1>
<b:CprTrapMin2 priv="A04">77</b:CprTrapMin2>
<b:CprKeepawayMin priv="B04">255</b:CprKeepawayMin>
<b:DzlTrap priv="C04">3175</b:DzlTrap>
<b:DzlIndTrap priv="D04">3175</b:DzlIndTrap>
<b:PctCenterline priv="E04">70</b:PctCenterline>
<b:FMarksRegistration priv="F00">True</b:FMarksRegistration>
<b:FMarksJob priv="1000">True</b:FMarksJob>
<b:FMarksDensity priv="1100">True</b:FMarksDensity>
<b:FMarksColor priv="1200">True</b:FMarksColor>
<b:FLineScreenDefault priv="1300">True</b:FLineScreenDefault>
</b:ColorSeperationInfo>
<b:TextDocProperties type="OplDocq" oty="91" oh="276">
<b:OhPlcqsb priv="20E">278</b:OhPlcqsb>
<b:EcpSplitMenu type="OplEcp" priv="A13">
<b:Color>134217728</b:Color>
</b:EcpSplitMenu>
</b:TextDocProperties>
<b:StoryBlock type="OplPlcQsb" oty="101" oh="278">
<b:IqsbMax priv="104">1</b:IqsbMax>
<b:Rgqsb type="OplQsb" priv="214">
<b:OplQsb type="OplQsb" priv="11">
<b:Qsid priv="104">1</b:Qsid>
<b:TomfCopyfitBase priv="80B">-9999996.000000</b:TomfCopyfitBase>
<b:TomfCopyfitBase2 priv="90B">-9999996.000000</b:TomfCopyfitBase2>
</b:OplQsb>
</b:Rgqsb>
</b:StoryBlock>
<b:ColorScheme type="OplSccm" oty="92" oh="279">
<b:Cecp priv="104">8</b:Cecp>
<b:Rgecp type="OplEcp" priv="214">
<b:OplEcp priv="F">Empty</b:OplEcp>
<b:OplEcp type="OplEcp" priv="111">
<b:Color>16724838</b:Color>
</b:OplEcp>
<b:OplEcp type="OplEcp" priv="211">
<b:Color>6750156</b:Color>
</b:OplEcp>
<b:OplEcp type="OplEcp" priv="311">
<b:Color>39423</b:Color>
</b:OplEcp>
<b:OplEcp type="OplEcp" priv="411">
<b:Color>13421772</b:Color>
</b:OplEcp>
<b:OplEcp type="OplEcp" priv="511">
<b:Color>8388736</b:Color>
</b:OplEcp>
<b:OplEcp type="OplEcp" priv="611">
<b:Color>8388608</b:Color>
</b:OplEcp>
<b:OplEcp type="OplEcp" priv="711">
<b:Color>16777215</b:Color>
</b:OplEcp>
</b:Rgecp>
<b:IScheme priv="304">19</b:IScheme>
<b:SzSchemeName priv="618">Iris</b:SzSchemeName>
</b:ColorScheme>
<![if pub11]>
<![endif]>
</xml><![endif]--><!--[if pub]><xml>
<b:Page type="OplPd" oty="67" oh="265">
<b:PtlvOrigin type="OplPt" priv="511">
<b:Xl>22860000</b:Xl>
<b:Yl>22860000</b:Yl>
</b:PtlvOrigin>
<b:Oid priv="605">(`@`````````</b:Oid>
<b:OhoplWebPageProps priv="90E">266</b:OhoplWebPageProps>
<b:OhpdMaster priv="D0D">263</b:OhpdMaster>
<b:PgtType priv="1004">5</b:PgtType>
<b:PtlvOriginEx type="OplPt" priv="1111">
<b:Xl>110185200</b:Xl>
<b:Yl>110185200</b:Yl>
</b:PtlvOriginEx>
</b:Page>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<o:shapedefaults v:ext="edit" spidmax="3075" fill="f" fillcolor="white [7]"
strokecolor="black [0]">
<v:fill color="white [7]" color2="white [7]" on="f"/>
<v:stroke color="black [0]" color2="white [7]">
<o:left v:ext="view" color="black [0]" color2="white [7]"/>
<o:top v:ext="view" color="black [0]" color2="white [7]"/>
<o:right v:ext="view" color="black [0]" color2="white [7]"/>
<o:bottom v:ext="view" color="black [0]" color2="white [7]"/>
<o:column v:ext="view" color="black [0]" color2="white [7]"/>
</v:stroke>
<v:shadow color="#ccc [4]"/>
<v:textbox inset="2.88pt,2.88pt,2.88pt,2.88pt"/>
<o:colormenu v:ext="edit" fillcolor="#63f [1]" strokecolor="black [0]"
shadowcolor="#ccc [4]"/>
</o:shapedefaults><o:shapelayout v:ext="edit">
<o:idmap v:ext="edit" data="1"/>
</o:shapelayout></xml><![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Ada seorang pemuda yang lama sekolah di luar negeri,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>kembali ke tanah air. Sesampainya di rumah ia meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang guru agama kyai atau siapa saja yang dapat menjawab 3 pertanyaannya. Akhirnya orang tua pemuda itu mendatangkan kyai.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Pemuda : Anda siapa dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Kiyai : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan anda.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Pemuda : Anda yakin? Sedangkan Profesor dan ramai orang yang pintar tidak</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">mampu menjawab pertanyaan saya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Kiyai : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Pemuda : Saya ada </span><span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; font-weight: bold; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;"><span dir="ltr"></span>3 pertanyaan</span><span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">1.Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukan wujud Tuhan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">kepada saya</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">2.Apakah yang dinamakan takdir</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">3.Kalau syaitan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang dibuat</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">dari api, tentu tidak menyakitkan buat setan. Sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Tiba-tiba kyai tersebut menampar pipi pemuda tadi dengan keras.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Pemuda : (sambil menahan sakit) Kenapa anda marah kepada saya?</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Kiyai : Saya tidak marah...Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 pertanyaan yang anda ajukan kepada saya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Pemuda : Saya sungguh-sungguh tidak mengerti.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Kiyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Pemuda : Tentu saja saya merasakan sakit.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Kiyai : Jadi anda percaya bahawa sakit itu ada?</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Pemuda : Ya!</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Kiyai : Tunjukan pada saya wujud sakit itu!</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Pemuda : Saya tidak bisa.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Kiyai : Itulah jawaban pertanyaan pertama...kita semua merasakan kewujudan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Kiyai : Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Pemuda : Tidak.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Kiyai : Apakah pernah terfikir oleh anda akan menerima tamparan dari saya hari ini?</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Pemuda : Tidak.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Kiyai : Itulah yang dinamakan takdir.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Kiyai : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda?</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Pemuda : Kulit.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Kiyai : Terbuat dari apa pipi anda?</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Pemuda : Kulit.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Kiyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Pemuda : Sakit.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Kiyai : Walaupun setan dijadikan dari api dan neraka juga terbuat</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">dari api, jika Tuhan menghendaki maka neraka akan menjadi tempat yang menyakitkan untuk setan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none;">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05996752163407622320noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1294144757815418969.post-75194710977323827242013-10-08T21:35:00.000-07:002013-10-08T21:36:35.232-07:00Kaya dengan atau Tanpa Harta, Bisa ?<div id="credit">
<br /></div>
<div align="CENTER" lang="" style="font-size: 18px;">
بسم الله الرحمن الرحيم</div>
<div align="JUSTIFY">
Kalau pertanyaan berikut diajukan kepada kita: mau
jadi orang kaya atau miskin? Tentu mayoritas, atau bahkan semua akan
memilih jadi orang kaya. Pilihan ini wajar karena kekayaan identik
dengan kebahagiaan, kecukupan dan ketenangan hidup, sementara tentu
tidak ada seorangpun yang ingin hidupnya sengsara.</div>
<div align="JUSTIFY">
Akan tetapi permasalahan yang sebenarnya adalah
dengan apa orang menjadi kaya sehingga dia bisa hidup tenang dan
berkecukupan? Apakah dengan harta benda atau pangkat dan jabatan duniawi
semata?</div>
<div align="JUSTIFY">
Jawabannya pasti: tidak, karena kenyataan di lapangan
membuktikan bahwa banyak orang yang memiliki harta berlimpah dan
jabatan yang tinggi tapi hidupnya jauh dari kebahagiaan dan digerogoti
berbagai macam penyakit kronis yang bersumber dari hati dan pikirannya
yang tidak pernah tenang.</div>
<div align="LEFT">
Kalau demikian, dengan apakah seorang manusia bisa meraih kekayaan, kecukupan dan kebahagiaan hidup sejati?</div>
<div align="LEFT" lang="">
Temukan jawaban pertanyaan di atas dalam hadits berikut ini::</div>
<div align="JUSTIFY">
Dari Abu Hurairah <i>radhiallahu’anhu</i> bahwa Rasulullah <i>Shallallahu’alaihi Wasallam</i> bersabda: “<i>Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta benda, tetapi kekayaan (yang hakiki) adalah kekayaan/kecukupan (dalam) jiwa (hati)</i>”<sup><a href="http://muslim.or.id/tazkiyatun-nufus/kaya-dengan-atau-tanpa-harta-bisa.html#sdfootnote1sym"><sup>1</sup></a></sup>.</div>
<div align="LEFT">
Inilah jawaban dari hadits Rasulullah <i>Shallallahu’alaihi Wasallam</i> yang merupakan wahyu Allah <i>Ta’ala</i> Pencipta
alam semesta beserta isinya, termasuk jiwa dan raga manusia. Dialah
Yang Maha Mengetahui tentang segala keadaan manusia, tidak terkecuali
sebab yang bisa menjadikan mereka meraih kekayaan, kecukupan dan
kebahagiaan hidup sejati.</div>
<div align="LEFT">
Maha benar Allah <i>Ta’ala</i> yang berfirman:</div>
<div align="CENTER" lang="" style="font-size: 18px;">
أَلا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ</div>
<div align="LEFT">
“<i>Bukankah Allah yang menciptakan (alam semesta
beserta isinya) maha mengetahui (segala sesuatu)? Dan Dia Maha Halus
lagi Maha Mengetahui</i>” (QS al-Mulk:14).</div>
<div align="LEFT">
Hadits ini merupakan argumentasi kuat, ditambah bukti
nyata di lapangan, yang menunjukkan bahwa kekayaan dan kecukupan dalam
hati merupakan sebab kebahagiaan hidup manusia lahir dan batin, meskipun
orang tersebut tidak memiliki harta yang berlimpah.</div>
<div align="LEFT">
Dalam hadits lain Rasulullah <i>Shallallahu’alaihi Wasallam</i> bersabda:
“Ketahuilah, sesungguhnya dalam tubuh manusia ada segumpal daging, jika
segumpal daging itu baik maka akan baik seluruh tubuh manusia, dan jika
segumpal daging itu buruk maka akan buruk seluruh tubuh manusia,
ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati manusia”<sup><a href="http://muslim.or.id/tazkiyatun-nufus/kaya-dengan-atau-tanpa-harta-bisa.html#sdfootnote2sym"><sup>2</sup></a></sup>.</div>
<div align="LEFT">
Benar, kekayaan yang sejati adalah <a href="http://muslim.or.id/tag/iman">iman</a> kepada Allah <i>Ta’ala</i> dan ridha terhadap segala ketentuan dan pemberian-Nya, ini akan melahirkan sifat <i>qana’ah</i> (selalu merasa cukup dengan rezki yang diberikan Allah <i>Ta’ala</i>).</div>
<div align="LEFT">
Inilah sifat yang akan membawa keberuntungan besar bagi hamba di dunia dan akhirat. Rasulullah <i>Shallallahu’alaihi Wasallam</i> bersabda: “<i>Sungguh
sangat beruntung seorang yang masuk Islam, kemudian mendapatkan rizki
yang secukupnya dan Allah menganugrahkan kepadanya sifat qana’ah (merasa
cukup dan puas) dengan rezki yang Allah Ta’ala berikan kepadanya</i>”<sup><a href="http://muslim.or.id/tazkiyatun-nufus/kaya-dengan-atau-tanpa-harta-bisa.html#sdfootnote3sym"><sup>3</sup></a></sup>.</div>
<div align="LEFT">
Apa yang dijelaskan dalam <a href="http://muslim.or.id/tag/hadits">hadits</a>
ini tidaklah mengherankan, karena arti “kaya” yang sesungguhnya adalah
merasa cukup dan puas dengan apa yang dimiliki, adapun orang yang tidak
pernah puas dan selalu rakus mencari tambahan, meskipun hartanya
berlimpah, maka sungguh inilah kemiskinan yang sejati, karena
kebutuhannya tidak pernah tercukupi.</div>
<div align="LEFT">
Imam Ibnu Baththal berkata: “Makna <a href="http://muslim.or.id/hadits">hadits</a>
di atas: Bukanlah kekayaan yang hakiki (dirasakan) dengan banyaknya
harta, karena banyak orang yang Allah jadikan hartanya berlimpah tidak
merasa cukup dengan pemberian Allah tersebut, sehingga dia selalu
bekerja keras untuk menambah hartanya dan dia tidak perduli dari manapun
harta tersebut berasal (dari cara yang halal atau <a href="http://muslim.or.id/tag/haram">haram</a>).
Maka (dengan ini) dia seperti orang yang sangat miskin karena
(sifatnya) yang sangat rakus. Kekayaan yang hakiki adalah kekayaan
(dalam) jiwa (hati), yaitu orang yang merasa cukup, <i>qana’ah</i> dan
ridha dengan rezki yang Allah limpahkan kepadanya, sehingga dia tidak
(terlalu) berambisi untuk menambah harta (karena dia telah merasa cukup)
dan tidak <i>ngotot</i> mengejarnya, maka dia seperti orang kaya”<sup><a href="http://muslim.or.id/tazkiyatun-nufus/kaya-dengan-atau-tanpa-harta-bisa.html#sdfootnote4sym"><sup>4</sup></a></sup>.</div>
<div align="LEFT">
Oleh karena itu, kemiskinan yang sebenarnya adalah sifat
rakus dan ambisi yang berlebihan untuk menimbun harta serta tidak
pernah merasa cukup dengan pemberian Allah <i>Ta’ala</i>.</div>
<div align="LEFT">
Padahal kalau saja seorang manusia mau berpikir dengan
jernih dan merenungkan, apakah kerakusan dan ketamakannya akan
menjadikan rezki yang telah Allah <i>Ta’ala </i>tetapkan baginya bisa
bertambah dan semakin luas? Tentu saja tidak, karena segala sesuatu yang
telah ditetapkan-Nya tidak akan berubah, bertambah atau berkurang.</div>
<div align="LEFT">
Bahkan lebih dari itu, justru kerakusan dan ambisi yang
berlebihan mengejar perhiasan dunia, itulah yang akan menjadikannya
semakin menderita dan sengsara. Rasulullah <i>Shallallahu’alaihi Wasallam</i> bersabda: “<i>Barangsiapa
yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka Allah akan
mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/tidak pernah
merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan
mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan
baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan
utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan
kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda)
duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di
hadapannya)</i>”<sup><a href="http://muslim.or.id/tazkiyatun-nufus/kaya-dengan-atau-tanpa-harta-bisa.html#sdfootnote5sym"><sup>5</sup></a></sup>.</div>
<div align="LEFT">
Kesimpulannya, orang yang paling kaya adalah orang yang paling <i>qana’ah</i> (selalu merasa cukup dengan rezki yang diberikan Allah <span style="font-family: 'AGA Arabesque';"></span>) dan ridha dengan segala pembagian-Nya. Rasulullah <i>Shallallahu’alaihi Wasallam</i> bersabda: “<i>…Ridhalah (terimalah) pembagian yang Allah tetapkan bagimu maka kamu akan menjadi <a href="http://muslim.or.id/tazkiyatun-nufus/orang-yang-paling-kaya.html">orang yang paling kaya</a> (merasa kecukupan)</i>”<sup><a href="http://muslim.or.id/tazkiyatun-nufus/kaya-dengan-atau-tanpa-harta-bisa.html#sdfootnote6sym"><sup>6</sup></a></sup>.</div>
<div align="LEFT" lang="">
Semoga tulisan ini bermanfaat untuk semua orang yang membaca dan merenungkannya.</div>
<div align="CENTER" lang="" style="font-size: 18px;">
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين</div>
<div align="CENTER">
Kota Kendari, 29 Rabi’ul awal 1434 H</div>
<div>
<div align="LEFT">
<a href="http://muslim.or.id/tazkiyatun-nufus/kaya-dengan-atau-tanpa-harta-bisa.html#sdfootnote1anc">1</a> HSR al-Bukhari (no. 6081) dan Muslim (no. 1051).</div>
</div>
<div>
<div align="JUSTIFY">
<a href="http://muslim.or.id/tazkiyatun-nufus/kaya-dengan-atau-tanpa-harta-bisa.html#sdfootnote2anc">2</a> HSR al-Bukhari (no. 52) dan Muslim (no. 1599).</div>
</div>
<div>
<div align="JUSTIFY">
<a href="http://muslim.or.id/tazkiyatun-nufus/kaya-dengan-atau-tanpa-harta-bisa.html#sdfootnote3anc">3</a> HSR Muslim (no. 1054).</div>
</div>
<div>
<div align="JUSTIFY">
<a href="http://muslim.or.id/tazkiyatun-nufus/kaya-dengan-atau-tanpa-harta-bisa.html#sdfootnote4anc">4</a> Kitab “<i>Tuhfatul ahwadzi</i>” (7/35).</div>
</div>
<div>
<div align="LEFT">
<a href="http://muslim.or.id/tazkiyatun-nufus/kaya-dengan-atau-tanpa-harta-bisa.html#sdfootnote5anc">5</a> HR
Ibnu Majah (no. 4105), Ahmad (5/183), ad-Daarimi (no. 229), Ibnu Hibban
(no. 680) dan lain-lain dengan sanad yang shahih, dinyatakan shahih
oleh Ibnu Hibban, al-Bushiri dan syaikh al-Albani.</div>
</div>
<div>
<div align="JUSTIFY">
<a href="http://muslim.or.id/tazkiyatun-nufus/kaya-dengan-atau-tanpa-harta-bisa.html#sdfootnote6anc">6</a> HR at-Tirmidzi (no. 2305) dan Ahmad (2/310), dinyatakan hasan oleh syaikh al-Albani.</div>
<div align="JUSTIFY">
—</div>
<div align="JUSTIFY">
Penulis: <a href="http://muslim.or.id/tag/ustadz">Ustadz</a> Abdullah bin Taslim al-Buthoni, MA.<br />
Artikel <a href="http://muslim.or.id/">Muslim.Or.Id</a></div>
</div>
<div id="credit">
<br /></div>
<br /><br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05996752163407622320noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1294144757815418969.post-71377575428347338742013-08-29T09:17:00.001-07:002013-08-29T09:17:14.717-07:00Hati-Hati Tentang Si Hati
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://img1.eramuslim.com/fckfiles/image/kisah/hati-hati-hati.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" border="0" height="125" src="http://img1.eramuslim.com/fckfiles/image/kisah/hati-hati-hati.jpg" width="200" /></a>“Pokoknya sakiiiiiit hati ini, sakiiit banget deh!”, keluhan seorang
sahabat tatkala menceritakan prihal pengkhianatan seseorang yang
dipercayainya. Mimik muka penuh kekesalan ditambah nada suara yang
menandai rasa jengkel.</div>
<div style="text-align: justify;">
Juga kelunya lidah seorang ibu, berurai air mata dan ragam tanya
dalam nuraninya, “Kenapa anak hamba yang dibesarkan dalam pendidikan
agama yang baik, tetapi melakukan perbuatan zina dan sering berdusta, Ya
Allah?”, ibu mana pun juga yang merupakan muslimah sholihat, pastilah
merasa hancur hatinya tatkala memetik kenyataan pahit melihat anaknya
‘kumpul kebo’ berlumur kehinaan dan belum juga bertaubat pada-NYA.</div>
<div style="text-align: justify;">
Lain lagi kalimat bijak dari Mas Fulan, seorang brother asal daerah
Jawa Timur, ia berkata, “Dulu sih sakiit sekali rasanya, ingin
melampiaskan dengan amarah atau bahkan membunuh… Tapi Alhamdulillah,
saya masih bisa mengontrol diri. Hati ini berkata ‘tidak, jangan
emosi’…. Maka sekarang saya lega… Alhamdulillah sudah ikhlas…”,
senyumnya ceria. Subhanalloh, padahal Mas Fulan itu mengalami kepahitan
suatu peristiwa hidup, pengalamannya ketika pulang ke rumah memergoki
istri tercinta tengah berselingkuh, pasangan selingkuhan itu adalah
saudara iparnya sendiri! Maka tatkala Mas Fulan menceraikan si istri,
adik perempuan Mas Fulan juga menjanda karena bercerai dengan suaminya
tersebut. Tamparan yang luar biasa bagi keluarga mereka. Sempat</div>
<a name='more'></a> trauma,
begitulah kata Mas Fulan, lima tahun lebih ia merasa ketakutan membuat
rencana berumah tangga kembali. Butuh waktu introspeksi diri, perlu
lebih banyak pertimbangan yang matang, karena ia ‘takut’ hatinya terluka
lagi.<br />
<div style="text-align: justify;">
Dua tahun lalu, Mas Fulan ‘sembuh’, berjumpa dengan pilihan hatinya
dan membangun rumah tangga yang baru dengan optimis, Allah ta’ala pasti
melimpahkan obat luka terbaik buatnya. Keberkahan mengiringi, saat ini
Mas Fulan telah menggendong jundi nan lama diimpikannya.
Alhamdulillahirobbil ‘alamiin.</div>
<div style="text-align: justify;">
Memang si hati selalu jadi perbincangan sepanjang masa. Urusan hati
berkaitan dengan cinta, benci, juga rindu dan sebagainya, dibahas tak
pernah usai. Kedalaman hati seseorang tiada yang tau, kecuali Allah SWT.
Dalam biografi dari Sufyan Ath-Thauree, Khalf ibn Tameem melaporkan
bahwa ia mendengar Sufyan berkata: “Visi mata (apa-apa yang dipandang)
seseorang bertujuan pada dunia fana, dan visi hati seseorang bertujuan
untuk akhirat. Ketika seorang pria ‘melihat’ dengan matanya, ia sia-sia,
(ia menilai sesuatu dari pandangan mata saja) tak bermanfaat. Adalah
ketika ia melihat dengan hatinya, baik melihat seseorang yang disukainya
maupun ‘melihat’ penilaian diri sendiri, ia memetik banyak manfaat.”</div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau zaman sekolah dulu, sang ustadzku pernah berpesan seraya
bercanda, “Ada tiga organ yang bicara…Wanita disebut cantik karena wajah
dan penampilannya, si mata yang bicara. Wanita cantik karena cerdas,
pandai dan rajin, itu otak atau akal pikiran yang berkata. Wanita cantik
karena berakhlakul karimah, baik budinya, itu si hati berucap. Dan mata
lebih cenderung memperturutkan nafsu, maka pertimbangkanlah kata hati,
karena kebaikan budi pekerti lebih berharga.”Dan sebagaimana yang kita
ketahui, kecintaan seseorang kepada Islam tentunya membuat selalu ingin
memahami dan terus menggali ilmu-ilmuNya. Dengan berusaha makin
memahami, maka akan terus berusaha mengamalkan rambu-rambuNya, dan wujud
yang paling terlihat adalah akhlakul karimah, kepribadian hidup
sehari-sehari. Itulah pancaran hati nan cantik.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sufyan Ath-Thauree pun pernah mengatakan tentang ‘bukti kesabaran
hati’. Tiga hal tanda engkau telah bersabar : Jangan bicarakan tentang
musibah yang menimpamu, jangan diumbar prihal sakit dan lukamu, serta
jangan memuji dirimu sendiri. Astaghfirrulloh, kebanyakan peristiwa
keseharian diri ini masih susah untuk bersabar, sibuk ‘nyari tempat
berkeluh kesah’, sulit menata hati padahal sudah sering mengingat akan
si obat hati, sebagaimana firman Allah ta’ala, bermakna, “Tidaklah
kalian ketahui bahwa hati hamba-hamba Allah SWT yang beriman itu
dibahagiakan oleh Allah dengan banyak berdzikir kepada-Nya.” (QS.
Al-Hadid [57] : 16)</div>
<div style="text-align: justify;">
Si hati jelita dengan kelurusan niat dan kesyukuran, tentunya
menampakkan sikap dan prilaku rendah hati dan ketulusan seseorang dalam
menjalani detik-detik hidupnya. Wajah pun sumringah bahagia. Sedangkan
hati yang dengki, iri, hingga berjibunnya penyakit hati, maka sikap yang
tampak adalah rakus, tamak, doyan mengadu-domba, menebar fitnah,
mencari celah ‘kemudahan mencapai tujuan’ dengan jalan apapun,
berkhianat serta kesulitan untuk tersenyum.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagaimana wasiat baginda Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wasallam</em>,
“…Ketahuilah, bahwa setiap raja memilliki daerah terlarang. Ketahuilah,
bahwa daerah terlarang Allah adalah hal-hal yang diharamkan.
Ketahuilah, bahwa dalam tubuh terdapat mudghah (segumpal daging), jika
ia baik, maka baik pula seluruh tubuhnya. Jika ia rusak, maka rusak pula
seluruh tubuhnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati”.
(HR. Bukhari dan Muslim)</div>
<div style="text-align: justify;">
<blockquote>
“Ada secuil catatan tentang si hati…<br />
Bilangan tahun adalah seperti pohon, bulan adalah dahannya,<br />
Hari-hari merupakan cabang-cabangnya, jam adalah daunnya,<br />
Dan nafas ibarat buahnya<br />
Siapa pun yang nafasnya digunakan untuk taat kepada Allah,<br />
Maka buah pohon itu akan baik, lezat dan murni manisnya<br />
Siapa pun yang nafasnya digunakan untuk mendurhakai Allah,<br />
Tentu buahnya akan jahat, busuk dan jelek<br />
Waktu panen adalah pada hari kiamat <br />
Yang pada saat itu buah akan ditampilkan,<br />
Apakah itu manis atau asam<br />
Ketulusan dan Tauhid adalah pohon dalam hati<br />
Cabang-cabangnya adalah perbuatan <br />
Dan buahnya adalah kenikmatan hidup selama ini <br />
Kehidupan duniawi dan kebahagiaan abadi di akhirat<br />
Buah tauhid dan ketulusan dalam kehidupan dunia adalah sama<br />
Allah limpahkan berkah kepada hamba –Nya nan ikhlas<br />
Balasan kebaikan berlipat ganda<br />
Kemusyrikan, berbohong, dan kemunafikan juga pohon dalam hati<br />
Buahnya adalah selama hidup tak tentram<br />
Diliputi rasa takut, tertekan, kesedihan, dan sesak dalam dada <br />
Kegelapan hati, dan di akhirat menelan az-zaqqum jua siksaan permanen<br />
Allah ta’ala menyebutkan dua pohon tersebut dalam ayat-ayat cinta-Nya Surah Ibrahim."<br />
</blockquote>
</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ya Allah, yang selalu membolak-balikkan hati, mantapkanlah hati kami dalam agama-Mu dan dalam ketaatan pada-Mu, amiin”. <em>Wallahu a’lam bish-shawab</em>.</div>
<div style="text-align: justify;">
by : bidadari_Azzam</div>
<div style="text-align: justify;">
(<a href="http://bidadariazzam.blogspot.com/">bidadariazzam.blogspot.com</a> @Krakow, jelang subuh 29 juli 2011)</div>
<div style="text-align: justify;">
Keterangan tentang Az-Zaqqum (Pohon Neraka Jahannam), Dari Ibnu Abbas ra, berkata, <em>“Nabi
SAW membaca ayat ini, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
beragama Islam. (QS. Ali-Imran [3] : 102), lalu beliau bersabda, ‘Andai
setetes pohon Az-Zaqqum menetes ke dunia, maka merusak kehidupan para
penduduk dunia. Bagaimana dengan orang yang makannya ialah Az-Zaqqum?”</em> (HR. At-Timidzi-Hadits ini Hasan shahih) Email: redaksi@eramuslim.com</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05996752163407622320noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1294144757815418969.post-9430814747949590982013-08-29T09:03:00.001-07:002013-08-29T09:03:47.238-07:00Simaklah Kisah Kisah Kematian, Agar Dapat Menyentuh Hati-Mu
<br />
<br /><div class="content text clearfix">
<div style="text-align: justify;">
<a class="fancybox" href="http://img.eramuslim.com/media/2013/08/kematian.jpeg" rel="fancybox" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="kematian" class="alignleft size-full wp-image-61447" height="149" src="http://img.eramuslim.com/media/2013/08/kematian.jpeg" width="200" /></a>Syaikh
Ali Ath-Thantawi dalam sebuah siaran radio dan Tv-nya mengambarkan
bahwa di Syam ada seorang laki-laki yang memiliki sebuah mobil truck
Lorie. Ketika mobil itu dijalankan, tanpa diketahui diatas badan mobil
itu ada orang. Mobil itu mengangkut peti yang sudah siap untuk
menguburkan mayat. Sedangkan di dalam peti itu terdapat kain yang bisa
digunakan sewaktu-waktu dibutuhkan. Tiba-tiba hujan turun dan air
mengalir deras. Orang itu pun bangun dan masuk ke dalam peti, dan
membungkus dirinya dengan kain yang ada di dalam peti. Kemudian di
tengah jalan ada seorang yang lain naik untuk menumpang ke bak mobil itu
di samping keranda. Dia tidak tahu bahwa di dalam peti itu ada orang.
Hujan belum berhenti. Orang yang kedua ini mengira bahwa dirinya hanya
sendirian di dalam mobil bak itu. Tiba-tiba dari dalam peti ada tangan
terjulur (untuk memastikan apakah hujan sudah berhenti atau belum).
Ketika tangan itu terjulur, kain yang membungkusnya juga ikut terjulur
keluar. Si penumpang itu kaget dan takut bukan kepalang. Dia mengira
bahwa mayat yang ada di dalam peti itu hidup kembali. Karena takutnya,
dia terjungkal dari mobil dengan posisi kepala di bawah. Dan, mati.</div>
<div style="text-align: justify;">
Demikianlah Allah menentukan kematian orang itu bahkan dengan cara yang bisa terdengar lucu seperti ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
Yang selalu harus diingat oleh seorang hamba adalah bahwa dia sedang
membawa dirinya bersama </div>
<a name='more'></a>kematian, bahwa dia sedang berjalan menuju
kematian, dan bahwa dia sedang menunggu kematian itu entah datang pagi
atau sore. Sungguh indah ungkapan Ali bin Abi Thalib,<br />
<div style="text-align: justify;">
<em><strong>“Sesungguhnya kematian terus mendekati kita, dan dunia
terus meninggalkan kita. Maka jadilah kalian anak-anak akhirat dan
janganlah kalian menjadi anak-anak dunia. Sesungguhnya hari ini adalah
beramal dan tidak ada hisab, dan esok adalah hisab dan tidak ada lagi
beramal.”</strong></em></div>
<div style="text-align: justify;">
Ungkapan Ali ini mengingatakan kita bahwa manusia itu harus selalu
siap siaga, selalu memperbaiki keadaannya, memperbaharui taubatnya, dan
harus mengetahui bahwa dia sedang berhubungan dengan Rabb Yang Maha
Mulia, Kuat, Agung, dan Baik.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kematian itu tidak pernah meminta izin kepada siapa saja, dan tidak
pernah merajuk. Kematian itu tidak pernah memberikan aba-aba terlebih
dahulu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dan, tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang
akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di
bumi mana dia akan mati (Qs.Luqman:34)</div>
<div dir="rtl" id="verse_3503_language_1" style="text-align: justify;">
<img alt="31:34" src="http://c00022506.cdn1.cloudfiles.rackspacecloud.com/31_34.png" /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>“….yang tiada dapat kamu minta mundur daripadanya barang sesaat pun dan tidak (pula) kamu dapat meminta supaya diajukan.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Masih dari siaran itu Syeikh Ath-Thantawi bercerita, dikatakan bahwa
sebuah bus penuh sesak dengan penumpang. Sopirnya selalu menoleh ke kiri
dan kanan, dan secara tiba-tiba sopir itu menghentikan bus itu. Para
penumpang pun bertanya, “Mengapa engkau menghentikan bus ini?” Sopir itu
menjawab, “Saya berhenti untuk menghampiri orang tua yang
melabai-lambaikan tangannya hendak turut menumpang bersama kita.” Para
penumpang jadi bertanya-tanya, “Kami tidak melihat siapa-siapa.” Tapi
sopir itu melihatnya, “Lihat (itu) dia,” Mereka tetap bingung. “Kami
tidak melihat seorang pun.” Sopir itu pun berkata, “Kini dia datang
untuk naik bersama kita.” Semua penumpang berkata, “Demi Allah, kami
tidak melihat siapa-siapa.” Dan secara tiba-tiba pula sopir itu mati
terduduk di atas kursinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kematian sangat tiba-tiba, dan begitulah jalan kematiannya.</div>
<div dir="rtl" id="verse_988_language_1" style="text-align: justify;">
<img alt="7:34" src="http://c00022506.cdn1.cloudfiles.rackspacecloud.com/7_34.png" /></div>
<div style="text-align: justify;">
{Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat
mengundurkannya barang sesaat pun tidak (pula) memajukannya} (QS
Al-A’raf: 34)</div>
<div style="text-align: justify;">
Manusia itu sangat pengecut terhadap hal-hal yang menakutkan, dan
merasa hatinya hampir copot ketika mendengar kematian disebutkan, namun
tanpa disangka-disangka kematian itu datang membunuhnya.</div>
<div dir="rtl" id="verse_461_language_1" style="text-align: justify;">
<img alt="3:168" src="http://c00022506.cdn1.cloudfiles.rackspacecloud.com/3_168.png" /></div>
<div style="text-align: justify;">
Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka
tidak turut pergi: “Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka
tidak terbunuh.” Katakanlah, “Tolaklah kematian itu dari dirimu, jika
kamu orang-orang yang benar.” (QS. Ali-Imran: 168)</div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi yang paling mengherankan adalah kita tidak pernah berpikir bahwa
kita akan bertemu Allah, bahwa dunia itu hina sekali, dan bahwa dunia
itu banyak cerita tentang bagaimana orang meninggal dunia. Dan kita tak
pernah sadar kecuali kita didera banyak ketakutan, sehingga pikiran
seperti itu baru muncul.</div>
<div style="text-align: justify;">
- Aidh Al Qarni- Email: redaksi@eramuslim.com</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05996752163407622320noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1294144757815418969.post-65610909613041807272013-08-22T08:24:00.001-07:002013-08-22T08:24:17.019-07:00Buah Cinta Karena Alloh<!--[if !mso]>
<style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
b\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style>
<![endif]--><br />
<!--[if pub]><xml>
<b:Publication type="OplPub" oty="68" oh="256">
<b:OhPrintBlock priv="30E">281</b:OhPrintBlock>
<b:DptlPageDimensions type="OplPt" priv="1211">
<b:Xl priv="104">7772400</b:Xl>
<b:Yl priv="204">10058400</b:Yl>
</b:DptlPageDimensions>
<b:OhGallery priv="180E">259</b:OhGallery>
<b:OhFancyBorders priv="190E">261</b:OhFancyBorders>
<b:OhCaptions priv="1A0E">257</b:OhCaptions>
<b:OhQuillDoc priv="200E">276</b:OhQuillDoc>
<b:OhMailMergeData priv="210E">262</b:OhMailMergeData>
<b:OhColorScheme priv="220E">279</b:OhColorScheme>
<b:DwNextUniqueOid priv="2304">1</b:DwNextUniqueOid>
<b:IdentGUID priv="2A07">0``````````````````````</b:IdentGUID>
<b:DpgSpecial priv="2C03">5</b:DpgSpecial>
<b:CTimesEdited priv="3C04">1</b:CTimesEdited>
<b:NuDefaultUnitsEx priv="4104">0</b:NuDefaultUnitsEx>
<b:OhImpositionEngine priv="440E">285</b:OhImpositionEngine>
</b:Publication>
<b:PrinterInfo type="OplPrb" oty="75" oh="281">
<b:OhColorSepBlock priv="30E">282</b:OhColorSepBlock>
<b:OpmOutsidePrintMode priv="B04">1</b:OpmOutsidePrintMode>
<b:FInitComplete priv="1400">False</b:FInitComplete>
<b:DpiX priv="2203">0</b:DpiX>
<b:DpiY priv="2303">0</b:DpiY>
<b:DxlOverlap priv="2404">0</b:DxlOverlap>
<b:DylOverlap priv="2504">0</b:DylOverlap>
</b:PrinterInfo>
<b:ColorSeperationInfo type="OplCsb" oty="79" oh="282">
<b:Plates type="OplCsp" priv="214">
<b:OplCsp type="OplCsp" priv="11">
<b:EcpPlate type="OplEcp" priv="213">
<b:Color priv="104">-1</b:Color>
</b:EcpPlate>
</b:OplCsp>
</b:Plates>
<b:DzlOverprintMost priv="304">304800</b:DzlOverprintMost>
<b:CprOverprintMin priv="404">243</b:CprOverprintMin>
<b:FKeepawayTrap priv="700">True</b:FKeepawayTrap>
<b:CprTrapMin1 priv="904">128</b:CprTrapMin1>
<b:CprTrapMin2 priv="A04">77</b:CprTrapMin2>
<b:CprKeepawayMin priv="B04">255</b:CprKeepawayMin>
<b:DzlTrap priv="C04">3175</b:DzlTrap>
<b:DzlIndTrap priv="D04">3175</b:DzlIndTrap>
<b:PctCenterline priv="E04">70</b:PctCenterline>
<b:FMarksRegistration priv="F00">True</b:FMarksRegistration>
<b:FMarksJob priv="1000">True</b:FMarksJob>
<b:FMarksDensity priv="1100">True</b:FMarksDensity>
<b:FMarksColor priv="1200">True</b:FMarksColor>
<b:FLineScreenDefault priv="1300">True</b:FLineScreenDefault>
</b:ColorSeperationInfo>
<b:TextDocProperties type="OplDocq" oty="91" oh="276">
<b:OhPlcqsb priv="20E">278</b:OhPlcqsb>
<b:EcpSplitMenu type="OplEcp" priv="A13">
<b:Color>134217728</b:Color>
</b:EcpSplitMenu>
</b:TextDocProperties>
<b:StoryBlock type="OplPlcQsb" oty="101" oh="278">
<b:IqsbMax priv="104">1</b:IqsbMax>
<b:Rgqsb type="OplQsb" priv="214">
<b:OplQsb type="OplQsb" priv="11">
<b:Qsid priv="104">1</b:Qsid>
<b:TomfCopyfitBase priv="80B">-9999996.000000</b:TomfCopyfitBase>
<b:TomfCopyfitBase2 priv="90B">-9999996.000000</b:TomfCopyfitBase2>
</b:OplQsb>
</b:Rgqsb>
</b:StoryBlock>
<b:ColorScheme type="OplSccm" oty="92" oh="279">
<b:Cecp priv="104">8</b:Cecp>
<b:Rgecp type="OplEcp" priv="214">
<b:OplEcp priv="F">Empty</b:OplEcp>
<b:OplEcp type="OplEcp" priv="111">
<b:Color>5653570</b:Color>
</b:OplEcp>
<b:OplEcp type="OplEcp" priv="211">
<b:Color>8814659</b:Color>
</b:OplEcp>
<b:OplEcp type="OplEcp" priv="311">
<b:Color>9065555</b:Color>
</b:OplEcp>
<b:OplEcp type="OplEcp" priv="411">
<b:Color>14606046</b:Color>
</b:OplEcp>
<b:OplEcp type="OplEcp" priv="511">
<b:Color>12076981</b:Color>
</b:OplEcp>
<b:OplEcp type="OplEcp" priv="611">
<b:Color>5603907</b:Color>
</b:OplEcp>
<b:OplEcp type="OplEcp" priv="711">
<b:Color>16777215</b:Color>
</b:OplEcp>
</b:Rgecp>
<b:IScheme priv="304">76</b:IScheme>
<b:SzSchemeName priv="618">Urban</b:SzSchemeName>
</b:ColorScheme>
<![if pub11]>
<![endif]>
</xml><![endif]--><!--[if pub]><xml>
<b:Page type="OplPd" oty="67" oh="265">
<b:PtlvOrigin type="OplPt" priv="511">
<b:Xl>22860000</b:Xl>
<b:Yl>22860000</b:Yl>
</b:PtlvOrigin>
<b:Oid priv="605">(`@`````````</b:Oid>
<b:OhoplWebPageProps priv="90E">266</b:OhoplWebPageProps>
<b:OhpdMaster priv="D0D">263</b:OhpdMaster>
<b:PgtType priv="1004">5</b:PgtType>
<b:PtlvOriginEx type="OplPt" priv="1111">
<b:Xl>110185200</b:Xl>
<b:Yl>110185200</b:Yl>
</b:PtlvOriginEx>
</b:Page>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<o:shapedefaults v:ext="edit" spidmax="3075" fill="f" fillcolor="white [7]"
strokecolor="black [0]">
<v:fill color="white [7]" color2="white [7]" on="f"/>
<v:stroke color="black [0]" color2="white [7]">
<o:left v:ext="view" color="black [0]" color2="white [7]"/>
<o:top v:ext="view" color="black [0]" color2="white [7]"/>
<o:right v:ext="view" color="black [0]" color2="white [7]"/>
<o:bottom v:ext="view" color="black [0]" color2="white [7]"/>
<o:column v:ext="view" color="black [0]" color2="white [7]"/>
</v:stroke>
<v:shadow color="#dedede [4]"/>
<v:textbox inset="2.88pt,2.88pt,2.88pt,2.88pt"/>
<o:colormenu v:ext="edit" fillcolor="#424456 [1]" strokecolor="black [0]"
shadowcolor="#dedede [4]"/>
</o:shapedefaults><o:shapelayout v:ext="edit">
<o:idmap v:ext="edit" data="1"/>
</o:shapelayout></xml><![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 125%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="en-US" style="clear: left; color: #424456; float: left; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: 125%;">Cinta </span><span lang="en-US" style="line-height: 125%;">karena Allah </span><span lang="en-US" style="font-style: italic; line-height: 125%;">Ta'ala</span><span lang="en-US" style="line-height: 125%;"> merupakan ikatan agama yang paling kuat. Ia merupakan jalan untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah</span><span lang="en-US" style="font-style: italic; line-height: 125%;">Ta'ala</span><span lang="en-US" style="line-height: 125%;">. Apa saja buah dari saling mencintai karena Allah</span><span lang="en-US" style="font-style: italic; line-height: 125%;">Ta'ala</span><span lang="en-US" style="line-height: 125%;">? Inilah tema bahasan kita pada edisi kali ini.</span></span></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="MsoNormal" style="line-height: 125%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="en-US" style="font-style: italic; line-height: 125%;">Pembaca yang budiman…</span></span></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="MsoNormal" style="line-height: 125%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="en-US" style="line-height: 125%;">Cinta karena Allah</span><span lang="en-US" style="font-style: italic; line-height: 125%;">Ta'ala</span><span lang="en-US" style="line-height: 125%;"> memiliki buah yang agung, di dunia dan di akhirat. Di antara buahnya yaitu;</span></span></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="MsoNormal" style="line-height: 125%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="en-US" style="line-height: 125%;"><span> </span></span><span lang="en-US" style="font-weight: bold; line-height: 125%;"><span dir="ltr"></span>1</span><span lang="en-US" style="line-height: 125%;"> Menjadi sebab seseorang masuk ke dalam Surga</span></span></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="MsoNormal" style="line-height: 125%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="en-US" style="line-height: 125%;"><span> </span>Allah</span><span lang="en-US" style="font-style: italic; line-height: 125%;">Ta'ala</span><span lang="en-US" style="line-height: 125%;"> berfirman, yang artinya, </span><span lang="en-US" style="font-style: italic; line-height: 125%;">“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. Hai hamba-hamba-Ku, tiada kekhawatiran terhadapmu pada hari ini dan tidak pula kamu bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan adalah mereka dahulu orang-orang yang berserah diri. Masuklah kamu ke dalam Surga, kamu dan istri-istri kamu digembirakan. Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam Surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya.” Dan itulah Surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan.”</span><span lang="en-US" style="line-height: 125%;"> (QS. az-Zuhruf: 67-72)</span></span></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="MsoNormal" style="line-height: 125%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="en-US" style="line-height: 125%;"><span> </span></span><span lang="en-US" style="font-weight: bold; line-height: 125%;"><span dir="ltr"></span>2.</span><span lang="en-US" style="line-height: 125%;">Pelakunya mendapat naungan Allah </span><span lang="en-US" style="font-style: italic; line-height: 125%;">Ta'ala</span><span lang="en-US" style="line-height: 125%;"> di hari Kiamat.</span></span></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="MsoNormal" style="line-height: 125%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="en-US" style="line-height: 125%;"><span> </span>Rasulullah </span><span lang="en-US" style="font-style: italic; line-height: 125%;">Shalallahu 'alaihi Wasallam</span><span lang="en-US" style="line-height: 125%;"> bersabda, </span><span lang="en-US" style="font-style: italic; line-height: 125%;">“Ada 7 golongan orang yang akan Allah naungi dengan naungan-Nya di hari tidak ada naungan selain naungan-Nya</span><span lang="en-US" style="line-height: 125%;"> -beliau </span><span lang="en-US" style="font-style: italic; line-height: 125%;">Shalallahu 'alaihi Wasallam</span><span lang="en-US" style="line-height: 125%;"> menyebutkan salah satunya, yaitu,</span><span dir="rtl" lang="ar-SA" style="direction: rtl; line-height: 125%; unicode-bidi: embed;"></span></span></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="MsoNormal" style="line-height: 125%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="en-US" style="font-style: italic; line-height: 125%;">“Dua orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah”</span><span lang="en-US" style="line-height: 125%;"> (HR.al-Bukhari dan Muslim)</span></span></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="MsoNormal" style="line-height: 125%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="en-US" style="line-height: 125%;"><span> </span></span><span lang="en-US" style="font-weight: bold; line-height: 125%;"><span dir="ltr"></span>3.</span><span lang="en-US" style="line-height: 125%;"> Hal ini mendatangkan rasa aman bagi pelakunya dari kengerian yang dahsyat <br />
Rasulullah </span><span lang="en-US" style="font-style: italic; line-height: 125%;">Shalallahu 'alaihi wasallam</span><span lang="en-US" style="line-height: 125%;"> bersabda,</span><span dir="rtl" lang="ar-SA" style="direction: rtl; line-height: 125%; unicode-bidi: embed;"></span></span></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="en-US" style="font-style: italic;">“Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah terdapat sekelompok manusia yang bukan para nabi dan bukan pula orang-orang yang mati syahid. Para nabi dan orang</span><span lang="en-US" style="font-style: italic;">-</span><span lang="en-US" style="font-style: italic;">orang yang mati syahid merasa iri kepada mereka pada Hari Kiamat karena kedudukan mereka di sisi Allah Ta’ala.” Mereka(para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah Anda akan mengabarkan kepada kami siapakah mereka? Beliau bersabda, “Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai dengan ruh (dari) Allah tanpa ada hubungan kekerabatan di antara mereka, dan tanpa adanya harta yang saling mereka berikan. Demi Allah, sesungguhnya wajah mereka adalah cahaya, dan sesungguhnya mereka berada di atas cahaya, tidak merasa takut ketika orang-orang merasa takut, dan tidak bersedih ketika orang-orang merasa bersedih.” Dan beliau membaca ayat ini(yang artinya), “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”</span> (HR.Abu Dawud) <br />
<span lang="en-US" style="font-weight: bold;"><span dir="ltr"></span>4.</span>Memberikan Rasa Manisnya Iman <br />
Rasulullah <span lang="en-US" style="font-style: italic;">Shalallahu 'alaihi Wasallam</span> bersabda,<span dir="rtl" lang="ar-SA" style="direction: rtl; unicode-bidi: embed;"></span></span></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 14pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="en-US" style="font-style: italic;">“Tiga hal, barangsiapa memilikinya niscaya ia akan mendapatkan manisnya iman; (1) Barangsiapa Allah dan RasulNya adalah yang paling dicintainya,(2) Barangsiapa yang mencintai seorang hamba, ia tidak mencintainya melainkan karena Allah, (3) Barangsiapa yang tidak suka kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya seperti halnya ia tidak suka bila dilemparkan ke dalam api.”</span> (HR.al-Bukhari dan Muslim) <br />
<span lang="en-US" style="font-weight: bold;"><span dir="ltr"></span>5.</span>Mendapatkan kecintaan Allah <span lang="en-US" style="font-style: italic;">Ta'ala</span> <br />
Rasulullah <span lang="en-US" style="font-style: italic;">Shalallahu 'alaihi wasallam</span> bersabda, Allah <span lang="en-US" style="font-style: italic;">Ta'ala</span> berfirman,<span dir="rtl" lang="ar-SA" style="direction: rtl; unicode-bidi: embed;"></span></span></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 14pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="en-US" style="font-style: italic;">“Wajiblah cinta-Ku bagi orang-orang yang saling mencintai karena Aku, orang-orang yang saling berteman karena Aku, orang-orang yang saling mengunjungi karena Aku dan orang-orang yang saling berkorban karena Aku”</span> (HR. Ahmad)</span></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 14pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><span> </span><span lang="en-US" style="font-weight: bold;"><span dir="ltr"></span>6/</span> Mendapatkan kemuliaan dari Allah <span lang="en-US" style="font-style: italic;">Ta'ala</span> <br />
Dari Abu Umamah <span lang="en-US" style="font-style: italic;">Radhiyallahu 'anhu</span>, ia berkata, Rasulullah <span lang="en-US" style="font-style: italic;">Shalallahu 'alaihi wasallam</span> bersabda,<span dir="rtl" lang="ar-SA" style="direction: rtl; unicode-bidi: embed;"></span></span></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 14pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="en-US" style="font-style: italic;">“Tidaklah seorang hamba mencintai seorang hamba karena Allah melainkan Allah akan memberikan kemuliaan kepadanya.”</span> (HR.al-Baihaqi di dalam <span lang="en-US" style="font-style: italic;">Syu’abul Iman</span>)</span></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 14pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><span> </span><span lang="en-US" style="font-weight: bold;"><span dir="ltr"></span>7.</span> Menyempurnakan Keimanan</span></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 14pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;">Dari Abu Umamah <span lang="en-US" style="font-style: italic;">Radhiyallahu 'anhu</span> , ia berkata, Rasulullah <span lang="en-US" style="font-style: italic;">Shalallahu 'alaihi Wasallam</span> bersabda, <span lang="en-US" style="font-style: italic;">“Barangsiapa mencintai (seseorang) karena Allah, membenci (seseorang) karena Allah, memberi karena Allah, tidak memberi karena Allah, sungguh ia telah menyempurnakankeimanan.” (Shahihul Jami’,</span> no.5965 dan <span lang="en-US" style="font-style: italic;">ash-Shahihah,</span> no.380)</span></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 14pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><span> </span><span lang="en-US" style="font-weight: bold;"><span dir="ltr"></span>8.</span>Menjadikan muka pelakunya bercahaya <br />
Dari Abu Darda <span lang="en-US" style="font-style: italic;">Radhiyallahu 'anhu</span>, ia berkata, Rasulullah <span lang="en-US" style="font-style: italic;">Shalallahu 'alaihi wasallam</span> bersabda, <span lang="en-US" style="font-style: italic;">“Sungguh Allah akan membangkitkan sekelompok orang pada hari kiamat, (dalam kondisi) pada wajah-wajah mereka terdapat cahaya, orang-orang(yang melihat mereka) merasa ingin seperti mereka. Mereka itu bukanlah dari golongan para nabi, bukan pula dari golongan para syuhada.</span> Perawi berkata, “Lalu, ada seorang A’rabiy menepuk kedua lutut beliau, dan berkata, beritahukan kepada kami hingga kami mengetahui siapa mereka! Beliau <span lang="en-US" style="font-style: italic;">Shalallahu 'alaihi wasallam</span> bersabda,</span></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 14pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="en-US" style="font-style: italic;">“Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah, berasal dari suku yang berbeda-beda, dari negara yang berbeda-beda, mereka berkumpul di atas zikir kepada Allah, mereka mengingat-Nya.”</span> (HR. at-Thabrani dishahihkan oleh al-Albani dalam <span lang="en-US" style="font-style: italic;">Shahih at-Targhib wa at-Tarhib,</span> no.1509)</span></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 14pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="en-US" style="font-weight: bold;"><span dir="ltr"></span>9. </span>Menjadikan pelakunya berkumpul bersama dengan orang yang dicintainya. <br />
Dari Anas bin Malik <span lang="en-US" style="font-style: italic;">Radhiyallahu 'anhu</span> ,(ia berkata) bahwa ada seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah <span lang="en-US" style="font-style: italic;">Shalallahu 'alaihi wasallam </span>,kapan terjadinya Kiamat? Beliau <span lang="en-US" style="font-style: italic;">Shalallahu 'alaihi wasallam</span> balik bertanya, <span lang="en-US" style="font-style: italic;">“Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?” </span>Lelaki tersebut menjawab, “Tak ada sesuatu pun, kecuali sungguh aku mencintai Allah dan Rasul-Nya.” Lalu beliau <span lang="en-US" style="font-style: italic;">shalallahu 'alaihi wasallam</span> bersabda,<span dir="rtl" lang="ar-SA" style="direction: rtl; unicode-bidi: embed;"> </span><span lang="en-US" style="font-style: italic;">“Engkau akan bersama orang yang engkau cintai.”</span> (HR.al-Bukhari dan Muslim, hadits ini terdapat di dalam <span lang="en-US" style="font-style: italic;">Shahih at-Targhib,</span> no.3032).</span></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><span> </span>Demikianlah 9 buah cinta karena Allah <span lang="en-US" style="font-style: italic;">Ta'ala</span> yang bisa kami sebutkan. Semoga Allah <span lang="en-US" style="font-style: italic;">Ta'ala</span> mengaruniakan kepada kita rasa saling cinta karena Allah bukan karena tendensi apapun dari kepentingan duniawi. Aamiin. (<span lang="en-US" style="font-weight: bold;">Redaksi</span>)</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none;">
<span lang="en-US" style="font-size: 16.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span lang="en-US" style="font-size: 12.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">[Sumber: Diringkas dari kitab, </span><span lang="en-US" style="font-size: 12.0pt; font-style: italic; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Al-Hubbu Fillah; Tsamaratuhu wa Asbabuhu,</span><span lang="en-US" style="font-size: 12.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;"> Abu Ahmad Abduh bin Ahmad al-Aqra’. Penerbit: Daar Ibnu Rajab. Cet.I Th.1425 H/2005 M. Diberi pengantar oleh Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, pengajar dan pemberi nasihat di Masjid Nabawi asy-Syarif di Madinah al-Muthahhara</span><span lang="en-US" style="language: en-US;"></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05996752163407622320noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1294144757815418969.post-75422854709853912222013-08-14T15:46:00.000-07:002013-08-14T15:46:13.601-07:00BUAH CINTA KARENA ALLOH<span class="kalender"><br /></span>
<img align="left" border="0" height="100" src="http://alsofwah.or.id/images/cinta.jpg" width="130" />
<br /> <br />
<br /><div align="justify">
Cinta karena Allah <i>Ta'ala</i> merupakan ikatan agama yang paling kuat. Ia merupakan jalan untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah<i>Ta'ala</i>. Apa saja buah dari saling mencintai karena Allah<i>Ta'ala</i>? Inilah tema bahasan kita pada edisi kali ini.
<br /><i>Pembaca yang budiman…</i>
<br />Cinta karena Allah<i>Ta'ala</i> memiliki buah yang agung, di dunia dan di akhirat. Di antara buahnya yaitu;
<br /><b>1</b> Menjadi sebab seseorang masuk ke dalam Surga
<br />Allah<i>Ta'ala</i> berfirman, yang artinya, <i>“Teman-teman akrab
pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali
orang-orang yang bertakwa. Hai hamba-hamba-Ku, tiada kekhawatiran
terhadapmu pada hari ini dan tidak pula kamu bersedih hati. (Yaitu)
orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan adalah mereka dahulu
orang-orang yang berserah diri. Masuklah kamu ke dalam Surga, kamu dan
istri-istri kamu digembirakan. Diedarkan kepada mereka piring-piring
dari emas, dan piala-piala dan di dalam Surga itu terdapat segala apa
yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di
dalamnya.” Dan itulah Surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan
amal-amal yang dahulu kamu kerjakan.”</i> (QS. az-Zuhruf: 67-72)
<br /><b>2</b>Pelakunya mendapat naungan Allah <i>Ta'ala</i> di hari Kiamat.
<br />Rasulullah <i>Shalallahu 'alaihi Wasallam</i> bersabda, <i>“Ada 7 golongan orang yang akan Allah naungi dengan naungan-Nya di hari tidak ada naungan selain naungan-Nya</i> -beliau <i>Shalallahu 'alaihi Wasallam</i> menyebutkan salah satunya, yaitu,</div>
<div align="justify" dir="rtl">
<br />وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِى اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ
</div>
<div align="justify">
<i>“Dua orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah”</i> (HR.al-Bukhari dan Muslim)
<br /><b>3.</b> Hal ini mendatangkan rasa aman bagi pelakunya dari kengerian yang dahsyat
<br />Rasulullah <i>Shalallahu 'alaihi wasallam</i> bersabda,</div>
<div align="justify" dir="rtl">
<br />إِنَّ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ لأُنَاسًا مَا هُمْ بِأَنْبِيَاءَ وَلاَ
شُهَدَاءَ يَغْبِطُهُمُ الأَنْبِيَاءُ وَالشُّهَدَاءُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
بِمَكَانِهِمْ مِنَ اللَّهِ تَعَالَى قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ
تُخْبِرُنَا مَنْ هُمْ. قَالَ هُمْ قَوْمٌ تَحَابُّوا بِرُوحِ اللَّهِ
عَلَى غَيْرِ أَرْحَامٍ بَيْنَهُمْ وَلاَ أَمْوَالٍ يَتَعَاطَوْنَهَا
فَوَاللَّهِ إِنَّ وُجُوهَهُمْ لَنُورٌ وَإِنَّهُمْ عَلَى نُورٍ لاَ
يَخَافُونَ إِذَا خَافَ النَّاسُ وَلاَ يَحْزَنُونَ إِذَا حَزِنَ النَّاسُ
». وَقَرَأَ هَذِهِ الآيَةَ (أَلاَ إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لاَ خَوْفٌ
عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ
</div>
<div align="justify">
<i>“Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah
terdapat sekelompok manusia yang bukan para nabi dan bukan pula
orang-orang yang mati syahid. Para nabi dan orang-orang yang mati syahid
merasa iri kepada mereka pada Hari Kiamat karena kedudukan mereka di
sisi Allah Ta’ala.” Mereka(para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah,
apakah Anda akan mengabarkan kepada kami siapakah mereka? Beliau
bersabda, “Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai dengan ruh
(dari) Allah tanpa ada hubungan kekerabatan di antara mereka, dan tanpa
adanya harta yang saling mereka berikan. Demi Allah, sesungguhnya wajah
mereka adalah cahaya, dan sesungguhnya mereka berada di atas cahaya,
tidak merasa takut ketika orang-orang merasa takut, dan tidak bersedih
ketika orang-orang merasa bersedih.” Dan beliau membaca ayat ini(yang
artinya), “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”</i> (HR.Abu Dawud)
<br /><b>4.</b>Memberikan Rasa Manisnya Iman
<br />Rasulullah <i>Shalallahu 'alaihi Wasallam</i> bersabda,</div>
<div align="justify" dir="rtl">
<br />ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ مَنْ كَانَ
اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَمَنْ أَحَبَّ
عَبْدًا لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَمَنْ يَكْرَهُ أَنْ يَعُودَ فِي
الْكُفْرِ بَعْدَ إِذْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُلْقَى فِي
النَّارِ
</div>
<div align="justify">
<i>“Tiga hal, barangsiapa memilikinya niscaya
ia akan mendapatkan manisnya iman; (1) Barangsiapa Allah dan RasulNya
adalah yang paling dicintainya,(2) Barangsiapa yang mencintai seorang
hamba, ia tidak mencintainya melainkan karena Allah, (3) Barangsiapa
yang tidak suka kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya
seperti halnya ia tidak suka bila dilemparkan ke dalam api.”</i> (HR.al-Bukhari dan Muslim)
<br /><b>5.</b>Mendapatkan kecintaan Allah <i>Ta'ala</i>
<br />Rasulullah <i>Shalallahu 'alaihi wasallam</i> bersabda, Allah <i>Ta'ala</i> berfirman,</div>
<div align="justify" dir="rtl">
<br />وَجَبَتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَحَابِّينَ فِيَّ وَالْمُتَجَالِسِينَ فِيَّ وَالْمُتَزَاوِرِينَ فِيَّ وَالْمُتَبَاذِلِينَ فِيَّ
</div>
<div align="justify">
<i>“Wajiblah cinta-Ku bagi orang-orang yang
saling mencintai karena Aku, orang-orang yang saling berteman karena
Aku, orang-orang yang saling mengunjungi karena Aku dan orang-orang yang
saling berkorban karena Aku”</i> (HR. Ahmad)
<br /><b>6/</b> Mendapatkan kemuliaan dari Allah <i>Ta'ala</i>
<br />Dari Abu Umamah <i>Radhiyallahu 'anhu</i>, ia berkata, Rasulullah <i>Shalallahu 'alaihi wasallam</i> bersabda, </div>
<div align="justify" dir="rtl">
<br />مَا أحَبَ عَبدٌ عَبدًا فِي اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ إِلا أكرَمَهُ الله
</div>
<div align="justify">
<i>“Tidaklah seorang hamba mencintai seorang hamba karena Allah melainkan Allah akan memberikan kemuliaan kepadanya.”</i> (HR.al-Baihaqi di dalam <i>Syu’abul Iman</i>)
<br /><b>7.</b> Menyempurnakan Keimanan
<br />Dari Abu Umamah <i>Radhiyallahu 'anhu</i> , ia berkata, Rasulullah <i>Shalallahu 'alaihi Wasallam</i> bersabda, <i>“Barangsiapa
mencintai (seseorang) karena Allah, membenci (seseorang) karena Allah,
memberi karena Allah, tidak memberi karena Allah, sungguh ia telah
menyempurnakan keimanan.” (Shahihul Jami’,</i> no.5965 dan <i>ash-Shahihah,</i> no.380)
<br /><b>8.</b>Menjadikan muka pelakunya bercahaya
<br />Dari Abu Darda <i>Radhiyallahu 'anhu</i>, ia berkata, Rasulullah <i>Shalallahu 'alaihi wasallam</i> bersabda, <i>“Sungguh
Allah akan membangkitkan sekelompok orang pada hari kiamat, (dalam
kondisi) pada wajah-wajah mereka terdapat cahaya, orang-orang(yang
melihat mereka) merasa ingin seperti mereka. Mereka itu bukanlah dari
golongan para nabi, bukan pula dari golongan para syuhada.</i> Perawi
berkata, “Lalu, ada seorang A’rabiy menepuk kedua lutut beliau, dan
berkata, beritahukan kepada kami hingga kami mengetahui siapa mereka!
Beliau <i>Shalallahu 'alaihi wasallam</i> bersabda, </div>
<div align="justify" dir="rtl">
<br />هُمُ المُتَحَابُونَ فِي اللهِ مِن قَباَئِلٍ شَتىَّ وَبِلاَدٍ شَتَّى يَجتَمِعُونَ عَلَى ذِكرِ اللهِ يَذكُرُونَهُ
</div>
<div align="justify">
<i>“Mereka adalah orang-orang yang saling
mencintai karena Allah, berasal dari suku yang berbeda-beda, dari negara
yang berbeda-beda, mereka berkumpul di atas zikir kepada Allah, mereka
mengingat-Nya.”</i> (HR. at-Thabrani dishahihkan oleh al-Albani dalam <i>Shahih at-Targhib wa at-Tarhib,</i> no.1509)
<br /><b>9. </b>Menjadikan pelakunya berkumpul bersama dengan orang yang dicintainya.
<br />Dari Anas bin Malik <i>Radhiyallahu 'anhu</i> ,(ia berkata) bahwa ada seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah <i>Shalallahu 'alaihi wasallam </i> ,kapan terjadinya Kiamat? Beliau <i>Shalallahu 'alaihi wasallam</i> balik bertanya, <i>“Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?” </i>Lelaki tersebut menjawab, “Tak ada sesuatu pun, kecuali sungguh aku mencintai Allah dan Rasul-Nya.” Lalu beliau <i>shalallahu 'alaihi wasallam</i> bersabda,</div>
<div align="justify" dir="rtl">
<br /> أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
</div>
<i>“Engkau akan bersama orang yang engkau cintai.”</i> (HR.al-Bukhari dan Muslim, hadits ini terdapat di dalam <i>Shahih at-Targhib,</i> no.3032).
<br />Demikianlah 9 buah cinta karena Allah <i>Ta'ala</i> yang bisa kami sebutkan. Semoga Allah <i>Ta'ala</i> mengaruniakan kepada kita rasa saling cinta karena Allah bukan karena tendensi apapun dari kepentingan duniawi. Aamiin. (<b>Redaksi</b>)
<br />
<br />[Sumber: Diringkas dari kitab, <i>Al-Hubbu Fillah; Tsamaratuhu wa Asbabuhu,</i>
Abu Ahmad Abduh bin Ahmad al-Aqra’. Penerbit: Daar Ibnu Rajab. Cet.I
Th.1425 H/2005 M. Diberi pengantar oleh Syaikh Abu Bakar Jabir
al-Jazairi, pengajar dan pemberi nasihat di Masjid Nabawi asy-Syarif di
Madinah al-Muthahharah]
: <a href="http://www.alsofwah.or.id/">www.alsofwah.or.id</a> Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05996752163407622320noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1294144757815418969.post-42840686985162825082013-08-13T00:43:00.000-07:002013-08-13T00:47:03.437-07:0010 PRINSIP MERAIH ILMU<br />
<div class="entry">
<i>Oleh: Asy Syaikh ‘Abdullah bin Shalfiq Azh-Zhafiri</i><br />
بسم الله الرحمن الرحيم<br />
Muqaddimah oleh Asy-Syaikh Ahmad bin Yahya An-Najmi<br />
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله ، وعلى آله وصحبه وبعد :<br />
Saudaraku fillah ‘Abdullah bin Shalfiq Azh-Zhafiri telah menunjukkan
kepadaku buah penanya tentang prinsip-prinsip yang selayaknya dijalani
oleh para penuntut ilmu. Sungguh aku melihat tulisan tersebut sebagai
karya yang istimewa. Dia telah mendapatkan taufiq untuk mengumpulkan
prinsip-prinsip yang dibutuhkan oleh penuntut ilmu, diiringi dengan
dalil-dalil dari Al-Kitab dan As-Sunnah.<span id="more-1259"></span><br />
Kesimpulannya, penulis telah melakukan suatu yang bagus dan
memberikan faidah. Semoga Allah membalasnya dengan kebaikan, dan semoga
Allah membanyakkan yang semisal ini.<br />
Aku memberikan semangat kepada para penuntut ilmu untuk menghafal dan memperhatikan prinsip-prinsip ini. Wabillahit Taufiq.<br />
Ahmad bin Yahya An-Najmi<br />
27-4-1421 H<br />
* * *<br />
بسم الله الرحمن الرحيم<br />
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على رسول الله، أما بعد :<br />
Tulisan ini merupakan penjelasan ringkas tentang prinsip-prinsip
penting yang diperlukan oleh seorang yang menempuh jalan thalabul ‘ilmi
(menuntut ilmu syar’i). Saya wasiatkan dan saya ingatkan diriku dan
saudara-saudaraku sekalian dengannya, karena sesungguhnya seorang yang
menempuh jalan thalabul ‘ilmi dan ingin menuai hasilnya maka harus ada
10 prinsip :<br />
>> Pertama: Meminta Tolong Kepada Allah<br />
Manusia itu lemah. Tidak ada daya dan kekuatan baginya kecuali dari
Allah. Apabila dia diserahkan pada dirinya sendiri, maka sungguh dia
akan hancur dan binasa. Namun kalau dia menyerahkan segala urusannya
kepada Allah Ta’ala dan meminta tolong kepada-Nya dalam menuntut ilmu,
maka Allah pasti akan menolongnya. Allah ‘Azza wa Jalla telah memberikan
dorongan untuk berbuat demikian dalam Kitab-Nya yang mulia, Allah
befirman :<br />
( إياك نعبد وإياك نستعين )<br />
Hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami minta pertolongan. [Al-Fatihah]<br />
Allah juga berfirman :<br />
(ومن يتوكل على الله فهو حسبة ) [ الطلاق : 3]<br />
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, maka Dia yang akan menjadi sebagai pencukupnya.” [Ath-Thalaq: 3]<br />
Allah juga berfirman :<br />
( وعلي الله فتوكلوا إن كنتم مؤمنين ) ]المائدة : 23[<br />
"dan hanya kepada Allah sajalah hendaknya kalian bertawakkal, jika kalian memang kaum mukminin."<br />
Nabi Shallahu 'alaihi wa Sallam bersabda :<br />
لو أنكم توكلون على الله حق توكله لرزقكم كما يرزق الطير ، تغدو خماصاً ، وتروح بطاناً<br />
"Kalau seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan
sebenar-benarnya, niscaya Allah akan memberikan rizki kepada kalian,
sebagaimana Dia memberi rizki pada burung, yakni burung tersebut
berangkat pagi dalam keadaan lapar, pulang sore hari dalam keadaan
kenyang." *1<br />
Sebesar-besar rizki adalah: ilmu.<br />
Nabi kita Muhammad Shallahu 'alaihi wa Sallam senantiasa bertawakkal
dan meminta pertolongan kepada Rabbnya dalam segala urusan beliau. Dalam
doa keluar rumah yang sah dari Nabi Shallahu 'alaihi wa Sallam terdapat
dalil yang menunjukkan hal tersebut. Beliau berdo'a :<br />
<a name='more'></a><br />
بسم الله توكلت على الله ولا حول ولا قوة إلا بالله<br />
"Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah." *2<br />
>> Kedua: Niat yang baik<br />
Seseorang niatnya harus karena Allah 'Azza wa Jalla dalam menuntut
ilmu. Bukan menginginkan didengar (orang lain) atau pun ingin terkenal,
tidak pula karena kepentingan-kepentingan duniawi. Barangsiapa yang
menjadikan niatkan hanya karena Allah, maka Allah akan memberikan taufiq
padanya serta memberikan pahala atas amalannya tersebut. karena
(menuntut) ilmu adalah ibadah, bahkan termasuk ibadah yang terbesar.<br />
Suatu amalan, seorang hamba tidak akan diberi pahala atas amalan
tersebut, kecuali apabila dia mengikhlashkan karena Allah, dan mengikuti
Rasulullah Shallahu 'alaihi wa Sallam. Allah Subhanahu wa Ta'ala
berfirman :<br />
( إن الله مع الذين اتقوا والذين هم محسنون ) [ النحل : 128[<br />
"Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat ihsan." [An-Nahl: 128]<br />
Ketaqwaan yang terbesar adalah mengikhlashkan niat karena Allah.
Adapun orang yang riya’ dalam menuntut ilmu, disamping dia rugi di
dunia, dia juga akan diadzab di Hari Akhir. Sebagaimana dalam hadits
yang menjelaskan tentang 3 orang yang diseret di atas wajah-wajah
mereka. Salah satu dari tiga orang tersebut adalah seorang penuntut
ilmu, yang mencari ilmu agar dirinya dikatakan sebagai orang ‘alim
(berilmu), dan dia telah dikatakan demikian. *3<br />
>> Ketiga: Merendah Kepada Allah dan Memohon Kepada-Nya Taufiq dan Ketepatan<br />
Serta meminta kepada Rabbnya tambahan dalam menuntut ilmu. Seorang
hamba itu faqir, sangat butuh kepada Allah. Dan Allah Ta’ala telah
memberikan motivasi hamba-hamba-Nya untuk meminta dan merendah
kepada-Nya. Allah berfirman :<br />
( ادعوني أستجب لكم ) [ غافر : 60[<br />
"Berdo'alah kalian kepada-Ku niscaya Aku kabulkan untuk kalian." [Ghafir: 60]<br />
Nabi Shallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :<br />
( ينزل ربنا كل ليلة إلي سماء الدنيا حين يبقى ثلث الليل الآخر ، فيقول:
من يدعوني فأستجب له ، من يسألني فأعطية ، ومن يستغفرني فأغفر له)<br />
“Rabb kita tiap malam turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga
malam terakhir, seraya berkata: ‘Barangsiapa yang berdo’a kepada-Ku
pasti akan Aku kabulkan, barangsiapa yang meminta kepada-Ku niscaya Aku
beri dia, dan barangsiapa yang meminta ampun kepada-Ku niscaya Aku
ampuni dia.” *4<br />
Allah ‘Azza wa Jalla juga telah memerintahkan Nabi-Nya untuk memohon kepada-Nya tambahan ilmu. Allah berfirman :<br />
( وقل رب زدني علما ) [ طه: 114]<br />
Dan katakanlah (dalam doamu) Wahai Rabbku, tambahkan untukku ilmu. [Thaha: 114]<br />
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman mengisahkan tentang Nabi Ibrahim ‘alahis salam :<br />
( رب هب لي حكما وألحقني بالصالحين ) [ الشعراء: 83]<br />
(Ibrahim berdoa): “Ya Rabbi, berikanlah kepadaku hikmah dan
masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang shalihin.”
[Asy-Syu'ara: 83]<br />
Hikmah di sini yang dimaksud adalah ilmu. Sebagaimana sabda Nabi Shallahu ‘alaihi wa Sallam :<br />
إذا اجتهد الحاكم … الحديث<br />
Apabila seorang hakim (berilmu) telah berijtihad … *5<br />
Nabi Shallahu ‘alaihi wa Sallam pernah mendo’kan shahabat Abu Hurairah Radhiyallah ‘anhu agar diberi kekuatan hafalan. *6 <br />
Beliau Shallahu ‘alaihi wa Sallam juga mendo’akan shahabat Ibnu ‘Abbas agar diberi karunia ilmu. beliau berdo’a :<br />
اللهم فقهه في الدين ، وعلمه التأويل<br />
Ya Allah, jadikan ia faqih (berilmu) tentang agama, dan ajarkanlah padanya ilmu tafsir.” *7<br />
Allah pun mengabulkan doa beliau Shallahu ‘alaihi wa Sallam. Maka
shahabat Abu Hurairah Radhiyallah ‘anhu tidaklah beliau mendengar satu
hadits/ilmu kecuali beliau menghafalnya. Dan jadilah Ibnu ‘Abbas
Radhiyallah ‘anhuma sebagai hibrul ummah dan turjumanul qur`an (gelar
bagi shahabat Ibnu ‘Abbas karena keilmuannya yang sangat luas dan
pemahamannya yang sangat mendalam terhadap tafsir Al-Qur’an).<br />
Para ‘ulama pun senantiasa berjalan di atas prinsip ini. Inilah
Syaikh Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah, beliau menuju ke masjid,
kemudian sujud kepada Allah dan meminta kepada-Nya dengan mengatakan:
“Wahai Dzat yang telah mengajari Nabi Ibrahim, ajarilah aku. Wahai Dzat
yang telah memberikan pemahaman kepada Nabi Sulaiman, pahamkanlah aku.”<br />
Maka Allah pun mengabulkan doa beliau. Sampai-sampai Ibnu Daqiqil ‘Id
rahimahullah mengatakan: “Sungguh Allah telah mengumpulkan ilmu
untuknya, sampai seakan-akan ilmu tersebut berada di antara kedua
matanya, yang bisa beliau ambil sekehendak beliau.”<br />
>> Keempat: Kebaikan Hati<br />
Hati merupakan wadah bagi ilmu. apabila wadah tersebut bagus, maka
bisa melindung dan menjaga sesuatu yang ada di dalamnya. Namun apabila
wadanya rusak, maka sesuatu yang ada di dalamnya bisa hilang.<br />
Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam menjadikan hati sebagai dasar bagi segala sesuatu. Beliau bersabda :<br />
ألا وإن في الجسد مضغه ، إذا صلحت صلح الجسد كله ، وإذا فسدت فسد الجسد كله ، ألا وهي القلب<br />
“Ketahuilah bahwa dalam jasad itu terdapat segumpal daging. Apabila
segumpal daging tersebut baik, maka baiklah seluruh jasad. Namun jika
jelek, maka jasad seluruhnya pun jelek. Ketahulah bahwa segumpal daging
tersebut adalah hati.” *8<br />
Kebaikan hati akan terwujud dengan ma’rifatullah (mengenal Allah
Subhanahu wa Ta’ala) dengan nama-nama, sifat-sifat, dan
perbuatan-perbuatan-Nya, serta merenungkan makhluk-makhluk dan
ayat-ayat-Nya.<br />
Kebaikan hati juga akan terwujud dengan merenungkan Al-Qur`anul
‘Azhim. Demikian juga kebiakan hati akan terwujud dengan banyak sujud
dan shalat malam.<br />
Hendaknya seseorang menjauh/menghindarkan dari perusak-perusak dan
penyakit-penyakit hati. Perusak dan penyakit tersebut apabila ada dalam
hati, maka hati tersebut tidak akan mampu membawa ilmu, kalau pun bisa
membawanya namun ia tidak akan memahaminya. Sebagaimana Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman tentang orang-orang munafik yang sakit hatinya,<br />
Mereka punya hati namun mereka tidak bisa memahaminya. [Al-A'raf: 179]<br />
Penyakit-penyakit hati, terbagi dua: syahwat dan syubhat.<br />
Syahwat, seperti cinta dunia dan berbagai kelezatannya, serta
menyibukkan diri denganya, senang kepada gambar-gambar yang haram, suka
mendengarkan sesuatu yang diharamkan berupa suara musik atau lagu, dan
juga melihat sesuatu yang haram.<br />
Syubhat, seperti keyakinan-keyakinan yang rusak, amal-amal yang
bid’ah, menisbahkan diri pada berbagai paham pemikiran bid’ah yang
menyimpang dan menyelisihi manhaj salaf.<br />
Termasuk penyakit hati yang bisa menghalangi dari ilmu adalah, hasad ,khianat, dan sombong.<br />
Termasuk perusak hati juga adalah kebanyakan tidur, banyak bicara, dan banyak makan.<br />
Maka hendaknya dihindarkan penyakit-penyakit dan perusak-perusak kebaikan hati di atas.<br />
>> Kelima: Kecerdasan<br />
Kecerdasan itu ada yang alami, ada pula yang muktasab (bisa
diupayakan). Apabila seseorang memang cerdas, maka dia harus semakin
menguatkannya. Kalau tidak, maka dia harus menampa diri agar bisa meraih
kecerdasan tersebut.<br />
Kecerdasan merupakan di antara sebab kuat yang menunjang dalam
pengumpulan ilmu, memahami, dan menghafalnya, serta membedakan antara
berbagai masalah, memadukan dalil-dalil, dan sebagainya.<br />
>> Keenam: Antusias Mengumpulkan Ilmu merupakan sebab untuk
bisa memperolehnya dan mendapatkan pertolongan Allah Ta’ala terhadapnya<br />
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :<br />
( إن الله مع الذين اتقوا والذين هو محسنون ) [ النحل: 128]<br />
“Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat ihsan.” [An-Nahl: 128]<br />
Seseorang apabila dia tahu tentang nilai penting sesuatu, maka ia
akan antusias untuk meraihnya. Sedangkan ilmu merupakan suatu terbesar
yang semestinya diraih oleh seseorang.<br />
Maka wajib atas penuntut ilmu: Antusias yang kuat untuk menghafal dan
memahami ilmu, duduk bersama para ‘ulama dan talaqqi ilmu langsung dari
mereka, semangat untuk banyak membaca, menyibukkan umur dan waktunya
(untuk ilmu), dan sangat perhitungan terhadap waktunya.<br />
>> Ketujuh: Keseriusan, Kesungguhan, dan Kontiunitas dalam Meraih Ilmu<br />
Menjauh dari kemalasan dan kelemahan. Mujahadatun Nafs (memerangi
diri sendiri) dan memerangi syaithan. Jiwa dan Syaithan merupakan dua
penghalang amalan menuntut ilmu.<br />
Di antara sebab yang membantu membangkitkan kesungguhan dalam
menuntut ilmu adalah: Membaca biografi-biografi para ‘ulama, tentang
kesabaran, kekokohan menanggung beban/resiko, dan perjalanan mereka
dalam meraih ilmu dan hadits.<br />
>> Kedelapan: Konsentrasi<br />
Yaitu seorang penuntut ilmu mencurahkan segala kesungguhannya hingga
ia berhasil sampai kepada tujuannya dalam ilmu dan kekokohan padanya,
baik kekuatan hafalan, pemahaman, dan pondasi yang kokoh.<br />
>> Kesembilan: Terus Berada di Sisi Guru dan Pengajar<br />
Ilmu itu diambil dari mulut para ‘ulama. Maka seorang penuntut ilmu,
agar kokoh dalam ilmu di atas pondisi yang benar, maka hendaknya ia
bermulazamah kepada ‘ulama, talaqqi (mengambil) ilmu langsung dari
mereka. Sehingga pencarian ilmunya tegak di atas kaidah-kaidah yang
benar. mampu melafazhkan nash-nash qur’ani dan hadits dengan pelafazhan
yang benar, tidak ada kesalahan maupun kekeliruan. Memahami ilmu dengan
pemahaman yang tepat sesuai maksudnya. Dan lebih dari itu, dia bisa
mengambil faidah dari ‘ulama: adab, akhlaq, dan sifat wara’. Hendaknya
dia menghindar agar jangan sampai yang menjadi gurunya adalah kitab.
Karena sesungguhnya barangsiapa yang gurunya adalah kitabnya maka ia
akan banyak salahnya sedikit benarnya.<br />
Demikianlah, inilah yang terjadi pada umat ini. Tidak seorang tampil
menonjol dalam ilmu kecuali ia sebelumnya telah tertarbiyyah dan
terdidik di hadapan ‘ulama.<br />
>> Kesepuluh: Menempuh Waktu yang Lama<br />
Janganlah seorang penuntut ilmu mengira bahwa menuntut ilmu akan
selesai sehari atau dua hari, setahun atau dua tahun. Bahkan menuntut
ilmu itu butuh kesabaran bertahun-tahun.<br />
Al-Qadhi ‘Iyadh ditanya,<br />
“Sampai kapan seseorang itu menuntut ilmu?”<br />
Beliau menjawab,<br />
“Sampai mati, sehingga tintanya menemaninya sampai ke kuburnya.”<br />
Al-Imam Ahmad berkata:<br />
“Aku duduk mempelajari Kitabul Haidh selama sembilan tahun hingga aku memahaminya.”<br />
Demikianlah, para penuntut ilmu yang cerdas senantiasa duduk
bermulazamah kepada ‘ulama selama sepuluh tahun atau dua puluh tahun.
Bahkan sebagian mereka terus bermulazamah hingga Allah mewafatkannya.<br />
Inilah beberapa prinsip yang perlu untuk diperhatikan oleh penuntut ilmu guna meraih ilmu.<br />
Saya memohon kepada Allah agar memberikan taufiq terhadap kita dan antum kepada ilmu yang bermanfaat dan amal yang shalih.<br />
وصلي الله على نبينا محمد ، وعلي آله وصحبه ومن تبعهم واقتفي أثرهم بإحسان إلي يوم الدين .<br />
تم ولله الحمد .<br />
Catatan Kaki :<br />
* 1: HR. Ahmad (I/30), At-Tirmidzi (2344), Ibnu Majah (4164), dari
shahabat ‘Umar bin Al-Khaththab Radhiyallah ‘anhu. Dishahihkan oleh
Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 310.<br />
* 2: HR. Abu Dawud (5095). At-Tirmidzi (3426), dari shahabat Anas bin
Malik Radhiyallah ‘anhu. Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam
Al-Kalimuth Thayyib no. 59.<br />
* 3: Yaitu hadits dari shahabat Abu Hurairah Radhiyallah ‘anhu bahwa
Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam menceritakan tentang tiga orang
yang pertama kali diadili para hari Kiamat nanti, salah satu di antara
mereka adalah orang yang diberi karunia ilmu :<br />
… وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ وَعَلَّمَهُ وَقَرَأَ الْقُرْآنَ
فَأُتِىَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ
فِيهَا قَالَ تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيكَ
الْقُرْآنَ. قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ
عَالِمٌ. وَقَرَأْتَ الْقُرْآنَ لِيُقَالَ هُوَ قَارِئٌ. فَقَدْ قِيلَ
ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِىَ فِى النَّارِ. …<br />
“… dan seorang yang mempelajari ilmu dan mengajarkannya, serta rajin
membaca Al-Qur’an. Maka ia pun didatangkan, kemudian diperlihatkan
kenikmatan-kenikmatan yang telah diberikan kepadanya, maka ia pun
mengakuinya. Allah berkata: ‘Apa yang kamu amalkan dengan nikmat-nikmat
tersebut?’ Dia menjawab: ‘Saya mempelajari ilmu dan mempelajarinya,
serta aku rajin membaca Al-Qur’an karena Engkau.’ Allah menjawab: ‘kamu
telah berdusta!! Engkau mempelajari ilmu karena ingin dikatakan sebagai
seorang yang ‘alim (berilmu), dan engkau rajin membaca Al-Qur’an supaya
dikatakan dia adalah qari’, dan kamu telah dikatakan demikian.’ Maka dia
diperintahkan diseret di atas wajah, kemudian dicampakkan ke dalam
Neraka. …” [HR. Muslim 1905]<br />
* 4: HR. Al-Bukhari 1145, Muslim 758, dari shahabat Abu Hurairah Radhiyallah ‘anhu<br />
* 5: HR. Al-Bukhari 7352, Muslim 1716 dari shahabat ‘Amr bin Al-’Ash dan shahabat Abu Hurairah Radhiyallah ‘anhuma.<br />
* 6: Lihat HR. Al-Bukhari 119<br />
* 7: Penggal pertama do’a ini: (اللهم فقهه في الدين ) diriwayatkan
oleh Al-Bukhari 143. Adapun penggal kedua diriwayatkan oleh
Ath-Thabarani. Lihat Ash-Shahihah no. 2589.<br />
* 8: HR. Al-Bukhari no. 52, Muslim 1599, dari shahabat An-Nu’man bin Basyir Radhiyallah ‘anhu.<br />
Sumber: <a href="http://www.dammajhabibah.wordpress.com/" rel="nofollow">http://www.dammajhabibah.wordpress.com</a></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05996752163407622320noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1294144757815418969.post-15811758130615848552013-08-10T21:35:00.002-07:002013-08-10T21:35:56.226-07:00RENUNGAN DI BULAN SYAWAL<br />
<br />
<div style="margin-bottom: 0cm;">
<span style="color: black;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><i><b>Yang Berlalu dan Yang Datang</b></i></span></span></div>
<div style="margin-bottom: 0cm;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgucS6KsNo0IIP5eskTDOhZFQxhgdNGsNY3P1GgZT7D1g_w_NugEqeb7Ym9pLQHRWUkZ3xV6Mf2Cl2y69XJk_GVNeSCgiPPtMz1hub_9Na8r2BwTmtaqpTYMB8AmYaTAbiPUsoQsMeEQ1j_/s1600/gmbr+syawal.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgucS6KsNo0IIP5eskTDOhZFQxhgdNGsNY3P1GgZT7D1g_w_NugEqeb7Ym9pLQHRWUkZ3xV6Mf2Cl2y69XJk_GVNeSCgiPPtMz1hub_9Na8r2BwTmtaqpTYMB8AmYaTAbiPUsoQsMeEQ1j_/s1600/gmbr+syawal.jpg" /></a><span style="font-family: Book Antiqua,serif;">Bulan
Ramadhan baru saja kita lewati, ada perasan sedih yang menggelayuti
jiwa dan rohani kita. Bulan yang penuh berkah telah berlalu, kita hanya
bisa berharap dengan doa-doa yang selalu kita panjatkan ke hadirat Allah
swt, supaya kita bisa bersua kembali dengan bulan yang penuh berkah ini
tahun depan. Dibalik kesedihan berpisah dengan bulan Ramadhan, kita
sambut hari yang cerah dengan terbitnya fajar kemenangan dibulan Syawal.
Bulan ini kita awali dengan perayaan kemenangan perjuangan melawan hawa
nafsu, yang telah membentuk diri kita sebagai insan baru. Di bulan
Syawal ini merupakan saat yang tepat dimana kita dapat menorehkan
untaian cerita kehidupan yang lebih bermakna pada lembar jiwa yang baru.</span></div>
<a href="http://www.blogger.com/null" name="more"></a><br />
<div style="margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><i><b>Tradisi Syawal-an</b></i></span></div>
<div style="margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: Book Antiqua,serif;">Di
Indonesia, pada bulan Syawal juga lekat dengan beragam tradisi untuk
merayakan Idul Fitri, tetapi yang unik dari semua tradisi itu umumnya
bertujuan untuk merekatkan tali silaturahim. Sedangkan silaturahim
sendiri didalam ajaran Islam sangat dianjurkan. Bahkan<a name='more'></a> Rasulullah SAW
bersabda: </span><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><i>“Siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah menyambung tali silaturahim.”</i></span><span style="font-family: Book Antiqua,serif;">
(Muttafaq ‘alaih). Jadi silaturahim memang memiliki keunggulan yang
luar biasa untuk kemaslahatan umat. Di Indonesia sudah jamak tatkala
sesama muslim bersilaturahim biasanya diwujudkan dalam bentuk halal bi
halal dan dimanfaatkan untuk saling bermaaf-maafan. Walaupun mungkin
diantara mereka tidak pernah saling berbuat salah</span></div>
<div style="margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: Book Antiqua,serif;">Hal
ini tentunya juga sebuah tradisi yang Islami, walaupun Al Quran
mengajarkan kepada umat Islam supaya menerapkan sifat “afwun” (pemaaf)
itu dalam jiwanya. Artinya setiap saat dimanapun tempatnya kita harus
memiliki sifat pemaaf, tidak harus menunggu satu tahun untuk saling
bermaaf-maafan. </span> </div>
<div style="margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><i><b>Tingkatan Derajat “Afw” (Pemaaf)</b></i></span></div>
<div style="margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: Book Antiqua,serif;">Setiap
manusia bisa menjadi seorang Pemaaf, tetapi tidak semuanya mencapai
kedudukan yang tertinggi. Al Quran mengklasifikasikan derajat “Afw”
(Pemaaf) dalam tiga tingkatan, yaitu</span></div>
<div style="margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: Book Antiqua,serif;">(QS. Ali Imran 134):</span></div>
<ol>
<li> <br />
<div style="margin-bottom: 0cm;">
“<span style="font-family: Book Antiqua,serif;">Wal kadhiminal ghaidha” (menahan marah), yaitu apabila disakiti dapat mengekang kemarahannya.</span></div>
</li>
<li> <br />
<div style="margin-bottom: 0cm;">
“<span style="font-family: Book Antiqua,serif;">Wal ‘afiina ‘anin naas” (memaafkan tanpa syarat), yaitu dapat memaafkan dan mengampuni orang yang bersalah.</span></div>
</li>
<li><br />
<div style="margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: Book Antiqua,serif;">Wallaahu
yuhibbul muhsiniin” (memberikan kebaikan), yaitu orang yang disakiti
tidak hanya bisa menahan marah dan memaafkan, tetapi juga bisa
memberikan kebaikan kepada orang yang bersalah, sehingga orang yang
bersalah tersebut justru mendapat anugrah.</span></div>
</li>
</ol>
<div style="margin-bottom: 0cm;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><i><b>Sikap Orang yang Bersalah</b></i></span></div>
<ol><ol>
<li> “<span style="font-family: Book Antiqua,serif;">Dzakarullaaha” (ingat kepada Allah), yaitu yaitu berhenti, sesali dan tidak mengulangi kesahannya.</span> </li>
<li> “<span style="font-family: Book Antiqua,serif;">Fastaghfaru
lidzunuubihim”, yaitu memohon ampunan kepada Allah SWT dan meminta
maaf kepada manusia (lunasi hutang/kesalahannya)</span> </li>
</ol>
</ol>
<div style="margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: Book Antiqua,serif;">Semoga di bulan Syawal ini kita benar-benar menjadi insan yang lebih baik dari sebelumnya</span></div>
<div style="margin-bottom: 0cm;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><b>PUASA SYAWAL</b></span></div>
<div style="margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: Book Antiqua,serif;">Dari Tsauban, Rasulullah SAW bersabda:</span></div>
<div align="CENTER" style="margin-bottom: 0cm;">
“<i><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-style: normal;">Barang
siapa berpuasa enam hari setelah hari raya Idul Fitri, maka dia seperti
berpuasa setahun penuh. [Barang siapa berbuat satu kebaikan, mk baginya
spuluh kebaikan semisal].”</span></span></i><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><i> </i></span> </div>
<div align="CENTER" style="margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: xx-small;"><i>(HR. Ibnu Majah & dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dlm Irwa’ul Gholil)</i></span></span></div>
<div style="margin-bottom: 0cm;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: Book Antiqua,serif;">Sumber: berbagai sumber</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05996752163407622320noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1294144757815418969.post-21457837405423348272013-08-07T19:37:00.001-07:002013-08-10T21:42:22.402-07:00Renungan menjelang Idul FitriIdul Fitri adalah hari yang banyak dinantikan oleh kaum muslimin.
Kita dapat melihatnya dari aktivitas mudik dan maraknya
bingkisan-bingkisan istimewa yang dijual menjelang Idul Fitri. Namun
kadang kita kurang memaknai apa sih yang ada di balik Idul Fitri? Lalu
buah apa yang kita peroleh saat mendapati hari Idul Fitri. Ini yang
perlu kita renungkan.
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVvvDPJf8lBrCoaWel_mrq0hpmcL12jrsCZZEdyyPGKH1xaCfvYEXyNHrrf8KZmdO9VoQwp9PfNn7ws4nrXzHN64F0QH4mjABvaJw8sP1-XL2zPTijOrpwAqqwH_ApUR8vllKjhbhFKhpp/s1600/gmbr+idulfitri.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVvvDPJf8lBrCoaWel_mrq0hpmcL12jrsCZZEdyyPGKH1xaCfvYEXyNHrrf8KZmdO9VoQwp9PfNn7ws4nrXzHN64F0QH4mjABvaJw8sP1-XL2zPTijOrpwAqqwH_ApUR8vllKjhbhFKhpp/s1600/gmbr+idulfitri.jpg" /></a><b>Amalan Menjelang Idul Fitri</b><br />
Idul Fitri adalah hari yang berulang setiap tahunnya sebagai pertanda
berakhirnya puasa Ramadhan. Salah satu kewajiban yang ditunaikan
menjelang Idul Fitri adalah zakat fitri. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu
‘anhuma, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
mewajibkan zakat fithri untuk mensucikan ora<i>ng yang berpuasa dari
bersenda gurau dan kata-kata keji, dan juga untuk memberi makan orang
miskin. Barangsiapa yang menunaikannya sebelum shalat maka zakatnya
diterima dan barangsiapa yang menunaikannya setelah shalat maka itu
hanya dianggap sebagai sedekah di antara berbagai sedekah.</i>” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah. Hasan)<br />
Penghujung Ramadhan ini ditutup pula dengan takbir sebagaimana Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), <i>“Dan
hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu bertakwa pada
Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu
bersyukur.” (QS. Al Baqarah: 185). Takbir ini disunnahkan untuk
dikumandangkan sejak berangkat dari rumah hingga pelaksanaan shalat Idul
Fitri. Dalam suatu riwayat disebutkan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam biasa keluar hendak shalat pada hari raya ‘Idul Fithri, lantas
beliau bertakbir sampai di lapangan dan sampai shalat hendak
dilaksanakan. Ketika shalat hendak dilaksanakan, beliau berhenti dari
bertakbir.”</i> (Dikeluarkan dalam As Silsilah Ash Shahihah no. 171)<br />
Saling mendoakan agar amalan kita di bulan Ramadhan diterima juga
suatu hal yang dianjurkan saat hari raya. Dari Jubair bin Nufair, ia
berkata bahwa jika para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
berjumpa dengan hari ‘ied (Idul Fitri atau Idul Adha), satu sama lain
saling mengucapkan, <i>“Taqabbalallahu minna wa minka (Semoga Allah menerima amalku dan amalmu).</i>” Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan (Fathul Bari, 2: 446).<br />
<b>Bagaimana Seharusnya Keadaan Kita di Hari ‘Idul Fithri?</b><br />
<a name='more'></a><br />
Beberapa amalan yang dijalani di bulan Ramadhan berisi pengampunan
dosa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Barangsiapa
yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari
Allah maka dosanya di masa lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan
Muslim).<br />
Begitu pula pada amalan shalat tarawih, di dalamnya juga terdapat
pengampunan dosa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,<i> ”Barangsiapa
melakukan qiyam Ramadhan (shalat tarawih) karena iman dan mencari
pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.”</i> (HR. Bukhari dan Muslim).<br />
Barangsiapa yang menghidupkan lailatul qadar dengan amalan shalat
juga akan mendapatkan pengampunan dosa sebagaimana sabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, <i>“Barangsiapa melaksanakan shalat pada
lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka
dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” </i>(HR. Bukhari)<br />
Begitu pula pengeluaran zakat fitri di penghujung Ramadhan, itu juga
adalah sebab mendapatkan ampunan Allah. Karena zakat fitri akan menutupi
kesalahan berupa kata-kata kotor dan sia-sia.<br />
Begitu banyak amalan di bulan Ramadhan yang terdapat pengampunan dosa sampai-sampai Ibnu Rajab mengatakan,<i> ”Tatkala
semakin banyak pengampunan dosa di bulan Ramadhan, maka siapa saja yang
tidak mendapati pengampunan tersebut, sungguh dia telah terhalangi dari
kebaikan yang banyak.</i>” (Lathaif Al Ma’arif, 371)<br />
Setelah kita mengetahui beberapa amalan di bulan Ramadhan yang bisa
menghapuskan dosa-dosa, maka seseorang di hari raya Idul Fitri, ketika
dia kembali berbuka (tidak berpuasa lagi) seharusnya dalam keadaan bayi
yang baru dilahirkan oleh ibunya bersih dari dosa. Az Zuhri berkata,
“Ketika hari raya Idul Fithri, banyak manusia yang akan keluar menuju
lapangan tempat pelaksanaan shalat ‘ied, Allah pun akan menyaksikan
mereka. Allah pun akan mengatakan, “Wahai hambaku, puasa kalian adalah
untuk-Ku, shalat-shalat kalian di bulan Ramadhan adalah untuk-Ku,
kembalilah kalian dalam keadaan mendapatkan ampunan-Ku.” Ulama salaf
lainnya mengatakan kepada sebagian saudaranya ketika melaksanakan shalat
‘ied di tanah lapang, “Hari ini suatu kaum telah kembali dalam keadaan
sebagaimana ibu mereka melahirkan mereka.” (Lathaif Al Ma’arif, 366).
Dikatakan demikian karena sungguh amat banyak pengampunan dosa di bulan
Ramadhan.<br />
Dari sini, seharusnya setelah Idul Fitri, seorang muslim bisa menjadi
lebih baik. Ibadah yang biasa rutin dijaga di bulan Ramadhan berusaha
terus dirutinkan semisal menjaga shalat jama’ah (bagi pria), berusaha
terus shalat malam dan giat berpuasa sunnah. Al Hasan Al Bashri
rahimahullah mengatakan, “<i>Sesungguhnya Allah Ta’ala tidaklah
menjadikan ajal (waktu akhir) untuk amalan seorang mukmin selain
kematiannya.” Lalu Al Hasan membaca firman Allah (yang artinya), “Dan
sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu al yaqin (yakni ajal).” (QS. Al
Hijr: 99) (Lathaif Al Ma’arif, 392). Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “(Ketahuilah bahwa) amalan yang paling dicintai oleh
Allah adalah amalan yang kontinu (ajeg) walaupun sedikit.</i>” (HR. Muslim).<br />
<b>Khawatir Amalan Tidak Diterima</b><br />
Para ulama salaf terdahulu begitu semangat untuk menyempurnakan
amalan mereka, kemudian mereka berharap-harap agar amalan tersebut
diterima oleh Allah dan khawatir jika tertolak. Merekalah yang
disebutkan dalam firman Allah (yang artinya), <i>“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut.” </i>(QS. Al Mu’minun: 60)<br />
Ibnu Diinar mengatakan, “Tidak diterimanya amalan lebih kukhawatirkan
daripada banyak beramal.” Abdul Aziz bin Abi Rawwad berkata, “Saya
menemukan para salaf begitu semangat untuk melakukan amalan sholih.
Apabila telah melakukannya, mereka merasa khawatir apakah amalan mereka
diterima ataukah tidak.” Sebagian ulama sampai-sampai mengatakan, “Para
salaf biasa memohon kepada Allah selama enam bulan agar dapat berjumpa
dengan bulan Ramadhan. Kemudian enam bulan sisanya, mereka memohon
kepada Allah agar amalan mereka diterima.”<br />
‘Umar bin ‘Abdul Aziz berkata tatkala beliau berkhutbah pada hari
raya Idul Fithri, “Wahai sekalian manusia, kalian telah berpuasa selama
30 hari. Kalian pun telah melaksanakan shalat tarawih setiap malamnya.
Kalian pun keluar dan memohon pada Allah agar amalan kalian diterima.
Namun sebagian salaf malah bersedih ketika hari raya Idul Fithri.
Dikatakan kepada mereka, “Sesungguhnya hari ini adalah hari penuh
kebahagiaan.” Mereka malah mengatakan, “Kalian benar. Akan tetapi aku
adalah seorang hamba. Aku telah diperintahkan oleh Rabbku untuk beramal,
namun aku tidak mengetahui apakah amalan tersebut diterima ataukah
tidak.”<br />
Itulah kekhawatiran para salaf. Mereka begitu khawatir kalau-kalau
amalannya tidak diterima. Namun berbeda dengan kita yang amalannya
begitu sedikit dan sangat jauh dari amalan para salaf. Kita begitu
“pede” dan yakin dengan diterimanya amalan kita. Sungguh, teramatlah
jauh antara kita dengan mereka (Lathaif Al Ma’arif, 368-369).<br />
Semoga perjumpaan dengan Idul Fithri, kita mendapatkan dua
kebahagiaan, yaitu bahagia ketika berbuka dan bahagia ketika berjumpa
kelak dengan Allah.<br />
<i>Taqobbalallahu minna wa minkum </i>(Semoga Allah menerima amalan kami dan amalan kalian).<br />
<br />
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal, ST.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05996752163407622320noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1294144757815418969.post-70849415639801797572013-07-24T18:47:00.002-07:002013-07-24T18:48:57.598-07:00Sambutlah Bulan Ramadhân dengan Takwa dan Taubat yang Benar<div class="judul1">
Sambutlah Bulan Ramadhân</div>
<div class="judul2">
<b>dengan Takwa dan Taubat yang Benar</b></div>
<div style="color: #cc3300; text-align: center;">
<br />
<a href="http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/325-sambutlah-bulan-ramadhan-dengan-takwa-dan-taubat-yang-benar#1"><span style="font-size: 6pt; vertical-align: super;"><abbr title="Diterjemahkan dari Majmû’ Fatâwâ wa Maqâlâtu Mutanawwi’ah, 15/51-55"></abbr></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZDcBaI4Dkf-_Wx69MMUhQRMbRJqXP0eGBsiMGnvBvIWVk_0OR_B7AR8Z2grgMp5wRR2HoupgAfFIfclvlKqpAk7XrxSsDzm5JjkyjEIQO0p2JcbPmhEcxdKpsC4nWztgrPiMzpb6RqKoK/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="149" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZDcBaI4Dkf-_Wx69MMUhQRMbRJqXP0eGBsiMGnvBvIWVk_0OR_B7AR8Z2grgMp5wRR2HoupgAfFIfclvlKqpAk7XrxSsDzm5JjkyjEIQO0p2JcbPmhEcxdKpsC4nWztgrPiMzpb6RqKoK/s200/images.jpg" width="200" /></a></div>
(Nasehat Syaikh Bin Baz Rahimahullâh<br />
<div class="paragraf">
Bulan Ramadhân yang sangat kita rindukan
kedatangannya sebentar lagi akan datang. Sebagai seorang Muslim,
semestinya kita sudah mulai mempersiapkan diri untuk menyongsong tamu
agung tersebut. Kita berharap semoga Allah Ta'ala memanjangkan usia kita
dan memberikan kesehatan kepada kita sehingga bisa beribadah dengan
sebaik-baiknya di bulan yang penuh barakah ini.</div>
<div class="paragraf" style="text-align: center;">
<span style="text-align: center;">"Ya, Allah, hanya kepada-Mu kami memohon, </span>panjangkanlah usia kami sehingga bisa beribadah kepada-Mu di bulan Ramadhân ini."</div>
<div class="paragraf">
Berkenaan dengan bulan Ramadhân ini, kami menyajikan
ke hadapan para pembaca nasehat Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin
Abdirrahman bin Baz <i>rahimahullâh</i>. Kami berharap semoga nasehat
ini bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi kaum Muslimin umumnya.
Berikut ini nasehat beliau <i>rahimahullâh</i>:</div>
<a name='more'></a><br />
<div class="paragraf">
Nasehat saya kepada seluruh kaum Muslimin, hendaklah
mereka senantiasa bertaqwa kepada Allâh Ta'âla. Hendaklah mereka
menyambut kedatangan bulan (Ramadhân) yang agung ini dengan benar-benar
bertaubat dari segala dosa. Hendaklah mereka menyambutnya dengan
berusaha memahami agama mereka dan mempelajari hukum-hukum yang
berkaitan dengan ibadah puasa serta qiyâmul lail (shalat malam) mereka,
berdasarkan sabda Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wa sallam :</div>
<div class="arabic1">
مَنْ يُرِد اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهُ فِي الدِّيْنِ</div>
<div class="terjemahan">
Barangsiapa dikehendaki baik oleh Allâh Ta'âla,<br />
maka Dia memberikan kepadanya pemahaman tentang dien<a href="http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/325-sambutlah-bulan-ramadhan-dengan-takwa-dan-taubat-yang-benar#2"><span style="font-size: 6pt; vertical-align: super;"><abbr title="HR Imam Bukhari, dalam Kitâbul ‘Ilmi,
Bâb Man Yuridillâhu bihi Khairan
Yufaqqihhu fi d Dîn, no. 71 dan Riwayat
Imam Muslim, Kitâbuz Zakat, Bâb an-
Nahyu ‘anil Mas’alah, no. 1037">[2]</abbr></span></a></div>
<div class="paragraf">
Juga sabda Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wa sallam :</div>
<div class="arabic1">
إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ</div>
<div class="terjemahan">
Apabila bulan Ramadhân sudah tiba,<br />
maka pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka Jahannam ditutup <br />
serta setan-setan dibelenggu<a href="http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/325-sambutlah-bulan-ramadhan-dengan-takwa-dan-taubat-yang-benar#3"><span style="font-size: 6pt; vertical-align: super;"><abbr title="HR Imam Bukhari, dalam Kitâbu Bad’il
Khalq, Bâb Shifati Iblîs wa Junûduhu, , no.
3277 dan Riwayat Imam Muslim, Kitâbus Shiyâm, Bâb Fadhli Syahri Ramadhân, no. 1079">[3]</abbr></span></a></div>
<div class="paragraf">
Juga berdasarkan sabda Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wa sallam :</div>
<div class="arabic1">
إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ
صُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ
النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ
فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِي مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ
أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنْ
النَّارِ وَذَلكَ كُلُّ لَيْلَةٍ</div>
<div class="terjemahan">
Jika malam pertama bulan Ramadhân sudah tiba, <br />
maka setan-setan dan jin nakal dibelenggu, <br />
pintu-pintu neraka Jahannam ditutup tidak ada satu pun yang terbuka, <br />
pintu-pintu surga dibuka, tidak ada satu pun yang tertutup.<br />
Kemudian ada malaikat yang menyeru, <br />
“Wahai para pencari kebaikan,<br />
menghadaplah (kepada Allâh Ta'âla dengan memperbanyak ketaatan)! <br />
Wahai para pelaku keburukan, berhentilah! <br />
Sesungguhnya Allâh Ta'âla memiliki banyak hamba <br />
yang dibebaskan dari siksa api neraka. <br />
Itu terjadi setiap malam (bulan Ramadhân)<a href="http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/325-sambutlah-bulan-ramadhan-dengan-takwa-dan-taubat-yang-benar#4"><span style="font-size: 6pt; vertical-align: super;"><abbr title="HR. Tirmidzi dalam Kitabus Shaum, Bâb Ma Ja’a fi Fadhli Syahri
Ramadhân, no. 682 dan Ibnu Majah, Kitabus Shiyam, Bâb Ma Ja’a
fi Fadhli Syahri Ramadhân, no. 1642">[4]</abbr></span></a></div>
<div class="paragraf">
Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda :</div>
<div class="arabic1">
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ
لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَ مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا
وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَ مَنْ قَامَ
لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ
مِنْ ذَنْبِهِ</div>
<div class="terjemahan">
Barangsiapa melakukan ibadah puasa <br />
karena rasa iman dan mengharapkan pahala dari Allâh Ta'âla, <br />
maka dosanya yang telah lewat terampuni. <br />
Barangsiapa melakukan ibadah shalat malam karena rasa iman<br />
dan mengharapkan pahala dari Allâh Ta'âla, <br />
maka dosanya yang telah lewat diampuni. <br />
Barangsiapa melakukan ibadah shalat malam pada malam al-qadar<br />
karena rasa iman dan mengharapkan pahala dari Allâh Ta'âla,<br />
maka diampuni dosanya yang telah lewat.<a href="http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/325-sambutlah-bulan-ramadhan-dengan-takwa-dan-taubat-yang-benar#5"><span style="font-size: 6pt; vertical-align: super;"><abbr title="HR Imam Bukhari, dalam Kitâbus Shaum, Bâb Man Shâma
Ramadhân Îmânan wa ihti sâban, no. 1901 dan Riwayat Imam
Muslim, Kitâbus Shalâti l Musâfi rîn wa Qashrihâ, Bâb at-Targhîb fî
Shiyâmi Ramadhân, no. 760">[5]</abbr></span></a></div>
<div class="paragraf">
Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wa sallam juga bersabda :</div>
<div class="arabic1">
قَالَ اللَّهُ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا
الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَ الصِّيَامُ جُنَّةٌ
وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ
فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ
وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ
عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَ
حُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ وَ إِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ</div>
<div class="terjemahan">
Allâh Ta'âla berfirman, <br />
“Semua amal kebaikan Bani Adam itu adalah miliknya, kecuali puasa. <br />
Karena puasa itu milik-Ku dan Aku yang memberikannya balasan. <br />
Puasa itu merupakan tameng. <br />
Jika salah diantara kalian sedang menjalankan ibadah puasa, <br />
maka janganlah dia berkata keji dan berteriak-teriak. <br />
Jika ia dicela oleh seseorang atau memeranginya, <br />
maka hendaklah dia mengatakan, “Saya sedang menjalankan ibadah puasa.” <br />
Demi jiwa Muhammad yang ada di tangan-Nya, <br />
sungguh bau mulut orang yang sedang menjalankan ibadah puasa <br />
lebih wangi daripada minyak misik di sisi Allâh Ta'âla. <br />
Orang yang menjalankan ibadah puasa memiliki dua kebahagiaan<br />
(yaitu) jika dia berbuka, dia bahagia dan ketika berjumpa dengan Rabbnya, <br />
dia bahagia dengan ibadah puasanya.<a href="http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/325-sambutlah-bulan-ramadhan-dengan-takwa-dan-taubat-yang-benar#6"><span style="font-size: 6pt; vertical-align: super;"><abbr title="HR Imam Bukhari, no. 7492 dan Riwayat Imam Muslim, no.1151">[6]</abbr></span></a></div>
<div class="paragraf">
Juga sabda Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wa sallam :</div>
<div class="arabic1">
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ اللهِ حَاجَةٌ فِـي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ</div>
<div class="terjemahan">
Orang yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dusta, <br />
maka Allâh Ta'âla sama sekali tidak butuh terhadap puasa orang itu.<a href="http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/325-sambutlah-bulan-ramadhan-dengan-takwa-dan-taubat-yang-benar#7"><span style="font-size: 6pt; vertical-align: super;"><abbr title="HR Imam Bukhari, kitab as-Shaum, Bab Man Lâm Yada’ Qaulaz Zûri
wal ‘Amala bihi, no. 1903">[7]</abbr></span></a></div>
<div class="paragraf">
Jadi wasiat saya kepada seluruh kaum Muslimin,
hendaklah mereka senantiasa bertaqwa kepad Allâh Ta'âla dan berusaha
memelihara ibadah puasa mereka dari semua perbuatan maksiat. Hendaklah
mereka bersungguh-sungguh dalam melakukan kebaikan serta berlomba-lomba
melakukan beragam kebaikan seperti bershadaqah, memperbanyak bacaan
al-Qur’ân, tasbîh, tahlîl, tahmîd, takbîr serta istigfâr. Karena bulan
(Ramadhân) ini adalah bulan al-Qur’ân :</div>
<div class="terjemahan">
<img alt="QS. al-Baqarah/2:185" border="0" height="100" src="http://majalah-assunnah.com/images/naskah/xv-03/Qs002-185.gif" width="380" /></div>
<div class="terjemahan">
(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhân, <br />
bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur’ân <br />
sebagai petunjuk bagi manusia <br />
dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu <br />
dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). <br />
(QS. al-Baqarah/2:185)</div>
<div class="paragraf">
Oleh karena itu, disyari’atkan bagi kaum Muslimin,
laki-laki maupun perempuan untuk bersungguh-sungguh membaca al-Qur’ân,
diwaktu siang maupun malam. Setiap satu huruf bernilai satu kebaikan dan
satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipat, sebagaimana
diberitakan oleh nabi Muhammad <i> shallallâhu 'alaihi wa sallam</i>.
(Semangat melakukan kebaikan ini) harus disertai semangat untuk menjauhi
semua bentuk keburukan dan perbuatan maksiat, (juga harus diiringi
semangat untuk) saling menasehati dengan kebenaran, amar ma’ruf dan nahi
mungkar.</div>
<div class="paragraf">
Bulan Ramadhân ini merupakan bulan yang
dilipatgandakan (nilai) amal kebaikan di dalamnya, begitu pula balasan
keburukan. Oleh karena itu, seorang Muslim berkewajiban untuk
bersungguh-sungguh dalam menunaikan kewajiban yang Allâh Ta'âla bebankan
kepadanya serta menjauhi semua yang Allâh Ta'âla haramkan.</div>
<div class="paragraf">
Dan hendaklah perhatiannya (terhadap kewajiban dan
larangan itu-pent) pada bulan Ramadhân lebih ditingkatkan lagi.
Sebagaimana juga disyari’atkan bagi seorang Muslim untuk
bersungguh-sungguh dalam melaksanakan berbagai amal kebaikan seperti
bershadaqah, mengunjungi orang sakit, mengantarkan jenazah (ke kuburan),
menyambung tali silaturrahmi, membaca al-Qur’an, membaca tasbîh,
tahlîl, tahmîd, istigfâr, doa dan beragam kebaikan lainnya. Dia
(melakukan itu, karena -pent) berharap bisa meraih pahala dari Allâh
Ta'âla dan karena takut terhadap siksa-Nya.</div>
<div class="paragraf">
Kami memohon kepada Allâh Ta'âla, semoga Allâh
Ta'âla memberikan taufiq-Nya kepada seluruh kaum Muslimin menuju
keridhaan-Nya. Kami juga memohon kepada-Nya agar memanjangkan umur kita
sehingga bisa melaksanakan ibadah puasa dan qiyâmul lail (shalat malam
atau terawih-pent) dengan dilandasi keimanan dan keinginan meraih
pahala-Nya. Sebagaimana juga kami memohon kepada Allâh Ta'âla, semoga
Allâh Ta'âla memberikan kepada kami dan seluruh kaum Muslimin pemahaman
terhadap agama ini, keistiqâmahan serta terhindar dari segala yang bisa
mendatangkan murka dan siksa Allâh Ta'âla.</div>
<div class="paragraf">
Kami memohon kepada Allâh Ta'âla, semoga Allâh
Ta'âla memberikan taufiq-Nya kepada para penguasa kaum Muslmin; Semoga
Allâh Ta'âla senantiasa memberikan hidayah kepada mereka, memperbaiki
kondisi mereka serta memberikan taufi q kepada mereka supaya menerapkan
syari’at-syari’at Allâh Ta'âla dalam semua aspek kehidupan, sebagai
perwujudan dari firman Allâh Ta'âla:</div>
<div class="terjemahan">
<img border="0" height="47" src="http://majalah-assunnah.com/images/naskah/xv-03/Qs005-49.gif" width="269" /></div>
<div class="terjemahan">
Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka<br />
menurut apa yang diturunkan Allâh <br />
(QS. al-Mâidah/5:49)</div>
<div class="paragraf">
Juga firman-Nya :</div>
<div class="terjemahan">
<img border="0" height="108" src="http://majalah-assunnah.com/images/naskah/xv-03/Qs005-50.gif" width="375" /></div>
<div class="terjemahan">
Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, <br />
dan (hukum) siapakah yang lebih baik <br />
daripada (hukum) Allâh bagi orang-orang yang yakin ? <br />
(QS. al-Mâidah/5:50)</div>
<div class="paragraf">
Juga firman-Nya :</div>
<div class="terjemahan">
<img border="0" height="99" src="http://majalah-assunnah.com/images/naskah/xv-03/Qs004-65.gif" width="520" /></div>
<div class="terjemahan">
Maka demi Rabbmu, <br />
mereka (pada hakekatnya) tidak beriman <br />
hingga mereka menjadikan kamu hakim <br />
terhadap perkara yang mereka perselisihkan, <br />
lalu mereka tidak merasa dalam hati mereka <br />
sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, <br />
dan mereka menerima dengan sepenuhnya.<br />
(QS. an-Nisâ/4:65)</div>
<div class="paragraf">
Juga firman-Nya :</div>
<div class="terjemahan">
<img border="0" height="250" src="http://majalah-assunnah.com/images/naskah/xv-03/Qs004-59.gif" width="378" /></div>
<div class="terjemahan">
Hai orang-orang yang beriman, <br />
taatilah Allâh dan taatilah Rasul(nya), dan ulil amri di antara kamu.<br />
Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, <br />
maka kembalikanlah ia kepada Allâh (al-Qur’ân) dan Rasul (sunnahnya),<br />
jika kamu benar-benar beriman kepada Allâh dan hari kemudian. <br />
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. <br />
(QS. an- Nisâ/4:59)</div>
<div class="paragraf">
Juga firman-Nya :</div>
<div class="terjemahan">
<img border="0" height="51" src="http://majalah-assunnah.com/images/naskah/xv-03/Qs024-54.gif" width="277" /></div>
<div class="terjemahan">
Katakanlah: “Taat kepada Allâh dan taatlah kepada rasul.” <br />
(QS. an-Nûr/24:54)</div>
<div class="paragraf">
Juga firman-Nya :</div>
<div class="terjemahan">
<img border="0" height="104" src="http://majalah-assunnah.com/images/naskah/xv-03/Qs059-7.gif" width="434" /></div>
<div class="terjemahan">
Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. <br />
Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. <br />
Dan bertakwalah kepada Allâh. <br />
Sesungguhnya Allâh amat keras hukumannya. <br />
(QS. al-Hasyr/59:7)</div>
<div class="paragraf">
Inilah beberapa kewajiban kaum Muslimin juga para
pemimpin mereka. Para penguasa dan para Ulama (juga) wajib bertaqwa
kepada Allâh Ta'âla, tunduk kepada syari’at-Nya serta menerapkannya
dalam kehidupan mereka. Karena (hanya) dengan syari'at Allâh (kita akan
meraih) kebaikan, hidayah, hasil akhir yang terpuji, keridhaan Allâh
Ta'âla, kebenaran serta (hanya) dengan syari’at ini (kita bisa)
menghindari tindakan kezhaliman.</div>
<div class="paragraf">
Kami memohon kepada Allâh Ta'âla, semoga memberikan petunjuk, niat dan amal perbuatan yang baik.</div>
<div class="arabic1">
وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى أله وأصحابه أجمعين</div>
<div class="paragraf">
<br /></div>
<div class="paragraf">
<img border="0" height="2" src="http://majalah-assunnah.com/images/naskah/garis.gif" width="260" /></div>
<table border="0" style="width: 580px;">
<tbody>
<tr>
<td align="right" valign="top"><a href="http://www.blogger.com/null" name="1"></a><span style="font-size: 6pt; vertical-align: super;">[1]</span></td>
<td align="justify" style="padding-left: 7px;">Diterjemahkan dari Majmû’ Fatâwâ wa Maqâlâtu Mutanawwi’ah, 15/51-55</td>
</tr>
<tr>
<td align="right" valign="top"><a href="http://www.blogger.com/null" name="2"></a><span style="font-size: 6pt; vertical-align: super;">[2]</span></td>
<td align="justify" style="padding-left: 7px;">HR Imam Bukhari, dalam
Kitâbul ‘Ilmi, Bâb Man Yuridillâhu bihi Khairan Yufaqqihhu fi d Dîn, no.
71 dan Riwayat Imam Muslim, Kitâbuz Zakat, Bâb an- Nahyu ‘anil
Mas’alah, no. 1037</td>
</tr>
<tr>
<td align="right" valign="top"><a href="http://www.blogger.com/null" name="3"></a><span style="font-size: 6pt; vertical-align: super;">[3]</span></td>
<td align="justify" style="padding-left: 7px;">HR Imam Bukhari, dalam
Kitâbu Bad’il Khalq, Bâb Shifati Iblîs wa Junûduhu, , no. 3277 dan
Riwayat Imam Muslim, Kitâbus Shiyâm, Bâb Fadhli Syahri Ramadhân, no.
1079</td>
</tr>
<tr>
<td align="right" valign="top"><a href="http://www.blogger.com/null" name="4"></a><span style="font-size: 6pt; vertical-align: super;">[4]</span></td>
<td align="justify" style="padding-left: 7px;">HR. Tirmidzi dalam
Kitabus Shaum, Bâb Ma Ja’a fi Fadhli Syahri Ramadhân, no. 682 dan Ibnu
Majah, Kitabus Shiyam, Bâb Ma Ja’a fi Fadhli Syahri Ramadhân, no. 1642</td>
</tr>
<tr>
<td align="right" valign="top"><a href="http://www.blogger.com/null" name="5"></a><span style="font-size: 6pt; vertical-align: super;">[5]</span></td>
<td align="justify" style="padding-left: 7px;">HR Imam Bukhari, dalam
Kitâbus Shaum, Bâb Man Shâma Ramadhân Îmânan wa ihti sâban, no. 1901 dan
Riwayat Imam Muslim, Kitâbus Shalâti l Musâfi rîn wa Qashrihâ, Bâb
at-Targhîb fî Shiyâmi Ramadhân, no. 760</td>
</tr>
<tr>
<td align="right" valign="top"><a href="http://www.blogger.com/null" name="6"></a><span style="font-size: 6pt; vertical-align: super;">[6]</span></td>
<td align="justify" style="padding-left: 7px;">HR Imam Bukhari, no. 7492 dan Riwayat Imam Muslim, no.1151</td>
</tr>
<tr>
<td align="right" valign="top"><a href="http://www.blogger.com/null" name="7"></a><span style="font-size: 6pt; vertical-align: super;">[7]</span></td>
<td align="justify" style="padding-left: 7px;">HR Imam Bukhari, kitab as-Shaum, Bab Man Lâm Yada’ Qaulaz Zûri wal ‘Amala bihi, no. 1903</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<hr style="margin-bottom: -10px;" />
<div class="edisi">
(Majalah As-Sunnah Edisi 03/Tahun XV)</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05996752163407622320noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1294144757815418969.post-76815060428836418662013-04-21T02:53:00.001-07:002013-05-14T21:15:35.213-07:00Apa Pantas Berharap Surga? <!--[if !mso]>
<style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
b\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style>
<![endif]--><!--[if pub]><xml>
<b:Publication type="OplPub" oty="68" oh="256">
<b:OhPrintBlock priv="30E">281</b:OhPrintBlock>
<b:DptlPageDimensions type="OplPt" priv="1211">
<b:Xl priv="104">7772400</b:Xl>
<b:Yl priv="204">10058400</b:Yl>
</b:DptlPageDimensions>
<b:OhGallery priv="180E">259</b:OhGallery>
<b:OhFancyBorders priv="190E">261</b:OhFancyBorders>
<b:OhCaptions priv="1A0E">257</b:OhCaptions>
<b:OhQuillDoc priv="200E">276</b:OhQuillDoc>
<b:OhMailMergeData priv="210E">262</b:OhMailMergeData>
<b:OhColorScheme priv="220E">279</b:OhColorScheme>
<b:DwNextUniqueOid priv="2304">1</b:DwNextUniqueOid>
<b:IdentGUID priv="2A07">0``````````````````````</b:IdentGUID>
<b:DpgSpecial priv="2C03">5</b:DpgSpecial>
<b:CTimesEdited priv="3C04">1</b:CTimesEdited>
<b:NuDefaultUnitsEx priv="4104">0</b:NuDefaultUnitsEx>
<b:OhImpositionEngine priv="440E">285</b:OhImpositionEngine>
</b:Publication>
<b:PrinterInfo type="OplPrb" oty="75" oh="281">
<b:OhColorSepBlock priv="30E">282</b:OhColorSepBlock>
<b:OpmOutsidePrintMode priv="B04">1</b:OpmOutsidePrintMode>
<b:FInitComplete priv="1400">False</b:FInitComplete>
<b:DpiX priv="2203">0</b:DpiX>
<b:DpiY priv="2303">0</b:DpiY>
<b:DxlOverlap priv="2404">0</b:DxlOverlap>
<b:DylOverlap priv="2504">0</b:DylOverlap>
</b:PrinterInfo>
<b:ColorSeperationInfo type="OplCsb" oty="79" oh="282">
<b:Plates type="OplCsp" priv="214">
<b:OplCsp type="OplCsp" priv="11">
<b:EcpPlate type="OplEcp" priv="213">
<b:Color priv="104">-1</b:Color>
</b:EcpPlate>
</b:OplCsp>
</b:Plates>
<b:DzlOverprintMost priv="304">304800</b:DzlOverprintMost>
<b:CprOverprintMin priv="404">243</b:CprOverprintMin>
<b:FKeepawayTrap priv="700">True</b:FKeepawayTrap>
<b:CprTrapMin1 priv="904">128</b:CprTrapMin1>
<b:CprTrapMin2 priv="A04">77</b:CprTrapMin2>
<b:CprKeepawayMin priv="B04">255</b:CprKeepawayMin>
<b:DzlTrap priv="C04">3175</b:DzlTrap>
<b:DzlIndTrap priv="D04">3175</b:DzlIndTrap>
<b:PctCenterline priv="E04">70</b:PctCenterline>
<b:FMarksRegistration priv="F00">True</b:FMarksRegistration>
<b:FMarksJob priv="1000">True</b:FMarksJob>
<b:FMarksDensity priv="1100">True</b:FMarksDensity>
<b:FMarksColor priv="1200">True</b:FMarksColor>
<b:FLineScreenDefault priv="1300">True</b:FLineScreenDefault>
</b:ColorSeperationInfo>
<b:TextDocProperties type="OplDocq" oty="91" oh="276">
<b:OhPlcqsb priv="20E">278</b:OhPlcqsb>
<b:EcpSplitMenu type="OplEcp" priv="A13">
<b:Color>134217728</b:Color>
</b:EcpSplitMenu>
</b:TextDocProperties>
<b:StoryBlock type="OplPlcQsb" oty="101" oh="278">
<b:IqsbMax priv="104">1</b:IqsbMax>
<b:Rgqsb type="OplQsb" priv="214">
<b:OplQsb type="OplQsb" priv="11">
<b:Qsid priv="104">1</b:Qsid>
<b:TomfCopyfitBase priv="80B">-9999996.000000</b:TomfCopyfitBase>
<b:TomfCopyfitBase2 priv="90B">-9999996.000000</b:TomfCopyfitBase2>
</b:OplQsb>
</b:Rgqsb>
</b:StoryBlock>
<b:ColorScheme type="OplSccm" oty="92" oh="279">
<b:Cecp priv="104">8</b:Cecp>
<b:Rgecp type="OplEcp" priv="214">
<b:OplEcp priv="F">Empty</b:OplEcp>
<b:OplEcp type="OplEcp" priv="111">
<b:Color>10066176</b:Color>
</b:OplEcp>
<b:OplEcp type="OplEcp" priv="211">
<b:Color>3407820</b:Color>
</b:OplEcp>
<b:OplEcp type="OplEcp" priv="311">
<b:Color>13395558</b:Color>
</b:OplEcp>
<b:OplEcp type="OplEcp" priv="411">
<b:Color>13421772</b:Color>
</b:OplEcp>
<b:OplEcp type="OplEcp" priv="511">
<b:Color>8388736</b:Color>
</b:OplEcp>
<b:OplEcp type="OplEcp" priv="611">
<b:Color>8388608</b:Color>
</b:OplEcp>
<b:OplEcp type="OplEcp" priv="711">
<b:Color>16777215</b:Color>
</b:OplEcp>
</b:Rgecp>
<b:IScheme priv="304">14</b:IScheme>
<b:SzSchemeName priv="618">Fjord</b:SzSchemeName>
</b:ColorScheme>
<![if pub11]>
<![endif]>
</xml><![endif]--><!--[if pub]><xml>
<b:Page type="OplPd" oty="67" oh="265">
<b:PtlvOrigin type="OplPt" priv="511">
<b:Xl>22860000</b:Xl>
<b:Yl>22860000</b:Yl>
</b:PtlvOrigin>
<b:Oid priv="605">(`@`````````</b:Oid>
<b:OhoplWebPageProps priv="90E">266</b:OhoplWebPageProps>
<b:OhpdMaster priv="D0D">263</b:OhpdMaster>
<b:PgtType priv="1004">5</b:PgtType>
<b:PtlvOriginEx type="OplPt" priv="1111">
<b:Xl>110185200</b:Xl>
<b:Yl>110185200</b:Yl>
</b:PtlvOriginEx>
</b:Page>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<o:shapedefaults v:ext="edit" spidmax="3075" fill="f" fillcolor="white [7]"
strokecolor="black [0]">
<v:fill color="white [7]" color2="white [7]" on="f"/>
<v:stroke color="black [0]" color2="white [7]">
<o:left v:ext="view" color="black [0]" color2="white [7]"/>
<o:top v:ext="view" color="black [0]" color2="white [7]"/>
<o:right v:ext="view" color="black [0]" color2="white [7]"/>
<o:bottom v:ext="view" color="black [0]" color2="white [7]"/>
<o:column v:ext="view" color="black [0]" color2="white [7]"/>
</v:stroke>
<v:shadow color="#ccc [4]"/>
<v:textbox inset="2.88pt,2.88pt,2.88pt,2.88pt"/>
<o:colormenu v:ext="edit" fillcolor="#099 [1]" strokecolor="black [0]"
shadowcolor="#ccc [4]"/>
</o:shapedefaults><o:shapelayout v:ext="edit">
<o:idmap v:ext="edit" data="1"/>
</o:shapelayout></xml><![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWGLoNMMH0ti8hgpPGlYx-334PCnggt-tTlRvp7u8-KvYDzJbN2QZqYyCVh3-37D4utkjBQM7DOsrLZo492Ekbf-6JZ0knGlTnVysu8NEi32G5vgIJsh3yFHMZH_gZPDfLhPCGM49JZJcX/s1600/gambar-sholat-dhuha.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWGLoNMMH0ti8hgpPGlYx-334PCnggt-tTlRvp7u8-KvYDzJbN2QZqYyCVh3-37D4utkjBQM7DOsrLZo492Ekbf-6JZ0knGlTnVysu8NEi32G5vgIJsh3yFHMZH_gZPDfLhPCGM49JZJcX/s1600/gambar-sholat-dhuha.jpeg" /></a></div>
<span lang="en-US" style="font-size: 14.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Sholat dhuha cuma dua rakaat, qiyamullail (tahajjud) juga hanya dua rakaat, itu pun sambil terkantuk-kantuk. Sholat lima waktu? Sudahlah jarang di masjid, milih ayatnya yang pendek-pendek saja agar lekas selesai. Tanpa doa, dan segala macam puji untuk Allah, terlipatlah sajadah yang belum lama tergelar itu. Lupa pula dengan sholat rawatib sebelum maupun sesudah shalat wajib. Satu lagi, semua di atas itu belum termasuk catatan: "Kalau tidak terlambat" atau "Asal nggak bangun kesiangan". Dengan sholat model begini, apa pantas mengaku ahli ibadah? </span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 14.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Padahal Rasulullah dan para sahabat senantiasa mengisi malam-malamnya dengan derai tangis memohon ampunan kepada Allah. Tak jarang kaki-kaki mereka bengkak oleh karena terlalu lama berdiri dalam khusyuknya. Kalimat-kalimat pujian dan pinta tersusun indah seraya berharap Allah Yang Maha Mendengar mau mendengarkan keluh mereka. Ketika adzan berkumandang, segera para sahabat meninggalkan semua aktivitas menuju sumber panggilan, kemudian waktu demi waktu mereka habiskan untuk bersimpuh di atas sajadah-sajadah penuh tetesan air mata. </span></div>
<a name='more'></a><br />
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 14.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Baca Qur'an sesempatnya, itu pun tanpa memahami arti dan maknanya, apalagi meresapi hikmah yang terkandung di dalamnya. Ayat-ayat yang mengalir dari lidah ini tak sedikit pun membuat dada ini bergetar, padahal tanda-tanda orang beriman itu adalah ketika dibacakan ayat-ayat Allah maka tergetarlah hatinya. Hanya satu dua lembar ayat yang sempat dibaca sehari, itu pun tidak rutin. Kadang lupa, kadang sibuk, kadang malas. Yang begini ngaku beriman? </span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 14.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Tidak sedikit dari sahabat Rasulullah yang menahan nafas mereka untuk meredam getar yang menderu saat membaca ayat-ayat Allah. Sesekali mereka terhenti, tak melanjutkan bacaannya ketika mencoba menggali makna terdalam dari sebaris kalimat Allah yang baru saja dibacanya. Tak jarang mereka hiasi mushaf di tangan mereka dengan tetes air mata. Setiap tetes yang akan menjadi saksi di hadapan Allah bahwa mereka jatuh karena lidah-lidah indah yang melafazkan ayat-ayat Allah dengan pemahaman dan pengamalan tertinggi. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 14.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Bersedekah jarang, begitu juga infak. Kalau pun ada, dipilih mata uang terkecil yang ada di dompet. Syukur-syukur kalau ada receh. Berbuat baik terhadap sesama juga jarang, paling-paling kalau sedang ada kegiatan bakti sosial, yah hitung-hitung ikut meramaikan. Sudah lah jarang beramal, amal yang paling mudah pun masih pelit, senyum. Apa sih susahnya senyum? Kalau sudah seperti ini, apa pantas berharap Kebaikan dan Kasih Allah? </span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 14.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Rasulullah adalah manusia yang paling dirindui, senyum indahnya, tutur lembutnya, belai kasih dan perhatiannya, juga pembelaannya bukan semata milik Khadijah, Aisyah, dan istri-istri beliau yang lain. Juga bukan semata teruntuk Fatimah dan anak-anak Rasulullah lainnya. Ia senantiasa penuh kasih dan tulus terhadap semua yang dijumpainya, bahkan kepada musuhnya sekali pun. Ia juga mengajarkan para sahabat untuk berlomba beramal shaleh, berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 14.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Setiap hari ribut dengan tetangga. Kalau bukan sebelah kanan, ya tetangga sebelah kiri. Seringkali masalahnya cuma soal sepele dan remeh temeh, tapi permusuhan bisa berlangsung berhari-hari, kalau perlu ditambah sumpah tujuh turunan. Waktu demi waktu dihabiskan untuk menggunjingkan aib dan kejelekan saudara sendiri. Detik demi detik dada ini terus jengkel setiap kali melihat keberhasilan orang dan berharap orang lain celaka atau mendapatkan bencana. Sudah sedemikian pekatkah hati yang tertanam dalam dada ini? Adakah pantas hati yang seperti ini bertemu dengan Allah dan Rasulullah kelak? </span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 14.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Wajah indah Allah dijanjikan akan diperlihatkan hanya kepada orang-orang beriman yang masuk ke dalam surga Allah kelak. Tentu saja mereka yang berkesempatan hanyalah para pemilik wajah indah pula. Tak inginkah kita menjadi bagian kelompok yang dicintai Allah itu? Lalu kenapa masih terus bermuka masam terhadap saudara sendiri? </span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 14.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Dengan adik tidak akur, kepada kakak tidak hormat. Terhadap orang tua kurang ajar, sering membantah, sering membuat kesal hati mereka, apalah lagi mendoakan mereka, mungkin tidak pernah. Padahal mereka tak butuh apa pun selain sikap ramah penuh kasih dari anak-anak yang telah mereka besarkan dengan segenap cinta. Cinta yang berhias peluh, air mata, juga darah. Orang-orang seperti kita ini, apa pantas berharap surga Allah? </span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 14.0pt; language: en-US; mso-ansi-language: en-US;">Dari ridha orang tua lah, ridha Allah diraih. Kaki mulia ibu lah yang disebut-sebut tempat kita merengkuh surga. Bukankah Rasulullah yang sejak kecil tak beribu memerintahkan untuk berbakti kepada ibu, bahkan tiga kali beliau menyebut nama ibu sebelum kemudian nama Ayah? Bukankah seharusnya kita lebih bersyukur saat masih bisa mendapati tangan lembut untuk dikecup, kaki mulia tempat bersimpuh, dan wajah teduh yang teramat hangat dan menyejukkan? Karena begitu banyak orang-orang yang tak lagi mendapatkan kesempatan itu. Ataukah harus menunggu Allah memanggil orang-orang terkasih itu hingga kita baru merasa benar-benar membutuhkan kehadiran mereka? Jangan tunggu penyesalan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-pagination: widow-orphan; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 114%; mso-pagination: widow-orphan; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 14.0pt; language: en-US; line-height: 114%; mso-ansi-language: en-US; mso-bidi-language: ar-SA;">Astaghfirullaah ... </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 114%; mso-pagination: widow-orphan; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 114%; mso-pagination: widow-orphan; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 14.0pt; language: en-US; line-height: 114%; mso-ansi-language: en-US;">Penulis: Bayu Gautama</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 114%; mso-pagination: widow-orphan; text-align: justify; text-align: justify; text-indent: 12.8316pt; text-justify: newspaper; text-justify: newspaper; text-kashida-space: 50%; text-kashida-space: 50%;">
<span lang="en-US" style="font-size: 14.0pt; language: en-US; line-height: 114%; mso-ansi-language: en-US;">Sumber: Bunga Rampai 7</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-pagination: none;">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05996752163407622320noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1294144757815418969.post-71859173425219705092013-04-19T20:03:00.000-07:002013-04-19T20:03:12.244-07:00Kisah Orang Yang Memukuli Ayahnya<div align="justify">
Di sebuah jalan raya, terlihat ada seorang pemuda
belia, berkulit coklat, berotot kuat, di tangannya sebuah tongkat keras,
yang dia gunakan untuk memukuli seorang laki-laki tua yang telah
berusia enam puluh tahun. Orang tua itu berbadan kurus, diam tidak
mengaduhkan pukulan tersebut. Orang-orang di sekitarnya berkerumun
melihat mereka berdua, bermaksud hendak membebaskannya. Salah seorang
dari mereka berkata kepada pemuda itu, "Mengapa kamu memukuli orang tua
malang ini? Tidakkah kamu takut kepada Allah?" Orang yang lain berkata,
"Apa yang telah diperbuatnya sehingga kamu memukulinya dengan keras
seperti ini?"
<br />
<br />Akan tetapi pemuda itu terus memukuli orang tua tersebut dan tidak
menoleh sedikit pun kepada mereka. Orang yang lain lagi berkata,
"Tidakkah kamu takut kalau ada seseorang yang memukuli ayahmu seperti
ini?"
<br />
<br />Kemudian orang (yang terakhir) itu menoleh kepada orang-orang di
sekitarnya dan mengatakan kepada mereka, "Kalian harus mengadukan pemuda
ini kepada ayahnya, barangkali dia akan menegur dan memarahinya. Siapa
yang mengetahui ayah dari pemuda yang kejam ini?"
<br />
<br />Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang terlihat memiliki wibawa dan
kehormatan. Dia berkata dengan tenang, "Aku tahu pemuda ini, dan aku
tahu siapa ayahnya. Sesungguhnya pemuda itu sedang memukuli ayahnya.
Orang tua malang yang dipukulinya ini adalah ayahnya sendiri." Mendengar
hal itu orang-orang tercengang, raut wajah mereka berubah karena
keterheranan yang amat sangat.
<br />
<br />Sungguh aneh, bagaimana mungkin ada seorang anak yang memukuli
ayahnya sendiri dengan kejam seperti ini? Mereka pun menyerang pemuda
itu dan membebaskan sang ayah dari pukulan anaknya. Namun sambil
terengah-engah, ayahnya berkata, "Biarkan aku, sungguh Allah Ta’ala
telah membalasku. Dahulu ketika aku masih muda, aku pernah memukuli
ayahku sama seperti ini, hanya karena dia meminta sebagian uang dariku."
Orang-orang merasa takjub karena keadilan Allah Ta’ala. Allah
berfirman,artinya, <i>”Dan sekali-sekali tidaklah Rabbmu menganiaya hamba-hamba(Nya)."</i> (Fushshilat: 46). ( Aqibah Uquq al-Walidain, hal. 130-131.)
<br />
</div>
<b>Di posting oleh </b>: Abu Thalhah Andri Abdul Halim, dinukil dari : <i>“Sungguh Merugi Siapa yang Mendapati Orang Tuanya Masih Hidup Tapi Tidak Meraih Surga”,</i> karya : Ghalib bin Sulaiman bin Su'ud al-Harbi. Edisi terjemah cet. Pustaka Darul Haq Jakarta.
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05996752163407622320noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1294144757815418969.post-49076470795352128712013-04-19T03:25:00.002-07:002013-04-19T03:25:34.234-07:00ALI BIN ABI THALIB Radhiallahu ‘Anhu<div class="judul">
ALI BIN ABI THALIB Radhiallahu ‘Anhu<span class="kalender"></span></div>
<div class="judul">
<span class="kalender"><br /></span></div>
<div class="konten">
</div>
<div align="justify">
<b>Nama dan Nasab Beliau</b>
</div>
<div align="justify">
Nama Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muththalib
bin Hasyim. Abu Thalib adalah saudara kandung Abdullah bin Abdul
Muththalib, ayah baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Jadi
Ali bin Abi Thalib adalah saudara sepupu Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam. Beliau dijuluki Abul Hasan dan Abu Turab.
</div>
<div align="justify">
Semenjak kecil beliau hidup diasuh oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, karena ayahnya terlalu banyak
beban dan tugas yang sangat banyak dan juga banyak keluarga yang harus
dinafkahi, sedangkan Abu Thalib hanya memiliki sedikit harta semenjak
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam masih anak-anak.
</div>
<div align="justify">
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
mengasuhnya sebagai balas budi terhadap pamannya, Abu Thalib yang telah
mengasuh beliau ketika beliau tidak punya bapak dan ibu serta kehilangan
kakek tercintanya, Abdul Muththalib.
<br />
</div>
<div align="justify">
<b>Ali bin Abi Thalib Masuk Islam</b>
</div>
<div align="justify">
Mayoritas ahli sejarah Islam menganggap bahwa
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu adalah orang kedua yang masuk
Islam setelah Khadijah radhiyallahu ‘anha, di mana usia beliau saat itu
masih </div>
<a name='more'></a>berkisar antara 10 dan 11 tahun. Ini adalah suatu kehormatan dan
kemuliaan bagi beliau, di mana beliau hidup bersama Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam dan terdepan memeluk Islam. Bahkan beliau adalah orang
pertama yang melakukan shalat berjamaah bersama Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam, sebagaimana ditulis oleh al-Askari (penulis kitab
al-Awa`il).
<br />
<br /><br />
<div align="justify">
<b>Sifat Fisik dan Kepribadian Beliau</b>
</div>
<div align="justify">
Beliau adalah sosok yang memiliki tubuh yang
kekar dan lebar, padat berisi dengan postur tubuh yang tidak tinggi,
perut besar, warna kulit sawo matang, berjenggot tebal berwarna putih
seperti kapas, kedua matanya sangat tajam, murah senyum, berwajah
tam-pan, dan memiliki gigi yang bagus, dan bila berjalan sangat cepat.
</div>
<div align="justify">
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu adalah
sosok manusia yang hidup zuhud dan sederhana, memakai pakaian seadanya
dan tidak terikat dengan corak atau warna tertentu. Pakaian beliau
berbentuk sarung yang tersimpul di atas pusat dan menggantung sampai
setengah betis, dan pada bagian atas tubuh beliau adalah rida’
(selendang) dan bahkan pakaian bagian atas beliau bertambal. Beliau juga
selalu mengenakan kopiah putih buatan Mesir yang dililit dengan surban.
</div>
<div align="justify">
Ali bin Abi Thalib juga suka memasuki pasar, menyuruh para pedagang bertakwa kepada Allah dan menjual dengan cara yang ma`ruf.
</div>
<div align="justify">
Beliau menikahi Fatimah az-Zahra putri
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan dikarunia dua orang putra,
yaitu al-Hasan dan al-Husain.
</div>
<div align="justify">
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu adalah
sosok pejuang yang pemberani dan heroik, pantang mundur, tidak pernah
takut mati dalam membela dan menegakkan kebenaran. Keberanian beliau
dicatat di dalam sejarah, sebagai berikut :
</div>
<ul>
<li>Ketika Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam ingin berhijrah ke Madinah pada saat rumah beliau
dikepung di malam hari oleh sekelompok pemuda dari berbagai utusan
kabilah Arab untuk membunuh Nabi, Nabi menyuruh Ali bin Abi Thalib
shallallahu ‘alaihi wasallam tidur di tempat tidur beliau dengan
mengenakan selimut milik beliau. Di sini Ali bin Abi Thalib benar-benar
mempertaruhkan nyawanya demi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
dengan penuh tawakal kepada Allah Ta’ala.
<br /><div align="justify">
Keesokan harinya, Ali disuruh menunjukkan
keberadaan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, namun beliau menjawab
tidak tahu, karena beliau hanya disuruh untuk tidur di tempat tidurnya.
Lalu beliau disiksa dan digiring ke Masjidil Haram dan di situ beliau
ditahan beberapa saat, lalu dilepas.
</div>
</li>
<li>Beliau kemudian pergi berhijrah
ke Madinah dengan berjalan kaki sendirian, menempuh jarak yang sangat
jauh tanpa alas kaki, sehingga kedua kakinya bengkak dan penuh luka-luka
setibanya di Madinah.
</li>
<li>Ali bin Abi Thalib terlibat dalam
semua peperangan di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, selain
perang Tabuk, karena saat itu beliau ditugasi menjaga kota Madinah. Di
dalam peperangan-peperangan tersebut beliau sering kali ditugasi
melakukan perang tanding (duel) sebelum peperangan sesungguhnya dimulai.
Dan semua musuh beliau berhasil dilumpuhkan dan tewas. Dan beliau juga
menjadi pemegang panji Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.</li>
</ul>
<br />
<br /><div align="justify">
<b>Keutamaan Ali bin Abi Thalib radhiayallahu ‘anhu</b>
</div>
<div align="justify">
Keutamaan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu
‘anhu sangat banyak sekali. Selain yang telah disebutkan di atas, masih
banyak lagi keutamaan dan keistimewaan beliau. Berikut ini di antaranya :
</div>
<ul>
<li>Ali adalah manusia yang
benar-benar dicintai Allah dan RasulNya. Pada waktu perang Khaibar,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bendera ini sungguh
akan saya berikan kepada seseorang yang Allah memberikan kemenangan
melalui dia, dia mencintai Allah dan RasulNya, dan dia dicintai Allah
dan RasulNya.” Maka pada malam harinya, para sahabat ribut membicarakan
siapa di antara mereka yang akan mendapat kehormatan membawa bendera
tersebut. Dan keesokan harinya para sahabat datang menuju Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam, masing-masing berharap diserahi bendera.
Namun beliau bersabda, “Mana Ali bin Abi Thalib?” Mereka menjawab,
“Matanya sakit, ya Rasulullah.” Lalu Rasulullah menyuruh untuk
menjemputnya dan Ali pun datang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
menyemburkan ludahnya kepada kedua mata Ali dan mendoakannya. Dan Ali
pun sembuh seakan-akan tidak pernah terkena penyakit. Lalu beliau
memberikan bendera kepadanya. Ali berkata, “Ya Rasulullah, aku memerangi
mereka hingga mereka menjadi seperti kita.” Beliau menjawab, “Majulah
dengan tenang sampai kamu tiba di tempat mereka, kemudian ajaklah mereka
masuk Islam dan sampaikan kepada mereka hak-hak Allah yang wajib mereka
tunaikan. Demi Allah, sekiranya Allah memberikan hidayah kepada seorang
manusia melalui dirimu, sungguh lebih baik bagimu dari pada unta-unta
merah.” (HR. Muslim, no. 2406).
</li>
<li>Jiwa juang Ali sangat melekat di
dalam kalbunya, sehingga ketika Rasulullah ingin berangkat pada perang
Tabuk dan memerintah Ali agar menjaga Madinah, Ali merasa keberatan
sehingga mengatakan, “Apakah engkau meninggalkan aku bersama kaum
perempuan dan anak-anak?”.
<br /><div align="justify">
Namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
justru menunjukkan kedudukan Ali yang sangat tinggi seraya bersabda,
“Apakah engkau tidak ridha kalau kedudukanmu di sisiku seperti kedudukan
Harun di sisi Musa, hanya saja tidak ada kenabian sesudahku.” (HR.
al-Bukhari dan Muslim).
</div>
</li>
<li>Beliau juga adalah salah satu dari sepuluh orang yang telah mendapat <i>“busyra biljannah”</i>
(berita gembira sebagai penghuni surga), sebagaimana dinyatakan di
dalam hadits yang diriwayatkan oleh al-Hakim di dalam al-Mustadrak.
</li>
<li>Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah menyatakan kepada Ali radhiyallahu ‘anhu, <i>“bahwa tidak ada yang mencintainya kecuali seorang Mukmin dan tidak ada yang membencinya, kecuali orang munafik.”</i> (HR. Muslim)
</li>
<li>Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga pernah bersabda kepada Ali radhiyallahu ‘anhu,
<br /><b><div align="justify" dir="rtl">
َأَنْتَ مِنِّيْ وَأَنَا مِنْكَ</div>
</b>
<br /><div align="justify">
<i>“Engkau adalah bagian dariku dan aku adalah bagian darimu.”</i> (HR. al-Bukhari).
</div>
</li>
<li>Beliau juga sangat dikenal
dengan kepandaian dan ketepatan dalam memecahkan berbagai masalah yang
sangat rumit sekalipun, dan beliau juga seorang yang memiliki `abqariyah
qadha’iyah (kejeniusan dalam pemecahan ketetapan hukum) dan dikenal
sangat dalam ilmunya. (Lihat: Aqidah Ahlussunnah fi ash-Shahabah, jilid
I, halaman 283).</li>
</ul>
<br />
<br /><div align="justify">
<b>Ali bin Abi Thalib Menjadi Khalifah</b>
</div>
<div align="justify">
Ketika Ali bin Abi Thalib diangkat menjadi
khalifah keempat, situasi dan suasana kota Madinah sangat mencekam,
dikuasai oleh para pemberontak yang telah menodai tanah suci Madinah
dengan melakukan pembunuhan secara keji terhadap Khalifah ketiga, Utsman
bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu.
</div>
<div align="justify">
Ali bin Abi Thalib dalam pemerintahannya benar-benar menghadapi dilema besar yang sangat rumit, yaitu :
</div>
<ul>
<li>Kaum pemberontak yang jumlahnya sangat banyak dan menguasai Madinah.
</li>
<li>Terbentuknya kubu penuntut penegakan
hukum terhadap para pemberontak yang telah membunuh Utsman bin ‘Affan,
yang kemudian melahirkan perang saudara, perang Jamal dan Shiffin.
</li>
<li>Kaum Khawarij yang dahulunya adalah para pendukung dan pembela beliau kemudian berbalik memerangi beliau.</li>
</ul>
<br /><div align="justify">
Namun dengan kearifan dan kejeniusan beliau dalam
menyikapi berbagai situasi dan mengambil keputusan, beliau dapat
mengakhiri pertumpahan darah itu melalui albitrasi (tahkim), sekalipun
umat Islam pada saat itu masih belum bersatu secara penuh.
</div>
<div align="justify">
Abdurrahman bin Muljam, salah seorang
pentolan Khawarij memendam api kebencian terhadap Ali bin Abi Thalib,
karena dianggap telah menghabisi rekan-rekannya yang seakidah, yaitu
kaum Khawarij di Nahrawan. Maka dari itu ia melakukan makar bersama dua
orang rekannya yang lain, yaitu al-Barak bin Abdullah dan Amr bin Bakar
at-Tamimi, untuk menghabisi Ali, Mu’awiyah dan Amr bin al-’Ash, karena
dia anggap sebagai biang keladi pertumpahan darah.
</div>
<div align="justify">
Al-Barak dan Amr gagal membunuh Mu’awiyah dan
Amr bin al-’Ash, sedangkan Ibnu Muljam berhasil mendaratkan pedangnya
di kepala Amirul Mukminin, Ali bin Abi Thalib, pada dini hari Jum’at, 17
Ramadhan, tahun 40 H. dan beliau wafat keesokan harinya.
<br />
</div>
<b>Sumber </b>: Biografi Ahlul Hadits
<br /><b>Dinukil Oleh </b>: Abu Thalhah Andri Abdul Halim
<a href="http://www.alsofwah.or.id/">www.alsofwah.or.id</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05996752163407622320noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1294144757815418969.post-1144155909311409392013-04-19T03:21:00.000-07:002013-04-19T03:21:00.061-07:00Khalifah UTSMAN BIN ‘AFFAN Radhiallahu ‘Anhu<div class="judul">
Khalifah UTSMAN BIN ‘AFFAN Radhiallahu ‘Anhu (Wafat 35 H)<span class="kalender"><br /></span></div>
<div class="konten">
</div>
<div align="justify">
Nama
lengkapnya adalah ‘Utsman bin Affan bin Abi Ash bin Umayah bin Abdi
Syams bin Abdi Manaf al Umawy al Qurasy, pada masa Jahiliyah ia
dipanggil dengan Abu ‘Amr dan pada masa Islam nama julukannya (kunyah)
adalah Abu ‘Abdillah. Dan juga ia digelari dengan sebutan “Dzunnuraini”,
dikarenakan beliau menikahi dua puteri Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam yaitu Ruqayah dan Ummu Kaltsum. Ibunya bernama Arwa’ bin Kuraiz
bin Rabi’ah bin Habib bin ‘Abdi Syams yang kemudian menganut Islam yang
baik dan teguh.
<br />
</div>
<div align="justify">
<b>Keutamaannya</b>
</div>
<div align="justify">
Imam Muslim telah meriwayatkan dari ‘Aisyah,
seraya berkata, ”Pada suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
sedang duduk dimana paha beliau terbuka, maka Abu Bakar meminta izin
kepada beliau untuk menutupinya dan beliau mengizinkannya, lalu paha
beliau tetap dalam keadaan semula (terbuka). Kemudian Umar minta izin
untuk menutupinya dan beliau</div>
<a name='more'></a> mengizinkannnya, lalu paha beliau tetap
dalam keadaan semula (terbuka), ketika Utsman meminta izin kepada
beliau, maka beliau melepaskan pakaiannya (untuk menutupi paha terbuka).
Ketika mereka telah pergi, maka aku (Aisyah) bertanya, ”Wahai
Rasulullah, Abu Bakar dan Umar telah meminta izin kepadamu untuk
menutupinya dan engkau mengizinkan keduanya, tetapi engkau tetap berada
dalam keadaan semula (membiarkan pahamu terbuka), sedangkan ketika
Utsman meminta izin kepadamu, maka engkau melepaskan pakaianmu (dipakai
untuk menutupinya)." Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
menjawab, <i>”Wahai Aisyah, Bagaimana aku tidak merasa malu dari seseorang yang malaikat saja merasa malu kepadanya”."</i>
<br /><br />
<div align="justify">
Ibnu ‘Asakir dan yang lainnya menjelaskan
dalam kitab “Fadhail ash Shahabah” bahwa Ali bin Abi Thalib ditanya
tentang Utsman, maka beliau menjawab, ”Utsman itu seorang yang memiliki
kedudukan yang terhormat yang dipanggil dengan Dzunnuraini, dimana
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menikahkannya dengan kedua
putrinya."
<br />
</div>
<div align="justify">
<b>Perjalanan Hidupnya</b>
</div>
<div align="justify">
Perjalanan hidupnya yang tidak pernah
terlupakan dalam sejarah umat islam adalah beliau membukukan Al-Qura’an
dalam satu versi bacaan dan membuat beberapa salinannya yang dikirim ke
beberapa negeri negeri Islam. Serta memerintahkan umat Islam agar
berpatokan kepadanya dan memusnahkan mushaf yang dianggap bertentangan
dengan salinan tersebut. Atas Izin Allah Subhanahu wa ta’ala, melalui
tindakan beliau ini umat Islam dapat memelihara keautentikan Al-Qur’an
sampai sekarang ini. Semoga Allah membalasnya dengan balasan yang
terbaik.
</div>
<div align="justify">
Diriwayatkan dari Imam Ahmad bin Hanbal dalam
kitab Musnadnya dari Yunus bahwa ketika al Hasan ditanya tentang orang
yang beristirahat pada waktu tengah hari di masjid ?. maka ia menjawab,
”Aku melihat Utsman bin Affan beristirahat di masjid, padahal beliau
sebagai Khalifah, dan ketika ia berdiri nampak sekali bekas kerikil pada
bagian rusuknya, sehingga kami berkata, ”Ini amirul mukminin, Ini
amirul mukminin..”
</div>
<div align="justify">
Diriwayatkan oleh Abu Na’im dalam kitabnya
“Hulyah al Auliyah” dari Ibnu Sirin bahwa ketika Utsman terbunuh, maka
isteri beliau berkata, ”Mereka telah tega membunuhnya, padahal mereka
telah menghidupkan seluruh malam dengan Al-Quran”.
</div>
<div align="justify">
Ibnu Abi Hatim telah meriwayatkan dari
Abdullah bin Umar, seraya ia berkata dengan firman Allah. “(Apakah kamu
hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di
waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada
(azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: “Adakah
sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima
pelajaran.” (Qs Az-Zumar : 9) yang dimaksud adalah Utsman bin Affan.
<br />
</div>
<div align="justify">
<b>Wafatnya</b>
</div>
<div align="justify">
Ia wafat pada tahun 35 H pada pertengahan
tasyriq tanggal 12 Dzul Hijjah, dalam usia 80 tahun lebih, dibunuh oleh
kaum pemberontak (Khawarij).
<br />
</div>
<b>Sumber :</b> Diringkas dari Biografi
Utsman bin affan dalam kitab Al ‘ilmu wa al Ulama Karya Abu Bakar al
Jazairy. Penerbit Daar al Kutub as Salafiyyah. Cairo. ditulis tanggal 5
Rab’ul Awal di Madinah al Nabawiyah.
<br /><b>Diposting oleh </b>: Abu Thalhah Andri Abdul Halim, dinukil dari, <i>“Biografi Ahlul Hadits”</i><a href="http://www.alsofwah.or.id/">www.alsofwah.or.id</a>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05996752163407622320noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1294144757815418969.post-89477066157008099702013-04-19T03:17:00.000-07:002013-04-19T03:26:34.019-07:00Amirul Mukminin ‘UMAR BIN AL-KHATHTHAB Radhiallahu ‘Anhu<div class="judul">
Amirul Mukminin ‘UMAR BIN AL-KHATHTHAB Radhiallahu ‘Anhu <br />
<span class="kalender"><br /></span></div>
<div class="konten">
</div>
<div align="justify">
Nama
lengkapnya adalah Umar bin Khaththab bin Nufail bin Abdul Izzy bin
Rabah bin Qirath bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Luay al-Quraisy
al-‘Adawy. Terkadang dipanggil dengan Abu Hafash dan digelari dengan
al-Faruq. Ibunya bernama Hantimah binti Hasyim bin al-Mughirah
al-Makhzumiyah.
</div>
<div align="justify">
<b>Awal Keislamannya</b>
</div>
<div align="justify">
Umar masuk Islam ketika para penganut Islam kurang lebih sekitar 40 (empat puluh) orang terdiri dari laki-laki dan perempuan.
</div>
<div align="justify">
Imam Tirmidzi, Imam Thabrani dan Hakim telah
meriwayatkan dengan riwayat yang sama bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi
wasallam telah berdo’a, ”Ya Allah, muliakanlah agama Islam ini dengan
orang yang paling Engkau cintai diantara kedua orang ini, yaitu Umar bin
al-Khaththab atau Abu Jahal ‘Amr bin Hisyam.”.
</div>
<div align="justify">
Berkenaan dengan masuknya Umar bin
al-Khaththab ke dalam Islam yang diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad yang
diungkap oleh Imam Suyuti dalam kitab “ Tarikh al-Khulafa’ ar-Rasyidin”
sebagai berikut</div>
<a name='more'></a>:
<br />
<br />
<div align="justify">
Anas bin Malik berkata : ”Pada suatu hari
Umar keluar sambil menyandang pedangnya, lalu Bani Zahrah bertanya
”Wahai Umar, hendak kemana engkau?,” Maka Umar menjawab, “Aku hendak
membunuh Muhammad.” Selanjutnya orang tadi bertanya: ”Bagaimana dengan
perdamaian yang telah dibuat antara Bani Hasyim dengan Bani Zuhrah,
sementara engkau hendak membunuh Muhammad”.
</div>
<div align="justify">
Lalu orang tadi berkata,” Tidakkah kau tahu
bahwa adikmu dan saudara iparmu telah meninggalkan agamamu”. Kemudian
Umar pergi menuju rumah adiknya dilihatnya adik dan iparnya sedang
membaca lembaran Al-Quran, lalu Umar berkata, “barangkali keduanya benar
telah berpindah agama”. Maka Umar melompat dan menginjaknya dengan
keras, lalu adiknya (Fathimah binti Khaththab) datang mendorong Umar,
tetapi Umar menamparnya dengan keras sehingga muka adiknya mengeluarkan
darah.
</div>
<div align="justify">
Kemudian Umar berkata: “Berikan lembaran
(al-Quran) itu kepadaku, aku ingin membacanya”, maka adiknya berkata.”
Kamu itu dalam keadaan najis tidak boleh menyentuhnya kecuali kamu dalam
keadaan suci, kalau engaku ingin tahu maka mandilah
(berwudhulah/bersuci).”. Lalu Umar berdiri dan mandi (bersuci) kemudian
membaca lembaran (al-Quran) tersebut yaitu surat Thaha sampai ayat,
”Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka
sembahlah Aku dirikanlah Shalat untuk mengingatku.” (Qs.Thaha:14).
Setelah itu Umar berkata,” Bawalah aku menemui Muhammad.”.
</div>
<div align="justify">
Mendengar perkataan Umar tersebut langsung
Khabbab keluar dari persembunyiannya seraya berkata: ”Wahai Umar, aku
merasa bahagia, aku harap do’a yang dipanjatkan Nabi pada malam kamis
menjadi kenyataan, Ia (Nabi) berdo’a “Ya Allah, muliakanlah agama Islam
ini dengan orang yang paling Engkau cintai di antara kedua orang ini,
yaitu Umar bin al-Khaththab atau Abu Jahal ‘Amr bin Hisyam.”.
</div>
<div align="justify">
Lalu Umar berangkat menuju tempat Muhammad
Shallallahu alaihi wasallam, di depan pintu berdiri Hamzah, Thalhah dan
sahabat lainnya. Lalu Hamzah berkata, ”Jika Allah menghendaki kebaikan
baginya, niscaya dia akan masuk Islam, tetapi jika ada tujuan lain kita
akan membunuhnya”. Lalu kemudian Umar menyatakan masuk Islam di hadapan
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.
</div>
<div align="justify">
Lalu bertambahlah kejayaan Islam dan Kaum
Muslimin dengan masuknya Umar bin Khaththab, sebagaimana ini
diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Ibnu Mas’ud, seraya berkata,
”Kejayaan kami bertambah sejak masuknya Umar.”
</div>
<div align="justify">
Umar turut serta dalam peperangan yang
dilakukan bersama Rasulullah, dan tetap bertahan dalam perang Uhud
bersama Rasulullah sebagaimana dijelaskan oleh Imam Suyuthi dalam
“Tarikh al-Khulafa’ar Rasyidin”.
</div>
<div align="justify">
Rasulullah memberikan gelar al-Faruq
kepadanya, sebagaimana ini diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad dari Dzakwan,
seraya dia berkata,” Aku telah bertanya kepada Aisyah, “ Siapakah yang
memanggil Umar dengan nama al-Faruq?”, maka Aisyah menjawab
“Rasulullah”.
</div>
<div align="justify">
Hadist Imam Bukhari dari Abu Hurairah,
Rasulullah bersabda:” Sungguh telah ada dari umat-umat sebelum kamu para
pembaharu, dan jika ada pembaharu dari umatku niscaya ‘Umarlah
orangnya”. Hadist ini dishahihkan oleh Imam Hakim. Demikian juga Imam
Tirmidzi telah meriwayatkan dari Uqbah bin Amir bahwa Nabi bersabda,”
Seandainya ada seorang Nabi setelahku, tentulah Umar bin al-Khaththab
orangnya.”.
</div>
<div align="justify">
Diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Ibnu Umar dia
berkata,” Nabi telah bersabda:”Sesungguhnya Allah telah mengalirkan
kebenaran melalui lidah dan hati Umar”. Anaknya Umar (Abdullah)
berkata,” Apa yang pernah dikatakan oleh ayahku (Umar) tentang sesuatu
maka kejadiannya seperti apa yang diperkirakan oleh ayahku”.
</div>
<div align="justify">
<b>Keberaniannya</b>
</div>
<div align="justify">
Riwayat dari Ibnu ‘Asakir telah meriwayatkan
dari Ali, dia berkata,” Aku tidak mengetahui seorangpun yang hijrah
dengan sembunyi sembunyi kecuali Umar bi al-Khaththab melakukan dengan
terang terangan”. Dimana Umar seraya menyandang pedang dan busur anak
panahnya di pundak lalu dia mendatangi Ka’bah dimana kaum Quraisy sedang
berada di halamannya, lalu ia melakukan thawaf sebanyak 7 kali dan
mengerjakan shalat 2 rakaat di maqam Ibrahim.
</div>
<div align="justify">
Kemudian ia mendatangi perkumpulan mereka
satu persatu dan berkata,” Barang siapa orang yang ibunya merelakan
kematiannya, anaknya menjadi yatim dan istrinya menjadi janda, maka
temuilah aku di belakang lembah itu”. Kesaksian tersebut menunjukan
keberanian Umar bin Khaththab Radhiyallahu’Anhu.
</div>
<div align="justify">
<b>Wafatnya</b>
</div>
<div align="justify">
Pada hari rabu bulan Dzulhijah tahun 23 H ia
wafat, ia ditikam ketika sedang melakukan Shalat Subuh beliau ditikam
oleh seorang Majusi yang bernama Abu Lu’luah budak milik al-Mughirah bin
Syu’bah diduga ia mendapat perintah dari kalangan Majusi. Umar
dimakamkan di samping Nabi dan Abu Bakar ash Shiddiq, beliau wafat dalam
usia 63 tahun.
</div>
<b>Sumber :</b> Disalin dari Biografi Umar Ibn Khaththab dalam Tabaqat Ibn Sa’ad, Tarikh al-Khulafa’ar Rasyidin Imam Suyuthi.
<br />
Diposting oleh : Abu Thalhah Andri Abdul Halim, dinukil dari, <i>“Biografi Ahlul Hadits”</i>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05996752163407622320noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1294144757815418969.post-21506410550883485062013-04-19T03:12:00.000-07:002013-04-19T03:12:04.206-07:00ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ (Khalifah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang Pertama)<div class="judul">
ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ (Khalifah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang Pertama)<span class="kalender"><br /></span></div>
<div class="konten">
</div>
<div align="justify">
<b>Nama dan Nasab Beliau Radhiallahu ‘Anhu</b>
</div>
<div align="justify">
Nama Abu Bakar ash-Shiddiq yang sesungguhnya adalah <b>Abdullah</b>
bin Abu Quhafah – Usman - bin Amir bin Amru bin Ka’ab bin Sa’ad bin
Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai bin Ghalib bin Fihr al-Quraisy
at-Taimi. Bertemu nasabnya dengan Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam pada
kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai, kakek yang keenam.
</div>
<div align="justify">
Dan ibunya adalah Ummu al-Khair binti Shakhr
bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim. Ayahnya diberi kuniyah (sebutan
panggilan) Abu Quhafah.
</div>
<div align="justify">
Dan pada masa jahiliyyah Abu Bakar ash-Shiddiq dijuluki <b>Atiq</b>,
karena wajahnya yang cakep dan gagah (sebagaimana hal itu dikatakan
oleh Ibnu Ma’in, al-Laits bin Sa’ad dan juga oleh putrinya Aisyah
radhiallahu ‘anhum). Imam Thabari menyebutkan dari jalur Ibnu Luhai’ah
bahwa anak-anak dari Abu Quhafah tiga orang, pertama Atiq (Abu Bakar),
kedua Mu’taq dan ketiga Utaiq.
</div>
<div align="justify">
Mus’ab bin az-Zubair berkata, ‘Segenap ummah
telah ijma’ tentang gelar yang diberikan kepada beliau radhiallahu ‘anhu
dengan ‘Ash-Shiddiq’ adalah karena beliau selalu membenarkan apa yang
diberitakan oleh rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam’.
<br />
</div>
<div align="justify">
<b>Kelahiran dan Pertumbuhan Beliau</b>
</div>
<div align="justify">
Beliau dilahirkan dua tahun beberapa bulan
setelah lahirnya rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau tumbuh
di kota Makkah, dan beliau tidak meninggalkan kota tempat tinggalnya
kecuali untuk </div>
<a name='more'></a>tujuan berdagang. Beliau adalah penghulu suku Quraisy, dan
ahlu syura diantara mereka pada zaman jahiliyah.
<br /><br />
<div align="justify">
Dan beliau juga terkenal sebagai orang yang
meninggalkan khomr pada masa jahiliyah, ketika beliau ditanya :’Apaka
engkau pernah meminum khomr dimasa jahiliyah ? beliau menjawab :
A’udzubillah (aku berlindung kepada Allah), kemudian beliau ditanya
lagi, ‘Kenapa?’ , beliau menjawab : aku menjaga dan memelihara muru’ahku
(kehormatanku), apabila aku minum khomr maka hal itu akan menghilangkan
kehormatan dan muru’ahku. (<i>lihat : Tarikh al-Khulafa’, hal: 32</i>)
<br />
</div>
<div align="justify">
<b>Karakter Fisik dan Akhlak Beliau</b>
</div>
<div align="justify">
Abu Bakar adalah orang yang bertubuh kurus, berkulit putih. ‘Aisyah menerangkan karakter bapaknya, <i>“Beliau
berkulit putih, kurus, tipis kedua pelipisnya, kecil pinggangnya
(sehingga kainnya selalu turun dari pinggangnya), wajahnya selalu
berkeringat, hitam warna matanya, berkening lebar, tidak bisa bersaja’
dan selalu mewarnai jenggotnya dengan innai maupun katam.”</i>
</div>
<div align="justify">
Begitulah karakteristik fisik beliau. Adapun
akhlaknya, beliau terkenal dengan kebaikan, keberanian, kokoh pendirian,
selalu memiliki ide-ide yang cemerlang dalam keadaan genting, banyak
toleransi, penyabar, memiliki azimah (keinginan keras), faqih, paling
mengerti dengan garis keturunan Arab dan berita-berita mereka, sangat
bertawakal kepada Allah dan yakin dengan segala janji-Nya, bersifat
wara’ dan jauh dari segala syubhat, zuhud terhadap dunia, selalu
mengharapkan apa-apa yang lebih baik di sisi Allah, serta lembut dan
ramah, semoga allah meridhainya. Akan diterangkan setelah ini hal-hal
yang membuktikan sifat-sifat dan akhlaknya yang mulia ini.
<br />
</div>
<div align="justify">
<b>Kisah Keislaman Beliau</b>
</div>
<div align="justify">
Abu Bakar adalah lelaki yang pertama kali
memeluk Islam, walaupun Khadijah lebih dahulu masuk Islam daripada
beliau, adapun dari golongan anak-anak, Ali yang pertama kali masuk
Islam, sementara Zaid bin Haritsah adalah yang pertama kali memeluk
Islam dari golongan budak.
</div>
<div align="justify">
Ternyata keislaman Abu Bakar paling banyak
membawa manfaat besar terhadap Islam dan kaum muslimin dibandingakn
dengan keislaman selainnya, karena kedudukannya yang tinggi dan semangat
serta kesungguhannya dalam berdakwah. Dengan keislamannya maka masuk
mengikutinya tokoh-tokoh besar yang masyhur seperti Abdurrahman bin Auf,
Sa’ad bin Abi Waqqas, Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, dan Thalhah
bin Ubaidillah radhiyallahu anhum.
</div>
<div align="justify">
Di awal keislamannya beliau menginfakkan di
jalan Allah apa yang dimilikinya sebanyak 40.000 dirham, beliau banyak
memerdekakan budak-budak yang disiksa karena keislamannya di jalan
Allah, seperti Bilal radhiyallahu anhu. Beliau selalu mengiringi
Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam selama di Makkah, bahkan dia lah
yang mengiringi beliau ketika bersembunyi di dalam gua dalam perjalanan
hijrah hingga sampai ke kota Madinah. Di samping itu beliau juga
mengikuti seluruh peperangan yang diikuti Rosulullahu shalallahu ‘alaihi
wa sallam baik perang Badar, Uhud, Khandaq, Penaklukan kota Makkah,
Hunain maupun peperangan di Tabuk.
<br />
</div>
<div align="justify">
<b>Istri-Istri dan Anak-Anak Beliau</b>
</div>
<div align="justify">
Abu Bakar pernah menikahi Qutailah binti Abd
al-Uzza bin Abd bin As’ad pada masa jahiliyyah dan dari pernikahan
tersebut lahirlah Abdullah dan Asma’.
</div>
<div align="justify">
Beliau juga menikah dengan Ummu Ruman binti
Amir bin Uwaimir bin Zuhal bin Dahman dari Kinanah, dari pernikahan
tersebut lahirlah Abdurrahman dan ‘Aisyah.
</div>
<div align="justify">
Beliau juga menikah dengan Asma’ binti Umais
bin ma’add bin Taim al-Khatts’amiyyah, dan sebelumnya Asma’ diperistri
oleh Ja’far bin Abi Thalib. Dari hasil pernikahannya ini lahirlah bin
Abu Bakar, dan kelahiran tersebut terjadi pada waktu haji Wada’ di Dzul
Hulaifah.
</div>
<div align="justify">
Beliau juga menikah dengan Habibah binti Kharijah bin Zaid bin Zuhair dari Bani al-Haris bin al-Khazraj.
</div>
<div align="justify">
Abu Bakar pernah singgah di rumah Kharijah
ketika beliau datang ke Madinah dan kemudian mempersunting putrinya, dan
beliau masih terus berdiam dengannya di suatu tempat yang disebut
dengan as-Sunuh hingga Rasullullah shalallahu ‘alaihi wa sallam wafat
dan beliau kemudian diangkat menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah
shalallahu ‘alihi wa sallam. Dari pernikahan tersebut lahirlah Ummu
Khultsum setelah wafatnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.
<br />
</div>
<div align="justify">
<b>Beberapa Keutamaan Beliau</b>
</div>
<div align="justify">
Keutamaan Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu
anhu sangat banyak sekali dan telah dimuat dalam kitab-kitab sunnah,
kitab tarajim (biografi para tokoh), maupun kitab-kitab tarikh, namun
disni akan dinukilkan sebagian apa yang telah di ringkas oleh Doktor
Muhammad as-Sayyid al-Wakil dalam kitabnya “Jaulah Tarikhiyah fi ‘asri
al-khulafa’ ar-Rasyidin”, dan beberapa kitab lainnya, diantaranya adalah
:
<br />
</div>
<ul>
<li><div align="justify">
Para Ulama Ahlus Sunnah telah ijma’
bahwa manusia termulia setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, kemudian Umar bin Khaththab, kemudian
utsman bin Affan, kemudian ‘Ali bin Abi Thalib, kemudian sepuluh orang
sahabat yang di khabarkan masuk surga, kemudian seluruh sahabat yang
mengikuti perang Badar (ahlu badar), kemudian para sahabat yang
mengikuti perang Uhud, kemudian para sahabat yang mengikuti Ba’iat
Ridwan (ahlu bai’at), kemudian sahabat-sahabat lainnya yang tidak
termasuk sebelumnya.
</div>
</li>
<li>Imam al-Bukhari meriwayatka dari
Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma, beliau berkata, ‘Kami memilih
orang-orang di masa nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka kami memilih
Abu Bakar kemudian Umar, kemudian Utsman’. Dan Imam Ath-Thabari
menambahkan di kitabnya ‘Al-Kabir’ maka Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam mengetahui hal itu dan berkata : <i>“Tidaklah seorang nabi pun
kecuali ia memiliki dua wazir (pendamping) dari penduduk langit dan dua
wazir dari penduduk bumi, adapun pendampingku dari penduduk langit
adalah malaikat Jibril dan Mika’il, sedangkan pendampingku dari penduduk
bumi adalah Abu Bakar dan Umar”.</i>
</li>
<li>Dan Abu Ya’la menluarkan dari ‘Ammar
bin Yasir radhiallahu ‘anhu, beliau berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda, <i>“ Jibril baru saja datang kepadaku, maka
aku berkata : wahai Jibril khabarkan kepada saya tentang keutamaan Umar
bin Khaththab, ia (Jibril) menjawab, ‘kalaulah aku berbicara tentang
keutamaan Umar selama – lamanya Nabi Nuh tinggal bersama kaumnya –
niscaya aku belum selesai dari membicarakan keutamaan Umar, dan
sesungguhnya keutamaan-keutamaan yang dimiliki Umar hanyalah satu
hasanah (kebaikan) dari kebaikan-kebaikan yang dimiliki Abu Bakar”.</i>
</li>
<li>Beliau Adalah Sahabat Yang Menemani
Rasulullahu ‘alaihi wa sallam di Gua ketika Hijrah. Allah berfirman
dalam surat at-Taubah ayat 40 yang artinya, <i>“Jikalau tidak
menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu)
ketika orang-orang kafir (musyrikin Makkah) mengeluarkannya (dari
Makkah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada
di dalam gua , diwaktu dia berkata kepada temannya, janganlah berduka
cita, sesungguhnya Allah bersama kita.”</i>(at-Taubah: 40). ‘Aisyah, Abu Sa’id dan Ibnu Abbas dalam menafsirkan ayat ini mengatakan , <i>“Abu Bakarlah yang mengiringi Nabi dalam gua tersebut.”</i>
</li>
<li>Diriwayatkan dari al-Barra’ bin
Azib, ia berkata, “Suatu ketika Abu Bakar pernah membeli seekor
tunggangan dari Azib dengan harga 10 dirham, maka Abu Bakar berkata
kepada ‘Azib, Suruhlah anakmu si Barra agar mangantarkan hewan
tersebut.” Maka ‘Azib berkata, “Tidak, hingga engkau menceritakan
perjalananmu bersama Rosulullah ketka keluar dari Makkah sementara
orang-orang musyrikin sibuk mencari-cari kalian.”
</li>
<li>Abu Bakar berkata, “Kami berangkat
dari Makkah, berjalan sepanjang siang dan malam hingga datang waktu
dhuhur, maka aku mencari-cari tempat bernaung agar kami dapat istirahat
di bawahnya, ternyata aku melihat ada batu besar, maka segera kudatangi
dan terlihat di situ ada naungannya, maka kubentangkan tikar untuk Nabi
shalallahu ‘alihi wa sallam, kemudian aku katakan
kepadanya,”Istirahatlah wahai Nabi Allah.” Maka beliaupun beristirahat,
sementara aku memantau daerah sekitarku, apakah ada orang-orang yang
mencari kami datang mengintai. Tiba-tiba aku melihat ada seorang
penggembala kambing sedang mengiring kambingnya kebawah teduhan di bawah
batu tersebut ingin berteduh seperti kami, maka aku bertanya padanya,
”Siapa tuanmu wahai budak?” Dia menjawab, “Budak milik si Fulan,
seseorang dari suku Quraisy.” Dia menyebut nama tuannya dan aku
mengenalnya kemudian kutanyakan, “Apakah kambingmu memiliki susu?” Dia
menjawab , “Ya” lantas kukatakan, “Maukah engkau memeras untuk kami?”
Dia menjawab, “Ya” Maka dia mengambil salah satu dari kambing-kambing
tersebut, setelah itu kuperintahkan dia agar membersihkan susu kambing
tersebut terlebih dahulu dari kotoran dan debu, maka dia menepuk kedua
telapak tangannya dan dia mulai memeras susu, sementara aku telah
mempersiapkan wadah yang di mulutnya dibalut kain menampung susu
tersebut, maka segera kutuangkan susu yang telah diperas itu ke tempat
tersebut dan kutunggu hingga bawahnya dingin, lalu kubawakan kehadapan
Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam dan ternyata beliau sudah bangun,
segera kukatakan padanya, “Minumlah wahai Rasulullah.” Maka beliau mulai
minum hingga kulihat beliau telah kenyang, setelah itu kukatakan
padanya, “Bukankah kita akan segera kembali ya Rasulullah?” Beliau
menjawab, “Ya!” akhirnya kami melanjutkan perjalanan sementara
orang-orang musyrik terus menerus mencari kami, tidak satupun yang dapat
menyusul kami kecuali Suraqah bin Malik bin Ju’syam yang mengendarai
kudanya, maka kukatakan pada Rasulullah, “Orang ini telah berhasil
mengejar kita wahai Rasulullah,” namun beliau menjawab, “Jangan
khawatir, sesungguhnya Allah bersama kita.”
<br /><div align="justify">
Diriwayatkan dari Anas dari Abu Bakar
radhiyallahu anhu beliau berkata, “Kukatakan kepada nabi shalallahu
‘alihi wa sallam ketika kami berada dalam gua, ‘Andai saja mereka
(orang-orang musyrikin) melihat ke bawah kaki mereka pastilah kita akan
terlihat.’ Rasul menjawab, “Bagaimana pendapatmu wahai Abu Bakar dengan
dua orang manusia sementara Allah menjadi yang ketiga.”</div>
</li>
</ul>
<br />
<br /><div align="justify">
<b>Masa Kekhalifahan Beliau</b>
</div>
<div align="justify">
Dalam riwayat al-Bukhari diriwayatkan dari
Aisyah radhiyallahu` anha, bahwa ketika Rasulullah wafat, Abu Bakar
datang dengan menunggang kuda dari rumah beliau yang berada di daerah
Sunh. Beliau turun dari hewan tunggangannya itu kemudian masuk ke
masjid. Beliau tidak mengajak seorang pun untuk berbicara sampai
akhirnya masuk ke dalam rumah Aisyah. Abu Bakar menyingkap wajah
Rasulullah yang ditutupi dengan kain kemudian mengecup keningnya. Abu
Bakar pun menangis kemudian berkata : “demi ayah dan ibuku sebagai
tebusanmu, Allah tidak akan menghimpun dua kematian pada dirimu. Adapun
kematian yang telah ditetapkan pada dirimu, berarti engkau memang sudah
meninggal.”Kemudian Abu Bakar keluar dan Umar sedang berbicara dihadapan
orang-orang. Maka Abu Bakar berkata : “duduklah wahai Umar!” Namun Umar
enggan untuk duduk. Maka orang-orang menghampiri Abu Bakar dan
meninggalkan Umar. Abu Bakar berkata : “Amma bad`du, barang siapa
diantara kalian ada yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad
telah mati. Kalau kalian menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah Maha
Hidup dan tidak akan pernah mati. Allah telah berfirman :
</div>
<div align="justify">
<i>“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang
rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah
jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)
Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan
mudharat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada
orang-orang yang bersyukur.” </i>(QS Ali Imran : 144)
</div>
<div align="justify">
Ibnu Abbas radhiyallahu` anhuma berkata :
“demi Allah, seakan-akan orang-orang tidak mengetahui bahwa Allah telah
menurunkan ayat ini sampai Abu Bakar membacakannya. Maka semua orang
menerima ayat Al-Qur`an itu, tak seorangpun diantara mereka yang
mendengarnya melainkan melantunkannya.”
</div>
<div align="justify">
Sa`id bin Musayyab rahimahullah berkata :
bahwa Umar ketika itu berkata : “Demi Allah, sepertinya aku baru
mendengar ayat itu ketika dibaca oleh Abu Bakar, sampai-sampai aku tak
kuasa mengangkat kedua kakiku, hingga aku tertunduk ke tanah ketika aku
mendengar Abu Bakar membacanya. Kini aku sudah tahu bahwa nabi memang
sudah meninggal.”
</div>
<div align="justify">
Dalam riwayat al-Bukhari lainnya, Umar
berkata : “maka orang-orang menabahkan hati mereka sambil tetap
mengucurkan air mata. Lalu orang-orang Anshor berkumpul di sekitar Sa`ad
bin Ubadah yang berada di Saqifah Bani Sa`idah” mereka berkata : “Dari
kalangan kami (Anshor) ada pemimpin, demikian pula dari kalangan
kalian!” maka Abu Bakar, Umar dan Abu Ubaidah bin al-Jarroh mendekati
mereka. Umar mulai bicara, namun segera dihentikan Abu Bakar. Dalam hal
ini Umar berkata : “Demi Allah, yang kuinginkan sebenarnya hanyalah
mengungkapkan hal yang menurutku sangat bagus. Aku khawatir Abu Bakar
tidak menyampaikannya” Kemudian Abu Bakar bicara, ternyata dia orang
yang terfasih dalam ucapannya, beliau berkata : “Kami adalah pemimpin,
sedangkan kalian adalah para menteri.” Habbab bin al-Mundzir menanggapi :
“Tidak, demi Allah kami tidak akan melakukannya, dari kami ada pemimpin
dan dari kalian juga ada pemimpin.” Abu Bakar menjawab : “Tidak, kami
adalah pemimpin, sedangkan kalian adalah para menteri. Mereka (kaum
Muhajirin) adalah suku Arab yang paling adil, yang paling mulia dan
paling baik nasabnya. Maka baiatlah Umar atau Abu Ubaidah bin
al-Jarroh.”Maka Umar menyela : “Bahkan kami akan membai`atmu. Engkau
adalah sayyid kami, orang yang terbaik diantara kami dan paling dicintai
Rasulullah.” Umar lalu memegang tangan Abu Bakar dan membai`atnya yang
kemudian diikuti oleh orang banyak. Lalu ada seorang yang berkata :
“kalian telah membunuh (hak khalifah) Sa`ad (bin Ubadah).” Maka Umar
berkata : “Allah yang telah membunuhnya.” (Riwayat Bukhari)
</div>
<div align="justify">
Menurut `ulama ahli sejarah, Abu Bakar
menerima jasa memerah susu kambing untuk penduduk desa. Ketika beliau
telah dibai`at menjadi khalifah, ada seorang wanita desa berkata :
“sekarang Abu Bakar tidak akan lagi memerahkan susu kambing kami.”
Perkataan itu didengar oleh Abu Bakar sehingga dia berkata : “tidak,
bahkan aku akan tetap menerima jasa memerah susu kambing kalian.
Sesungguhnya aku berharap dengan jabatan yang telah aku sandang sekarang
ini sama sekali tidak merubah kebiasaanku di masa silam.” Terbukti, Abu
Bakar tetap memerahkan susu kambing-kambing mereka.
</div>
<div align="justify">
Ketika Abu Bakar diangkat sebagai khalifah,
beliau memerintahkan Umar untuk mengurusi urusan haji kaum muslimin.
Barulah pada tahun berikutnya Abu Bakar menunaikan haji. Sedangkan untuk
ibadah umroh, beliau lakukan pada bulan Rajab tahun 12 H. beliau
memasuki kota Makkah sekitar waktu dhuha dan langsung menuju rumahnya.
Beliau ditemani oleh beberapa orang pemuda yang sedang
berbincang-bincang dengannya. Lalu dikatakan kepada Abu Quhafah (Ayahnya
Abu Bakar) : “ini putramu (telah datang)!”
</div>
<div align="justify">
Maka Abu Quhafah berdiri dari tempatnya. Abu
Bakar bergegas menyuruh untanya untuk bersimpuh. Beliau turun dari
untanya ketika unta itu belum sempat bersimpuh dengan sempurna sambil
berkata : “wahai ayahku, janganlah anda berdiri!” Lalu Abu Bakar memeluk
Abu Quhafah dan mengecup keningnya. Tentu saja Abu Quhafah menangis
sebagai luapan rasa bahagia dengan kedatangan putranya tersebut.
</div>
<div align="justify">
Setelah itu datanglah beberapa tokoh kota
Makkah seperti Attab bin Usaid, Suhail bin Amru, Ikrimah bin Abi Jahal,
dan al-Harits bin Hisyam. Mereka semua mengucapkan salam kepada Abu
Bakar : “Assalamu`alaika wahai khalifah Rasulullah!” mereka semua
menjabat tangan Abu Bakar. Lalu Abu Quhafah berkata : “wahai Atiq
(julukan Abu Bakar), mereka itu adalah orang-orang (yang baik). Oleh
karena itu, jalinlah persahabatan yang baik dengan mereka!” Abu Bakar
berkata : “Wahai ayahku, tidak ada daya dan upaya kecuali hanya dengan
pertolongan Allah. Aku telah diberi beban yang sangat berat, tentu saja
aku tidak akan memiliki kekuatan untuk menanggungnya kecuali hanya
dengan pertolongan Allah.” Lalu Abu Bakar berkata : “Apakah ada orang
yang akan mengadukan sebuah perbuatan dzalim?” Ternyata tidak ada
seorangpun yang datang kepada Abu Bakar untuk melapor sebuah kedzaliman.
Semua orang malah menyanjung pemimpin mereka tersebut.
<br />
</div>
<div align="justify">
<b>Wafat Beliau</b>
</div>
<div align="justify">
Menurut para `ulama ahli sejarah Abu Bakar
meninggal dunia pada malam selasa, tepatnya antara waktu maghrib dan
isya pada tanggal 8 Jumadil awal 13 H. Usia beliau ketika meninggal
dunia adalah 63 tahun. Beliau berwasiat agar jenazahnya dimandikan oleh
Asma` binti Umais, istri beliau. Kemudian beliau dimakamkan di samping
makam Rasulullah. Umar mensholati jenazahnya diantara makam Nabi dan
mimbar (ar-Raudhah) . Sedangkan yang turun langsung ke dalam liang lahat
adalah putranya yang bernama Abdurrahman (bin Abi Bakar), Umar, Utsman,
dan Thalhah bin Ubaidillah.
<br />
</div>
<b>Sumber :</b>
<br />Lihat : Tarikh al-Khulafa’, Jaulah Tarikhiyah fi ‘Asri al-Khulafa’
ar-Rasyidin karya DR. Muhammad as-Sayyid al-Wakil, Al-Bidayah wan
Nihayah, Masa Khulafa’ur Rasyidin Tartib wa Tahdzib Kitab al-Bidayah wan
Nihayah karya Ibnu Katsir. - Shifatush-Shofwah karya Ibnul Jauzi. Dan
lainnya<br />
<a href="http://www.alsofwah.or.id/">www.alsofwah.or.id</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05996752163407622320noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1294144757815418969.post-9713086673418138362013-04-10T03:19:00.002-07:002013-04-10T03:19:16.801-07:00Mengetahui kecantikan Bidadari Surga<strong style="text-align: justify;">Bidadari Surga, Pesona dan Kecantikannya. </strong><span style="text-align: justify;">Mereka
adalah bidadari yang sangat cantik jelita. Keelokan dan kecantikan
mereka mencapai kesempurnaan, tak ada kekurangan dan kecacatan
sedikitpun, hingga mata tak akan berpaling dari memandang mereka.</span><br />
<div style="text-align: justify;">
Kulit mereka sangat halus dan jernih,
hingga sum-sum tulang betis mereka bisa terlihat dari balik dagingnya.
Oleh karena itu, tubuh mereka laksana permata yaqut dan marjan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Alloh berfirman:</div>
<div style="text-align: justify;">
<em>“Seakan-akan bidadari itu permata yaqut dan marjan.”</em> <strong>(QS. ar-Rohman [55]: 58)</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Mereka memiliki mata yang begitu indah dan menawan. Mereka bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik.</div>
<div style="text-align: justify;">
Alloh berfirman:</div>
<div style="text-align: justify;">
<em>“Di dalam surga itu ada
bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik. Maka nikmat Robb
kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Bidadari-bidadari) yang jelita,
putih bersih,</em><em> dipingit dalam rumah.”</em> <strong>(QS. ar-Rohman [55]: 70-72)</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Mereka adalah gadis-gadis yang muda
belia, yang tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka dan tidak
pula oleh bangsa jin.</div>
<div style="text-align: justify;">
Alloh berfirman:</div>
<div style="text-align: justify;">
<em>“Di dalam surga itu ada
bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah
disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang
menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin.” </em><strong>(QS. ar-Rohman [55]: 56)</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Mereka adalah gadis-gadis perawan yang penuh cinta dan sayang diciptakan untuk penghuni-penghuni surga.</div>
<div style="text-align: justify;">
Alloh berfirman:</div>
<div style="text-align: justify;">
<em>“Sesungguhnya Kami menciptakan
mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan mereka
gadis-gadis perawan. Penuh cinta lagi sebaya umurnya. (Kami ciptakan</em><em> </em><em>mereka) untuk golongan kanan.”</em> <strong>(QS. al-Waqi’ah [56]: 35-38)</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Mereka senantiasa dalam keadaan suci dari haidh dan nifas, dari air seni dan kotoran, sebagaimana firman-Nya:</div>
<div style="text-align: justify;">
<em>“</em><em>Untuk orang-orang yang
bertakwa (kepada Alloh), pada sisi Robb mereka ada surga yang mengalir
dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka
dikaruniai) istri-istri yang disucikan serta keridhoan Alloh. Dan Alloh
Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.”</em> <strong>(QS. Ali Imron [3]: 15)</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Aroma mereka adalah aroma harum minyak
kesturi. Sungguh sangat menakjubkan bahwa semerbak aroma wanginya mampu
memenuhi sepenuh bumi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Rosululloh bersabda:</div>
<div dir="RTL" style="text-align: justify;">
<strong>))</strong><strong>
وَلَوْ أَنَّ امْرَأَةً مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ اطَّلَعَتْ إِلَى أَهْلِ
الأَرْضِ لأَضَاءَتْ مَا بَيْنَهُمَا وَلَمَلأَتْهُ رِيحًا ،
وَلَنَصِيفُهَا عَلَى رَأْسِهَا خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا </strong><strong>((</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
<em>“Seandainya wanita surga (bidadari)
muncul ke permukaan bumi, niscaya dia akan menerangi apa yang ada di
antara keduanya, aroma wanginya akan memenuhi bumi. Sungguh tutup
kepalanya lebih baik dari dunia seisinya.”</em> <strong>(HR. al-Bukhori)</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Ibnul Qoyyim berkata:</div>
<div style="text-align: justify;">
“Jika anda bertanya tentang mempelai
wanita dan istri-istri penduduk surga, maka mereka adalah gadis-gadis
remaja yang montok dan sebaya. Pada diri mereka mengalir darah muda,
pipi mereka halus dan segar bagaikan bunga dan apel, dada mereka kencang
dan bundar bagai delima, gigi mereka bagaikan intan mutu manikam
(bermacam-macam permata), keindahan dan kelembutan mereka selalu menjadi
perebutan.</div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://www.hasmi.org/mengetahui-kecantikan-para-bidadari-syurga/bidadari-syurga-dan-keindahannya/" rel="attachment wp-att-8268" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" class="aligncenter wp-image-8268" height="240" src="http://www.hasmi.org/wp-content/uploads/2012/09/bidadari-syurga-dan-keindahannya.png" title="bidadari syurga dan keindahannya" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Elok wajahnya bagaikan terangnya
matahari, kilauan cahaya terpancar dari gigi-giginya dikala tersenyum.
Jika anda dapatkan cintanya, maka katakan semau anda tentang dua cinta
yang bertaut. Jika anda mengajaknya berbincang (tentu anda begitu
berbunga), bagaimana pula rasanya jika pembicaraan itu antara dua
kekasih (yang penuh rayu, canda dan pujian). Keindahan wajahnya terlihat
sepenuh pipi, seakan-akan anda melihat ke cermin yang bersih mengkilat
(maksudnya, menggambarkan persamaan antara keindahan paras bidadari
dengan cermin yang bersih berkilau setelah dicuci dan dibersihkan,
sehingga tampak jelas keindahan dan kecantikan). Bagian dalam betisnya
bisa terlihat dari luar, seakan tidak terhalangi oleh kulit, tulang
maupun perhiasannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Andaikan ia tampil (muncul) di dunia,
niscaya seisi bumi dari barat hingga timur akan mencium aroma wanginya,
dan setiap lisan makhluk hidup akan mengucapkan tahlil, tasbih, dan
takbir karena terperangah dan terpesona. Dan niscaya antara dua ufuk
akan menjadi indah berseri berhias dengannya. Setiap mata akan menjadi
buta, sinar mentari akan selalu pudar sebagaimana matahari mengalahkan
sinar bintang. Pasti semua yang melihatnya di seluruh muka bumi akan
beriman kepada Alloh Yang Maha hidup lagi Maha Qoyyum (Tegak lagi
Menegakkan). Kerudung di kepalanya lebih baik daripada dunia seisinya.
Hasratnya terhadap suami melebihi semua keinginan dan cita-citanya.
Tiada hari berlalu melainkan akan semakin menambah keindahan dan
kecantikan dirinya. Tiada jarak yang ditempuh melainkan semakin menambah
rasa cinta dan hasratnya. Bidadari adalah gadis yang dibebaskan dari
kehamilan, melahirkan, haidh dan nifas, disucikan dari ingus, ludah, air
seni, dan air tinja, serta semua kotoran.<a href="http://www.hasmi.org/mengetahui-kecantikan-para-bidadari-syurga/bunga-indah/" rel="attachment wp-att-8269"><img alt="" class="alignleft size-full wp-image-8269" height="272" src="http://www.hasmi.org/wp-content/uploads/2012/09/bunga-indah.png" title="bunga indah" width="350" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Masa remajanya tidak akan sirna,
keindahan pakaiannya tidak akan usang, kecantikannya tidak akan memudar,
hasrat dan nafsunya tidak akan melemah, pandangan matanya hanya tertuju
kepada suami, sekali-kali tidak menginginkan yang lain. Begitu pula
suami akan selalu tertuju padanya. Bidadarinya adalah puncak dari
angan-angan dan nafsunya. Jika ia melihat kepadanya, maka bidadarinya
akan membahagiakan dirinya. Jika ia minta kepadanya pasti akan dituruti.
Apabila ia tidak di tempat, maka ia akan menjaganya. Suaminya
senantiasa dalam dirinya, di manapun berada. Suaminya adalah puncak dari
angan-angan dan rasa damainya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Di samping itu, bidadari ini tidak
pernah dijamah sebelumnya, baik oleh bangsa manusia maupun bangsa jin.
Setiap kali suami memandangnya maka rasa senang dan suka cita akan
memenuhi rongga dadanya. Setiap kali ia ajak bicara maka keindahan intan
mutu manikam akan memenuhi pendengarannya. Jika ia muncul maka seisi
istana dan tiap kamar di dalamnya akan dipenuhi cahaya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Jika anda bertanya tentang usianya, maka mereka adalah gadis-gadis remaja yang sebaya dan sedang ranum-ranumnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Jika anda bertanya tentang keelokan wajahnya, maka apakah anda telah melihat eloknya matahari dan bulan?!</div>
<div style="text-align: justify;">
Jika anda bertanya tentang hitam
matanya, maka ia adalah sebaik-baik yang anda saksikan, mata yang putih
bersih dengan bulatan hitam bola mata yang begitu pekat menawan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Jika anda bertanya tentang bentuk
fisiknya, maka apakah anda pernah melihat ranting pohon yang paling
indah yang pernah anda temukan?</div>
<div style="text-align: justify;">
Jika anda bertanya tentang warna kulitnya, maka cerahnya bagaikan batu rubi dan marjan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Jika anda bertanya tentang elok budinya,
maka mereka adalah gadis-gadis yang sangat baik penuh kebajikan, yang
menggabungkan antara keindahan wajah dan kesopanan. Maka merekapun
dianugerahi kecantikan luar dan dalam. Mereka adalah kebahagiaan jiwa
dan penghias mata.</div>
<div style="text-align: justify;">
Jika anda bertanya tentang baiknya
pergaulan dan pelayanan mereka, maka tidak ada lagi kelezatan selainnya.
Mereka adalah gadis-gadis yang sangat dicintai suami karena kebaktian
dan pelayanannya yang paripurna, yang hidup seirama dengan suami penuh
pesona harmoni dan asmara.</div>
<div style="text-align: justify;">
Apa yang anda katakan apabila seorang
gadis tertawa di depan suaminya maka surga yang indah itu menjadi
bersinar? Apabila ia berpindah dari satu istana ke istana lainnya, anda
akan mengatakan: “Ini matahari yang berpindah-pindah di antara garis
edarnya.” Apabila ia bercanda, kejar mengejar dengan suami, duhai…
alangkah indahnya…!!” <strong>(Hadil Arwah ila Biladil Afrah, 359-360) </strong></div>
<a href="http://www.hasmi.org/" rel="home" title="HASMI :: Sebuah Gerakan Kebangkitan">HASMI :: Sebuah Gerakan Kebangkita</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05996752163407622320noreply@blogger.com0